Kamu mau kuliah di Turki? Gimana sih rasanya jadi mahasiswa asing di Turki? Ribet gak, sih? Yuk, simak beberapa poin di bawah ini.
Ingat ya, kampus di Turki gak ada jas almamaternya seperti di Indonesia. Jadi, gak ada tuh perasaan minder kalau kamu ketemu sama mahasiswa dari kampus elit. Gak ada yang perlu di pamerkan kalau kuliah di Turki.
Di Turki, untuk beberapa jurusan atau kampus memang mengadakan perkenalan. Namun, ada juga yang tidak. Ya, di Turki gak ada istilah ospek buat mahasiswa.
Jadi, kalau sudah jadi mahasiswa di Turki, kamu tinggal belajar dari video-video yang disediakan website kampus tentang spesifik kampusmu itu seperti apa. Cukup membantu, kok.
Satu lagi, di Turki gak ada istilah kakak dan adik angkatan meskipun bahasa Turki itu memang punya sebutan khusus bagi kakak laki-laki (abi) dan kakak perempuan (abla). Paham, kan?
Mahasiswa di Turki gak ada yang pakai jas almamater. Jadi, di Turki gak ada istilahnya jas biru dari kampus ini dan jas merah dari kampus itu.
Nah, kalau musim panas, jangan kaget kalau busana mahasiswa-mahasiswi jadi terbuka. Termasuk pakaian dosen. Yups, dosen di sana ada yang sudah terbiasa pakai gaun pendek gak berlengan di musim ini.
Dan satu lagi, kampus di Turki ada UKM juga alias Unit Kegiatan Mahasiswa seperti di Indonesia. Hukumnya sama, sifatnya gak wajib. Kalau mau ikut, boleh. Kalau gak, silakan.
Kalau kamu pertama kali berkunjung ke kampus-kampus Turki, kamu akan terkejut dengan bentuk gerbang kampus yang gak semewah kampus-kampus di Indonesia. Begitu juga dengan tugu bertuliskan nama fakultas. Tapi, jangan anggap remeh, insfrastruktur di dalamnya enggak kalah, lho.
Kedekatan antara dosen dan mahasiswa di Turki cukup mencengangkan karena beberapa dosen di Turki terlihat supel pada mahasiswanya. Beberapa dosen ada yang santai ketika mengajar, gak perlu duduk di kelas dan metode pengajarannya sangat efektif. Sehingga kebanyakan mahasiswa menganggap dosen yang berkarakter seperti ini lebih nyaman dipanggil dengan sapaan "sen" yang artinya kamu, dan bukan memanggil dengan sapaan "siz" yang artinya Anda.
Mahasiswa lain juga sangat santai ketika mengirim pesan kepada dosen jenis ini. Jika biasanya mahasiswa Indonesia mengirimkan e-mail kepada dosen menggunakan kata "Yth".
Berbeda dengan Turki yang beberapa dosennya tidak masalah kalau dikirimkan e-mail menggunakan kata pembukaan seperti "Merhaba" yang artinya hai atau halo. Asyik, kan?
Di Turki gak banyak hari libur. Tapi, sekalinya libur, panjang banget. Libur musim dingin misalnya, datang sekitar bulan Januari dengan jangka waktu sebulan. Kalau liburan musim panas, datangnya sekitar bulan Juni atau Juli sampai September dengan jangka waktu tiga bulan.
Nah, biasanya kalau mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki akan pulang ke tanah air pada liburan musim panas. Seru banget, kan?
Nah, begitulah deretan poin rasanya kuliah di Turki. Perlu kamu ketahui juga nih, kalau kebanyakan mahasiswa Turki itu sering menghabiskan jam istirahatnya ngobrol di kafe. Ada juga sih yang sibuk dengan tugas di perpustakaan. Kalau di kafe, selain ngobrol-ngobrol biasanya mereka juga suka bermain dama, tavla dan langert.
Kamu tau, gak? Mahasiswa Turki juga gemar mentraktir teman-temannya, lho. Jadi, tenang saja kalau kamu datang ke kafe dan gak bawa uang. Kalau dia gak bayarin, berarti memang lagi krisis. Nah, kenapa mereka suka traktir? Yups, katanya, selama masih bisa berbagi, mereka akan melakukannya.
So, semangat belajar ya supaya impianmu tercapai kuliah di Negeri Konstantinopel ini!