Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Halal Bi Halal, Halal Bihalal, Halalbihalal, Mana Tulisan yang Benar?

ilustrasi halal bihalal (pexels.com/PNW Production)
Intinya sih...
  • Tradisi halalbihalal adalah maaf-memaafkan setelah puasa Ramadan, dilakukan di tempat khusus seperti auditorium atau aula.
  • Kata halalbihalal berasal dari bahasa Arab dan sebenarnya tidak digunakan di negara tersebut, menurut Kementerian Pendidikan Republik Indonesia.
  • Istilah halalbihalal memiliki makna menyambung kembali sesuatu yang tadinya terputus jadi terikat lagi, seperti tali silaturahmi.

Menyambut Hari Raya Idul Fitri, tradisi halalbihalal jadi poin penting yang jarang terlewatkan oleh masyarakat Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan. Tradisi ini dilakukan oleh sekelompok orang di tempat tertentu, seperti auditorium maupun aula, dan biasanya melalui sebuah acara khusus.

Meskipun banyak orang mengenal tradisi halalbihalal, namun gak banyak yang mengetahui tulisan halalbihalal yang benar. Sebenarnya, bagaimana tulisan halalbihalal yang benar serta sejarah awal penggunaannya? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Tulisan halalbihalal yang benar

ilustrasi halal bihalal (pexels.com/Natasya Alias)

Halalbihalal merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang berasal dari serapan bahasa Arab. Dilansir Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, meskipun berasal dari bahasa Arab, namun kata halalbihalal sebenarnya tidak digunakan di negara tersebut.

Halalbihalal sendiri terdiri dari kata 'halal' yang dalam bahasa Arab berarti 'boleh' dan 'bi' yang berarti 'dengan'. Jika digabung, maka seharusnya halalbihalal berarti 'boleh dengan boleh'. 

Karena menghasilkan arti yang berbeda, ketiga unsur tersebut harus digabung dan dianggap sebagai satu kepaduan. Lantas, menurut KBBI, tulisan yang benar justru digabung jadi "halalbihalal". Jadi, jika selama ini kamu menulis dengan halal bi halal atau halal bihalal, maka keduanya salah, ya.

2. Makna halalbihalal dari asal katanya dalam bahasa Arab

ilustrasi halal bihalal (pexels.com/irwan zahuri)

Ketiga unsur kata halal bihalal dalam bahasa Arab, jika dipisah akan memberikan arti yang jauh berbeda dari bahasa Indonesia. Namun, ada pendekatan lain yang bisa dilakukan untuk menyetarakan keduanya, yaitu dengan menggunakan asal kata halal.

Masih dilansir Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, kata halal dalam bahasa Arab berasal dari kata halla. Kata halla ini memiliki 3 makna sebagai berikut : 

  • Halla al-habi yang memiliki arti benang kusut terurai kembali 
  • Halla al-maa' yang memiliki arti air keruh yang diendapkan 
  • Halla as-syai yang artinya halal sesuatu

Dilansir Majelis Ulama Indonesia, menurut Profesor Quraish Shihab dalam buku Membumikan Al-Qur’an, ketiga arti tersebut memiliki makna serupa dengan halalbihalal versi Bahasa Indonesia. Dari asal mula kata halal, istilah halalbihalal bisa bermakna menyambung kembali sesuatu yang tadinya terputus jadi terikat lagi. Yang dimaksud sesuatu di sini adalah tali silaturahmi.

3. Sejarah tradisi halalbihalal

ilustrasi halal bihalal (pexels.com/Afriansyah Lamato)

Setelah mengetahui tulisan halalbihalal yang benar, maka kamu juga harus tahu tentang sejarah penggunaan istilah halalbihalal di Indonesia, nih. Sejarah tradisi yang mulia dan telah mengakar dalam kebudayaan bangsa Indonesia ini, punya beberapa versi.

Dilansir Kemenko PMK, versi pertama sejarah penggunaan istilah halalbihalal dikatakan berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal'. Kata ini masuk dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938.

Istilah halalbihalal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936 yang mempromosikan dagangannya dengan bantuan pribumi. Masyarakat awalnya menggunakan istilah ini untuk sebutan pergi ke Taman Sriwedari di hari Lebaran. Namun, artinya meluas menjadi saling silaturahmi di hari Lebaran.

Versi lain mengungkapkan bahwa halalbihalal dicetuskan pada tahun 1948 oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, Pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab memperkenalkan istilah tersebut kepada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar pemimpin politik yang pada saat itu sedang berkonflik.

Bung Karno kemudian menerima usulan tersebut dan mengadakan acara di Istana Negara. Acara silaturahmi tersebut diberi tajuk Halalbihalal. 

Itulah ulasan mengenai tulisan halalbihalal yang benar serta sejarah penggunaannya di Indonesia. Semoga tulisan di atas membantu dan kamu tidak salah lagi, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us