Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tips Melatih Toddler untuk Mengekspresikan Amarah Secara Sehat

ilustrasi ibu menenangkan anaknya (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi ibu menenangkan anaknya (pexels.com/Karolina Grabowska)

Di usia toddler atau balita, banyak anak yang akan mengekspresikan kemarahannya dengan berteriak, memukul, menggigit, melempar barang, dan berbagai perilaku lain yang cukup mengganggu. Sebenarnya, itu adalah reaksi normal yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan bahasa anak yang membuatnya menggunakan tubuh untuk mengekspresikan emosinya itu.

Meskipun demikian, kamu gak boleh membiarkan perilaku tersebut dan terus mewajarkannya hingga ia dewasa, karena ini akan berpengaruh buruk pada kemampuan manajemen emosinya. Sebagai alternatifnya, kamu bisa ikuti beberapa tips di bawah untuk melatih anak mengekspresikan kemarahan dengan cara yang lebih sehat. Yuk, perhatikan dan ikuti!

1. Minta anak membicarakan perasaannya

ilustrasi anak merajuk (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi anak merajuk (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Kamu mungkin kewalahan dengan ledakan amarah anakmu yang terkadang sulit terkontrol. Namun, alih-alih meminta anakmu untuk langsung berhenti marah akan lebih baik jika kamu bantu anak untuk memvalidasi perasaannya. Kamu bisa memberi dia validasi sekaligus menasihati anakmu.

Bantu anakmu untuk bisa menggunakan kata-katanya saat kamu memvalidasi emosi marahnya. Melansir wikiHow, Kylee Money, konsultan parenting, menyebut, saat anakmu berteriak atau menangis saat merasa marah, koreksi dengan tenang dan minta dia menggunakan kata-katanya dengan bicara secara jelas.

Misalnya katakan, "Sayang, mama/papa gak mengerti kenapa kamu merengek. Mau cerita gak kenapa kamu kesal?". Jika kamu tahu penyebab amarahnya, bisa juga langsung beri ia validasi seperti, "Kamu merasa kesal karena balok menaranya runtuh, ya? Gak apa-apa kalau kamu marah, tapi jangan melempar baloknya, ya!"

"Beri anak kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dengan kata-kata. Dengarkan baik-baik dan tanggapi dengan baik, sehingga anak tahu bahwa kamu memahaminya. Dengan begitu ia akan merasa dimengerti," tambah Money.

2. Beri anak media yang sehat untuk melepaskan ketegangan

ilustrasi bayi dengan bukunya (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi bayi dengan bukunya (pexels.com/Karolina Grabowska)

Alih-alih meminta anak untuk jangan berteriak atau melempar barangnya, sebaiknya beri ia alternatif lain untuk bisa mengekspresikan rasa marahnya dengan lebih baik. Alihkan fokus dan energi anak pada hal lain seperti, menggambar, mewarnai, melompat-lompat di halaman, dan sebagainya.

Mengutip PBS Kids, Deborah Farmer Kris, penulis topik parenting, mengatakan, "jika orangtua hanya memberitahu anak untuk “berhenti memukul”, hal itu gak ada hubungannya dengan perasaan gak nyaman yang dirasakan anak. Jadi sebaliknya, orangtua perlu membekali atau menawarkan anak alternatif lain yang lebih sehat atau baik."

3. Tumbuhkan rasa empati dalam diri anak

ilustrasi anak menyuapi ayahnya (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi anak menyuapi ayahnya (pexels.com/Kampus Production)

Terakhir, saat anakmu merasa marah dan memukul, berteriak, atau menggigit orang lain, jadikan momen ini sebagai waktu untuk mengajari anak tentang empati. Empati adalah kemampuan untuk mengambil posisi orang lain. Maksudnya, ajari anak untuk membayangkan atau memposisikan bagaimana perasaan orang lain ketika mendapat perlakuan tersebut.

Saat anak marah dan melukai temannya coba tanyakan perasaan anakmu jika ia mendapat perlakuan seperti itu. Tanyakan padanya, apakah temannya pernah melukai dia? Bagaimana rasanya? Tanyakan pendapatnya tentang kira-kira bagaimana perasaan temannya saat dia lukai, lalu tanyakan juga apa yang kira-kira bisa dia lakukan saat kelak merasa marah.

"Sebagai orangtua, kamu dapat melatih empati dengan memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi respons agresif anak: Apakah dia lapar? Lelah? Terlalu terstimulasi? Cemburu dengan mainan baru teman? Apakah mereka merespons karena takut? Frustrasi?" ungkap Kris.

Tunjukkan kepada anak bahwa kamu peduli dan memperhatikannya serta menyayangi dia. Tuntun anak untuk menanamkan juga rasa peduli tersebut dengan mengajarinya cara berempati terhadap orang lain. Dengan begitu, ia akan lebih bisa mengontrol emosinya.

Itu dia beberapa tips yang bisa diikuti untuk melatih toddler mengekspresikan kemarahannya dengan cara yang lebih sehat. Pada awalnya mungkin kamu akan merasa kesulitan, jadi sangat penting untuk tetap konsisten dalam mempraktikkannya. Semoga bermanfaat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kori
EditorKori
Follow Us