Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Liburan Berperan Besar dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

ilustrasi keluarga sedang liburan
ilustrasi keluarga sedang liburan (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Liburan memberi jeda dari rutinitas yang melelahkan, memungkinkan anak untuk bernapas dan melepaskan tekanan yang terpendam.
  • Liburan membantu anak mengurangi tekanan akademik, memandang proses belajar dengan lebih sehat, dan memahami bahwa hidup tidak hanya tentang nilai dan pencapaian.
  • Memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan, membantu anak melepaskan emosi yang terpendam dan meningkatkan rasa bahagia secara alami.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Anak-anak tidak lepas dari tekanan, meskipun dunia mereka terlihat lebih sederhana dibandingkan orang dewasa. Tugas sekolah, tuntutan prestasi, konflik dengan teman, hingga ekspektasi dari orangtua dapat menjadi sumber stres yang nyata bagi anak. Sayangnya, stres pada anak sering kali tidak disadari karena mereka belum selalu mampu mengungkapkan apa yang dirasakan secara verbal.

Jika dibiarkan, stres yang menumpuk bisa berdampak pada emosi, perilaku, bahkan perkembangan mental anak dalam jangka panjang. Di sinilah liburan memiliki peran penting. Liburan bukan sekadar waktu bersenang-senang, tetapi juga kesempatan bagi anak untuk beristirahat secara mental dan emosional. Berikut lima alasan mengapa liburan berperan besar dalam menjaga kesehatan mental anak dari stres. Cek, yuk!

1. Memberi jeda dari rutinitas yang melelahkan

ilustrasi keluarga liburan
ilustrasi keluarga liburan (freepik.com/pch.vector)

Rutinitas harian anak sering kali padat dan menuntut. Jadwal sekolah, pekerjaan rumah, les tambahan, hingga aktivitas lain dapat membuat anak merasa lelah tanpa disadari. Liburan memberikan jeda dari rutinitas tersebut, sehingga anak memiliki waktu untuk bernapas dan melepaskan tekanan yang selama ini terpendam.

Jeda ini penting bagi kesehatan mental anak. Dengan berhenti sejenak dari tuntutan, anak dapat memulihkan energi emosionalnya. Anak yang mendapatkan waktu istirahat yang cukup cenderung kembali ke rutinitas dengan perasaan lebih segar, tenang, dan siap menghadapi tantangan tanpa beban stres berlebihan.

2. Membantu anak mengurangi tekanan akademik

ilustrasi keluarga
ilustrasi keluarga (freepik.com/freepik)

Tekanan akademik merupakan salah satu sumber stres utama pada anak. Nilai, ujian, dan tuntutan untuk berprestasi sering kali membuat anak merasa cemas dan takut gagal. Liburan memberi kesempatan bagi anak untuk menjauh sejenak dari tekanan tersebut tanpa rasa bersalah.

Dengan berkurangnya tekanan akademik, anak dapat memandang proses belajar dengan lebih sehat. Liburan membantu anak memahami bahwa hidup tidak hanya tentang nilai dan pencapaian. Pola pikir ini penting agar anak tidak tumbuh dengan keyakinan bahwa dirinya hanya berharga ketika berhasil secara akademis.

3. Memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri

ilustrasi keluarga sedang liburan ke pantai
ilustrasi keluarga sedang liburan ke pantai (freepik.com/freepik)

Selama liburan, anak memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih aktivitas yang disukai. Bermain, menjelajah tempat baru, atau melakukan hobi tertentu memberi ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan. Aktivitas ini membantu anak melepaskan emosi yang selama ini terpendam.

Ekspresi diri yang sehat berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Anak yang diberi ruang untuk melakukan hal-hal yang ia sukai akan merasa lebih dihargai dan dipahami. Hal ini membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan rasa bahagia secara alami.

4. Memperkuat hubungan emosional dengan orangtua

ilustrasi keluarga sedang di taman
ilustrasi keluarga sedang di taman (freepik.com/jcomp)

Liburan sering kali menjadi momen langka di mana orangtua dan anak bisa menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan rutinitas harian. Kebersamaan ini memberi kesempatan untuk membangun kedekatan emosional yang lebih dalam melalui obrolan santai dan pengalaman bersama.

Hubungan emosional yang hangat membuat anak merasa aman dan didukung. Perasaan aman ini sangat penting bagi kesehatan mental anak, terutama saat mereka menghadapi stres. Anak yang merasa dekat dengan orang tuanya cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaan dan tidak memendam tekanan sendirian.

5. Membantu anak belajar menenangkan diri secara alami

ilustrasi keluarga di pantai
ilustrasi keluarga di pantai (pexels.com/Emma Bauso)

Liburan memberi anak kesempatan untuk melambat dan menikmati momen tanpa tuntutan. Aktivitas seperti bermain di alam, berjalan santai, atau sekadar beristirahat membantu sistem emosi anak menjadi lebih tenang. Proses ini penting dalam melatih kemampuan regulasi emosi.

Anak yang terbiasa mengalami momen tenang akan belajar bahwa stres dapat dikelola dengan cara yang sehat. Pengalaman ini menjadi bekal berharga hingga dewasa, karena anak tidak terbiasa hidup dalam tekanan terus-menerus dan tahu kapan harus beristirahat untuk menjaga kesehatan mentalnya.

Liburan bisa menjadi cara sederhana untuk menjaga kesehatan mental anak. Jadi, sudah siap merencanakan liburan yang menyenangkan bersama mereka?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Home Office Highlight 2025: Smart-tech, Multifungsi, dan Personal

25 Des 2025, 03:03 WIBLife