Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekurangan

Kepala pemerintahannya dipimpin oleh perdana menteri

Indonesia menganut Demokrasi Liberal pada tahun 1949 hingga 1959. Konsep liberalisme ini dijalankan demi demokrasi yang bebas di Indonesia.

Model demokrasi ini tidak memberikan batasan bagi tiap individu untuk mengeluarkan pendapat. Namun, demokrasi liberal ini tak berjalan mulus karena banyaknya pandangan dan aspirasi dari masyarakat Indonesia. 

Hal ini justru menimbulkan banyak kekacauan politik dan sistem pemerintahan yang kurang optimal. Ingin mengetahui sejarah, pengertian, dan ciri-ciri demokrasi liberal di Indonesia? Simak dalam penjelasan berikut ini.

1. Pengertian Demokrasi Liberal

Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekuranganilustrasi pemilu 1955 (LIFE/Howard Sochurek)

Demokrasi liberal merupakan model demokrasi yang menempatkan bada legislatif lebih tinggi daripada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan presiden menjabat sebagai kepala negara dalam demokrasi parlementer.

Sistem demokrasi ini menjunjung tinggi kebebasan bagi rakyat, kebebasan berpolitk, dan individualisme. Demokrasi liberal berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan seluruh rakyat memiliki hak dan derajat yang sama.

2. Sejarah Demokrasi Liberal

Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekuranganilustrasi pemilu 1955 (LIFE/Howard Sochurek)

Indonesia menganut sistem demokrasi liberal pada tahun 1949-1959. Konsep liberalisme ini tidak berjalan mulus karena banyaknya pandangan dan aspirasi masyarakat Indonesia.

Perkembangan sistem demokrasi ini ditandai dengan banyaknya partai politik pada Pemilu 1955, sebanyak 172 partai politik bertanding. Namun, hanya ada 4 partai yang memiliki perolehan suara terbesar, yakni:

  • Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan 22,3 persen
  • Masyumi dengan 20,9 persen
  • Nahdlatul Ulama (NU) dengan 18,4 persen
  • Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan 15,4 persen

Sayangnya, demokrasi liberal ini menyebabkan program pemerintahan tidak berjalan dengan mulus. Akibatnya, terjadi kekacauan politik karena parlemen memiliki kekuasaan yang lebih besar.

Demokrasi liberal berakhir pada 1959 ketika Presiden Soekarno membubarkan Dewan Konstituante melalui Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Pembubaran ini terjadi karena adanya konflik antar golongan dan tak kunjung ditetapkannya dasar negara.

 

3. Ciri-ciri Demokrasi Liberal

dm-player
Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekuranganilustrasi Bandung Conference (LIFE/Howard Sochurek)

Dalam pelaksanaannya, demokrasi liberal memiliki ciri-ciri khusus yang cukup berbeda dari sistem demokrasi pada umumnya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi, berikut ciri-ciri lengkapnya.

  • Kepala pemerintahan sama dengan perdana menteri. Presiden hanya simbol kepala negara
  • Kabinet dipimpin perdana menteri dan bertanggung jawab kepada parlemen
  • Lamanya masa kabinet tidak diatur, karena perdana menteri bisa kapan saja dijatuhkan oleh parlemen dan mosi tidak percaya terhadap kinerja dan kebijakannya.
  • Presiden dan wakil presiden tidak bisa diganggu gugat
  • Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah
  • Presiden dapat dan berhak membubarkan DPR
  • Perdana Menteri diangkat oleh Presiden
  • Kontrol terhadap negara (alokasi sumber daya alam dan manusia dapat terkontrol)
  • Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional oleh peraturan perundangan
  • Kelompok minoritas (agama dan etnis) boleh berjuang untuk memperjuangkan dirinya. Kekuasaan pemerintah terbatas
  • Pelaksanaan Demokrasi Liberal di Indonesia Sistem pemerintahan dalam bidang politik yang dianut pada masa demokrasi liberal adalah sistem kabinet presidensial
  • Sistem kabinet presidensial berlandaskan pada UUD 1945 (Undang-Undang Dasar Tahun 19455) dan kekuasaan tertinggi negara ditempati oleh lembaga eksekutif, yaitu presiden. 

3. Kelebihan dan kekurangan Demokrasi Liberal

Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekuranganilustrasi menjelang pemili 1955 (LIFE/Howard Sochurek)

Seperti yang kita ketahui, sistem demokrasi liberal ini memiliki banyak kekurangan, sehingga tidak berjalan mulus di Indonesia. Namun, ternyata sistem ini juga memiliki beberapa kelebihan

Sebagai gambaran, berikut kelebihan dan kekurangan demokrasi liberal:

Kelebihan

  • Kekuasaan pemerintah cukup terbatas dan lebih mduah diawasi
  • Perbedaan pendapat dapat diselesaikan dengan mudah karena semua orang bisa membentuk partainya sendiri

Kekurangan

  • Terlalu banyak partai yang belum tentu baik bagi dunia perpolitikan
  • Partai lebih sibuk untuk mempertahankan kekuasaan, daripada membuat kebijakan

4. Kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal

Ciri-Ciri Demokrasi Liberal: Pengertian, Sejarah, dan Kekuranganilustrasi pemilu 1955 (LIFE/Howard Sochurek)

Mulai tahun 1950-1959 terjadi pergantian kabinet sebanyak 7 kali. Berikut ini kabinet-kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal:

  • Kabinet Natsir (Masyumi) 1950-1951;
  • Kabinet Sukiman (Masyumi) 1951-1952;
  • Kabinet Wilopo (PNI) 1952-1953;
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI) 1953-1955;
  • Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) 1955-1956;
  • Kabinet Ali Sastroamijoyo II (PNI) 1956-1957; dan
  • Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 1957-1959.

Nah, itu dia ciri-ciri demokrasi liberal, lengkap dengan pengertian, sejarah, dan kabinet yang aktif saat ini (1950-1959). Semoga bermanfaat!

Baca Juga: 29 Mei Hari Lanjut Usia Nasional: Sejarah dan Temanya

Topik:

  • Zihan Berliana Ram Ghani
  • Lea Lyliana
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya