Apa itu Walimatus Safar? Sejarah dan Hukum Melaksanakannya

Walimatus safar jadi tradisi populer saat musim haji tiba

Intinya Sih...

  • Walimatus Safar adalah tradisi syukuran sebelum ke tanah suci, menandakan musim haji telah tiba.
  • Tradisi ini tidak termasuk syarat dan rukun sah haji, berasal dari bahasa Arab dan sering dilakukan sebulan sebelum keberangkatan.
  • Ada pro dan kontra terkait hukum pelaksanaan walimatus safar, dengan dalil masing-masing pihak yang mendukung atau menentang tradisi tersebut.

Walimatus Safar berarti acara syukuran sebelum ke tanah suci, menandakan musim haji telah tiba. Tradisi ini juga kerap disebut sebagai acara pamitan. Ini menandakan seluruh jemaah ibadah haji dari seluruh dunia yang telah memenuhi persyaratan, akan berangkat ke tanah suci. Tradisi ini sering dianggap “wajib” bagi sebagian calon haji.  

Meski walimatus safar terlihat sudah menyatu dengan masyarakat, tetapi pada hakikatnya tradisi ini bukan termasuk syarat dan rukun sah haji. Lalu, sebenarnya apa arti walimatus safar dan bagaimana hukumnya? Yuk, simak informasi dari IDN Times di bawah ini!

1. Arti walimatus safar

Apa itu Walimatus Safar? Sejarah dan Hukum MelaksanakannyaSuasana Masjid Nabawi, Madinah yang dipenuhi oleh Jemaah di tengah musim haji (IDN Times/Umi Kalsum)

Walimatus safar (aksara Arab: وليمة السفر) berasal dari bahasa Arab. Namun, kamu gak akan pernah bisa menemukan dua kata tersebut ditulis serangkai dalam kamus. Kedua kata tersebut harus diartikan kata per kata dan dipahami serangkai.

Secara literal, walimatus safar terdiri dari dua kata, yaitu walimah (وليمة) berarti ‘perjamuan, pesta, acara makan-makan’ dan safar (السفر) berarti ‘perjalanan’. Jika ditulis serangkai, walimatus safar berarti upacara yang diadakan sebelum melakukan perjalanan, dalam hal ini adalah perjalanan haji.

Dilansir situs Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, walimatus safar merupakan suatu upacara yang dilakukan oleh jemaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Pada umunya, tradisi ini hanya dilakukan ketika seseorang ingin melaksanakan haji, tidak untuk perjalanan yang lain. Banyak dari calon jemaah haji yang merasa tidak afdal perjalanannya jika upacara tersebut tidak dilakukan.

2. Kegiatan yang dilakukan saat walimatus safar

Apa itu Walimatus Safar? Sejarah dan Hukum MelaksanakannyaIlustrasi makan-makan. (Pexels.com/Askar Abayev)

Pada umumnya, tradisi walimatus safar akan dilakukan satu bulan, dua pekan, atau beberapa hari sebelum kepergian jemaah haji. Tradisi ini biasanya dirayakan bersama keluarga dan sahabat. Momen ini sering dijadikan sebagai media berdakwah sebab akan ada rangkaian acara ceramah terkait ibadah haji.

Tidak hanya itu saja, rangkaian yang tidak kalah penting, yang juga lumrah dilakukan, adalah saling bermaaf-maafan di antara jemaah haji dan undangan yang turut hadir. Beberapa kegiatan walimatus safar lainnya yang dilansir buku Tradisi Haji Dalam Masyarakat Beberapa Daerah di Indonesia, khususnya masyarakat Kudus, adalah membaca surat yasin dan makan-makan.

Baca Juga: 5 Rukun Umroh dan Penjelasannya yang Wajib Diketahui

3. Sejarah walimatus safar di Indonesia

Apa itu Walimatus Safar? Sejarah dan Hukum Melaksanakannyailustrasi Peta Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir NU Online, walimatus safar yang dirayakan sebelum keberangkatan jemaah haji dan umrah, sudah eksis sejak zaman kolonial Belanda. Pada masa ini, tradisi walimatus safar juga hampir sama dengan yang terjadi di masa sekarang. Para jemaah haji, keluarga, serta kerabat saling bermaafan, kemudian mengantarkan jemaah haji sampai ke pelabuhan.

