Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mendorong Anak Bicara Tentang Pikirannya, Lebih Terbuka!

ilustrasi anak dan orangtua berbincang (pexels.com/Anna Shvets)

Berbicara tentang sesuatu yang dipikirkan bukanlah perkara yang mudah. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun terkadang masih merasa kesulitan. 

Namun, anak-anak perlu berani mengeluarkan pendapatnya sejak dini tanpa takut atau malu dengan respons orangtua. Lantas, bagaimana cara orangtua mendorongnya agar mampu melakukan hal tersebut? Simak rangkumannya di bawah ini, ya!

1. Jangan melabeli anak sebagai sosok yang pemalu

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Untuk mendorong anak percaya diri mengungkapkan apa yang mereka pikirkan memang tidaklah mudah. Melihat bagaimana karakter anak yang berbeda-beda, bagi mereka yang lebih pendiam coba hindari melabeli dirinya sebagai sosok yang pemalu.

Dilansir Understood, Amanda Morin, konsultan pendidikan dan spesialis intervensi dini menjelaskan, bahwa semakin sering anak mendengar dirinya pemalu, maka semakin besar kemungkinan mereka memenuhi label tersebut. Oleh karena itu, sebagai orangtua perlu menghindari pemakaian kata tersebut untuk menggambarkan perasaan anak.

2. Luangkan waktu untuk berdiskusi dengannya

ilustrasi anak dan ibu (pexels.com/cottonbro)

Meluangkan waktu untuk melakukan percakapan dengan anak sangat dibutuhkan. Sebab, mengajukan beberapa pertanyaan kepada anak merupakan hal penting guna membuat sang lebih terbuka dengan orangtua.

"Mungkin saat makan atau jalan-jalan keluarga, bicarakan dengan anak kamu tentang topik yang penting baginya dan minta pendapat mereka dan tunggu anak menjawab," jelas Marcie Beigel, spesialis perilaku, dilansir Parents.

3. Bermain peran

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/cottonbro)

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun terkadang masih merasa kesulitan saat diminta untuk mengungkapkan pikirannya. Keberanian tersebut harus ditanam sejak dini agar anak terbiasa berbicara tentang apa yang mereka pikirkan.

Amanda dalam Understood, menyarankan untuk para orangtua mencoba bermain peran ketika menangani kasus ini. Buat beberapa hal tertulis untuk diucapkan saat anak perlu berbicara, misalnya berperan sebagai murid ke gurunya dengan pertanyaan, 'Bisakah saya berbicara dengan anda setelah kelas ini selesa, Bu Jackson?".

4. Biarkan anak menjawab sendiri

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/Annushka Ahuja)

Kebiasaan yang tidak disadari oleh orangtua adalah menjawab pertanyaan yang diajukan kepada anaknya tanpa mencoba membiarkan sang anak menjawab. Ketika ada kerabat yang menyapa atau bertanya nama dan kabarnya, biarkan anak berbicara sendiri.

"Menghentikan kebiasaan ini dari orangtua memunculkan kekuatan dan pentingnya suara anak. Ini juga mendorong anak untuk menggunakan kekuatannya dalam situasi baru dan beragam," kata Dr. Beigel, dikutip Parents.

5. Jangan menghakimi

ilustrasi ibu dan anak anak (pexels.com/Ron Lach)

Perilaku yang perlu dihindari oleh orangtua adalah menghakimi anak atas perkataan atau tindakan mereka. Padahal, tindakan menghakimi hanya akan membuat anak menutup diri karena takut akan respons orangtuanya ketika mereka berbicara.

"Penting bahwa ketika anak mencoba mengangkat suatu topik, orangtua mendengarkan tanpa menghakimi," ucap Mia Rosenberg, seorang psikoterapis dan pemilik Upsider Therapy di New York, dilansir Parents.

Itu dia lima cara yang bisa dilakukan oleh orangtua sebagai upaya mendorong anak-anaknya berbicara tentang apa yang mereka pikirkan. Coba ikuti langkah di atas agar bonding antara anak dan orangtua semakin kuat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mitha Aullia
EditorMitha Aullia
Follow Us