Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Berhenti Membandingkan IPK, Jangan Begini!

ilustrasi mahasiswa (pexels.com/@wildlittlethingsphoto)
ilustrasi mahasiswa (pexels.com/@wildlittlethingsphoto)

Bagi para mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah IPK, bukan? IPK merupakan kependekan dari Indeks Prestasi Kumulatif yang biasanya berisi nilai-nilai dari mata kuliah.

Setiap orang tentu biasanya memiliki IPK yang berbeda, sebab tergantung pada hasil akhir yang diperolehnya. Banyak mahasiswa yang menganggap IPK sebagai suatu prestige tertentu, sehingga kemudian saling membandingkan.

Padahal, kamu perlu tahu beberapa alasan berikut ini yang sebaiknya membuatmu berhenti saling membandingkan soal IPK. Apa saja alasannya?

1. Harus banyak bersyukur

ilustrasi presentasi (pexels.com/@divinetechygirl)
ilustrasi presentasi (pexels.com/@divinetechygirl)

Hal yang tentunya harus kamu miliki adalah rasa syukur terhadap segala sesuatu. Kamu pun tentu harus bersyukur atas hasil perkuliahan yang diperoleh.

Tentunya dengan rasa syukur tersebut, maka diharapkan kamu dapat meningkatkan prestasi belajar. Justru jika kamu terus membanding-bandingkan, maka rasa syukurmu pun jadi ikut lenyap.

2. Tidak akan ada habisnya dalam membandingkan

ilustrasi merasa bosan (pexels.com/@pixabay)
ilustrasi merasa bosan (pexels.com/@pixabay)

Kadang kala keinginan untuk saling membandingkan seolah menjadi satu hal yang sulit dihindari. Padahal jika terus membanding-bandingkan segala sesuatu termasuk IPK, maka tentu tidak akan ada habisnya.

Kamu semestinya dapat fokus pada apa yang kamu miliki saat ini. Dengan begitu, maka kamu pun jadi tak ada waktu untuk mengurusi hal-hal lainnya.

3. Memberikan rasa minder

ilustrasi lelah belajar (pexels.com/@pixabay)
ilustrasi lelah belajar (pexels.com/@pixabay)

Besar kecilnya IPK terkadang menjadi satu hal sensitif untuk dibahas. Bahkan banyak orang yang cenderung enggan untuk membicarakan soal IPK, apalagi jika hasil yang diperolehnya juga tak memuaskan.

Terkadang hal seperti ini hanya akan memberikan rasa minder semata. Alih-alih memberi semangat, justru terkadang hanya akan memberikan rasa kecewa hingga minder dalam melanjutkan perkuliahan.

4. Menunjukan keangkuhan

ilustrasi belajar (pexels.com/@olly)
ilustrasi belajar (pexels.com/@olly)

Berbanding terbalik dengan poin sebelumnya mengenai rasa minder, justru akan berbeda jika kamu memiliki IPK cukup tinggi. Hal ini ternyata bisa menjadi bumerang apabila kamu tak bijak dalam menyikapinya.

Walau pun memiliki IPK besar tentu menjadi kebanggaan, namun kamu pun jadi semakin rentan dengan sifat angkuh. Dampak buruknya tentu akan memengaruhi caramu dalam memandang orang lain, serta bisa berefek kurang baik pada prestasimu selanjutnya.

5. Penurunan motivasi kuliah

ilustrasi ujian (pexels.com/Mary Taylor)
ilustrasi ujian (pexels.com/Mary Taylor)

Memiliki motivasi tinggi untuk berkuliah tentu menjadi moal yang penting. Sayangnya hal ini terkadang tidak selalu baik apabila kamu terus menerus membandingkan soal IPK.

Kamu mungkin akan mudah demotivasi apabila IPKmu ternyata tidak cukup memuaskan. Padahal ada banyak hal penting dalam perkuliahan yang perlu kamu perhatikan selain mengenai IPK semata.

 

Membanding-bandingkan IPK tidak akan memberikan dampak apa pun. Justru bisa menjadi bumerang tersendiri bila kamu tak cukup bijak dalam menyikapinya. Tidak perlu membanding-bandingkan, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us