Selain itu, tujuan tradisi walimatus safar pada masa ini adalah untuk menghormati jemaah haji sebab dirinya akan melakukan perjalanan nan jauh dan melelahkan. Dengan demikian, di antara jemaah haji dan sang keluarga serta kerabat biasanya akan saling bermaafan agar keduanya tidak memiliki beban dan penyesalan di kemudian hari. 

4. Hukum walimatus safar

Apa itu Walimatus Safar? Sejarah dan Hukum Melaksanakannyailustrasi hukum walimatus safar berdasarkan al-Qur'an dan hadis (freepik.com/fabrikasimf)

Meski sudah menjadi tradisi turun-temurun, ternyata masih ada sebagian kalangan yang pro dan kontra terkait hukum pelaksanaan walimatus safar. Kedua kalangan tersebut pun masing-masing memiliki dalil yang menjadi rujukannya.  

Salah satu pihak yang membolehkan tradisi walimatus safar, memilih riwayat Imam Bukhari dari Sahabat Jabir RA sebagai dalil. Dilansir NU online yang mengutip Kiai Munawwir, berdasarkan riwayat tersebut, dirinya terlihat setuju dengan pelaksanaan tradisi walimatus safar. "Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah SAW ketika pulang dari Madinah melakukan penyembelihan kambing atau sapi," lanjutnya.

Jika ada pro, tentu ada kontra. Berbeda dengan sebelumnya, dilansir YouTube Tafaqquh Fiddin, mengutip ceramah ustaz Khalid Basalamah yang bertajuk “Hukum menghadiri Walimah Safar yang akan berangkat Haji atau Umrah”, dalam video ceramah tersebut, dirinya terlihat kurang setuju dengan pelaksanaan tradisi walimatus safar.

Ustaz Khalid mengaku bahwa pemahaman kata walimah (aksara Arab: وليمة) agak keliru sebab kata tersebut biasanya merujuk pada pesta pernikahan. Dirinya juga menambahkan bahwa sahabat dan Nabi tidak pernah ingin diketahui orang, kecuali darurat saat beribadah. Hal tersebut berkaitan dengan sikap ria yang mungkin akan timbul di dalam diri seseorang.

Islam memang melarang umatnya untuk berperilaku ria. Hal ini sudah dijelaskan dalam Q.S. An-Nisa (38) yang berbunyi:

وَالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۗ وَمَنْ يَّكُنِ الشَّيْطٰنُ لَهٗ قَرِيْنًا فَسَاۤءَ قَرِيْنًا

Artinya: “(Allah juga tidak menyukai) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena riya kepada orang (lain) dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Akhir. Siapa yang menjadikan setan sebagai temannya, (ketahuilah bahwa) dia adalah seburuk-buruk teman.”.

Dilansir Tafsirweb yang mengutip Tafsir Al-Mukhtashar, ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan memberikan azab yang menginfakkan hartanya jika hanya untuk dilihat dan dipuji sesama manusia serta tidak beriman kepada Allah dan tidak percaya pada hari kiamat. Adapun yang membuat manusia tersesat adalah kegemaran mengikuti setan. Barang siapa berteman dengan setan, maka setan adalah seburuk-buruknya sahabat.

Itulah arti walimatus safar, mulai dari definisi, sejarah, hukum pelaksanaan, hingga aktivitas yang termasuk dalam rangkaian acaranya. Terlepas dari hukum dibolehkan ataupun tidak, walimatus safar terus menjadi tradisi masyarakat Indonesia yang memiliki makna mendalam dan lahir dari sejarah yang panjang.

Baca Juga: 6 Tips Tetap Sehat dan Bugar selama Ibadah Haji

Topik:

  • Sierra Citra
  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya