3 Positive Parenting dalam Mendidik Anak Masa Kini

Seperti yang diketahui, positive parenting atau pola asuh positif merupakan pendekatan yang berlandaskan prinsip pembangunan hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, pemenuhan kasih sayang, serta pemberian stimulasi agar anak tumbuh lebih optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, positive parenting ini terbilang ideal untuk diterapkan orangtua dalam mendidik anak masa kini.
Sebab dalam implementasinya, orangtua tidak mengajarkan anak dengan memberikan hukuman. Tetapi justru dengan memberikan pengertian anak mana perilaku baik dan buruk. Setidaknya ada tiga positive parenting dalam mendidik anak masa kini. Selengkapnya simak daftarnya sampai akhir, ya!
1. Membangun hubungan baik dengan pasangan

Sering kali kita juga berpikir bahwa untuk memaksimalkan pengasuhan, kita hanya perlu fokus memberikan perhatian ke anak. Misalnya agar anak berperilaku baik, maka orangtua hanya perlu mengajarkan bagaimana cara berperilaku yang baik pada anak. Meskipun hal tersebut juga tepat, tetapi hal tersebut bisa jadi kurang maksimal. Akan lebih maksimal jika kamu dan pasangan membangun hubungan yang baik terlebih dahulu.
Mengapa demikian? Sebab anak akan memperhatikan bagaimana orangtuanya bersikap satu sama lain. Misalnya jika orangtuanya saling support dan mengasihi, anak akan bersikap sama. Sebaliknya, jika orangtua sering bersikap saling merendahkan dan tidak saling menghargai, anak juga bisa bersikap demikian. Sehingga meskipun kelihatannya sepele, cara kita bersikap pada pasangan akan menentukan baik atau buruknya perkembangan anak hingga mereka dewasa.
2. Mencari tahu alasan di balik perilaku anak

Tips untuk menerapkan positive parenting berikutnya yaitu dengan mencari tahu di balik perilaku anak. Hal tersebut penting, namun sayangnya juga masih sering terabaikan. Akibatnya anak juga merasa bahwa perasaannya tidak divalidasi atau bahkan merasa tertekan.
Misalnya ketika anak mogok sekolah, kerap kali orangtua memberikan label mereka pemalas atau bahkan memberikan hukuman tertentu. Padahal kalau mau sedikit berempati, bisa jadi ada alasan di balik perilaku anak tersebut. Seperti karena ada kegiatan di sekolah yang membuat mereka tertekan, bertengkar dengan teman, atau menjadi korban perundungan, misalnya.
Maka dari itu, mencari tahu alasan di balik perilaku anak terlebih dahulu alih-alih menghakimi, penting diterapkan dalam pengasuhan positif. Hal tersebut bisa dimulai, misalnya dengan bicara dari hati ke hati, kemudian memberi validasi kepada anak. Selain itu, kamu bisa memberikan pengertian anak mana perilaku baik dan buruk nantinya. Sehingga dengan pemahaman tersebut, mereka juga akan merasa dimengerti.
3. Menjadi role model yang baik

Klise, namun memberikan contoh atau role model yang baik memang menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan positive parenting. Sebab semenjak lahir, anak akan cenderung meniru perilaku orangtua mereka. Sehingga sikap, nilai-nilai, serta perilaku orangtua secara langsung akan berpengaruh pada cara anak mengembangkan diri. Misalnya, jika ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang rajin dan sopan, maka orangtua perlu menanamkan nilai tersebut terlebih dahulu.
Lalu bagaimana sih caranya agar orangtua bisa menjadi role model yang baik bagi anak? Hal tersebut tentu perlu disesuaikan dengan kebutuhan anak dan orangtua. Tetapi kamu dapat memulai dengan kebiasaan sederhana. Misalnya, dengan memberikan contoh cara mengatasi stres dan masalah, mengajarkan cara menghargai sesama, nilai positif dan bermoral, dsb.
Pada dasarnya orangtua memiliki peran besar dalam memantau perkembangan serta memberikan pendidikan yang baik bagi anak. Oleh sebab itu, penerapan pola pengasuhan yang tepat sesuai dengan kebutuhan serta kepribadian anak menjadi hal yang penting diperhatikan. Selain cara di atas, kamu juga bisa memberi anak kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan hidup, misalnya.