5 Ciri Orangtua dengan Gaya Pengasuhan Low-Demand, Kamu Termasuk?

- Orangtua dengan gaya low-demand parenting menghormati otonomi anak, memberikan kebebasan dalam membuat keputusan sehari-hari.
- Mereka lebih fokus pada kebutuhan perkembangan anak daripada mengejar pencapaian atau standar tertentu.
- Gaya pengasuhan ini menerapkan aturan yang fleksibel, komunikasi tidak langsung, dan pendekatan empati untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Setiap orangtua memiliki cara unik dalam mendidik anak, termasuk pendekatan yang menekankan kenyamanan dan fleksibilitas. Salah satu gaya pengasuhan yang semakin dikenal adalah low-demand parenting. Gaya pengasuhan ini memberikan ruang bagi anak untuk tumbuh sesuai ritme mereka sendiri.
Menjadi gaya parenting yang fleksibel, kira-kira apa saja ciri-ciri yang menandakan bahwa orangtua menerapkan gaya pengasuhan ini? Ketahui penjelasan lengkapnya melalui artikel berikut!
1. Menghormati otonomi anak

Menghormati otonomi anak merupakan salah satu ciri orangtua dengan gaya pengasuhan low-demand. Orangtua dengan pendekatan ini memberi anak kebebasan untuk membuat keputusan tentang aktivitas dan rutinitas mereka sehari-hari, seperti memilih pakaian yang akan dikenakan atau menentukan waktu bermain.
"Pendekatan ini membantu anak merasa lebih mengendalikan hidup mereka dan mendorong mereka untuk menjadi lebih mandiri," kata Joel ‘Gator’ Warsh, MD, MSc, dokter anak bersertifikat dan penulis Parenting at Your Child's Pace, dilansir Parents.
Penghormatan terhadap otonomi anak juga membantu mengurangi kecemasan dan tekanan yang sering muncul akibat perasaan terpaksa atau terkontrol. Anak merasa lebih dihargai dan diberdayakan, sehingga mendukung perkembangan emosional dan psikologis yang sehat.
2. Fokus pada kebutuhan dan perkembangan anak

Orangtua dengan gaya pengasuhan low-demand cenderung lebih fokus pada kebutuhan perkembangan anak daripada mengejar pencapaian atau standar tertentu. Mereka memahami bahwa setiap anak berkembang dengan cara yang unik dan memiliki tantangan serta kekuatan yang berbeda-beda.
Mereka menyesuaikan gaya pengasuhan berdasarkan kebutuhan unik anak, bukan sekadar mengikuti target atau standar sosial umum. Misalnya, jika anak menghadapi kesulitan dalam belajar atau bersosialisasi, orangtua akan menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel dengan memberikan waktu ekstra atau pendekatan berbeda yang sesuai dengan kebutuhan anak.
"Orangtua dengan gaya pengasuhan low-demand mungkin akan membuat rutinitas PR yang lebih fleksibel, membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil yang mudah dikelola, dan memberikan waktu istirahat sesuai kebutuhan, daripada memaksakan jadwal yang kaku,” jelas Sepideh Nash, LMFT, spesialis pendidikan kesehatan perilaku di Memorial Hermann Health System, dlansir Parents.
3. Mengurangi tuntutan dan tekanan

Orangtua yang menggunakan gaya parenting ini menyadari bahwa terlalu banyak permintaan atau ekspektasi dapat meningkatkan stres dan kecemasan pada anak. Untuk itu, orangtua dengan pendekatan ini berusaha menciptakan suasana yang lebih santai dengan aturan yang fleksibel serta menghindari memberikan tugas atau harapan yang berlebihan.
Contohnya, mereka lebih memilih memberikan opsi daripada perintah langsung, seperti membiarkan anak memilih pakaian atau aktivitas favoritnya, sehingga anak merasa bebas tanpa harus memenuhi standar tertentu. Pendekatan ini membantu anak merasa lebih rileks, memiliki ruang untuk bereksplorasi, dan membangun rasa percaya diri tanpa khawatir akan melakukan kesalahan.
4. Melakukan komunikasi tidak langsung

Dilansir Parents, Sharon Saline, PsyD, psikolog klinis berlisensi, juga menjelaskan, bahwa ciri lain dari orangtua dengan gaya pengasuhan low-demand adalah mereka cenderung menggunakan komunikasi tidak langsung dalam berinteraksi dengan anak. Alih-alih memberikan pertanyaan atau instruksi langsung yang bisa terasa membebani, mereka lebih memilih pendekatan yang penuh rasa ingin tahu untuk memulai percakapan.
Contohnya, daripada bertanya, "Sudah selesai tugasnya?" mereka mungkin berkata, "Aku penasaran, tugasnya sudah sejauh mana?". Pendekatan ini membantu anak merasa lebih nyaman dan tidak tertekan oleh pertanyaan yang mengharuskan jawaban spesifik.
Selain itu, mereka cenderung menggunakan pertanyaan terbuka seperti "Bagaimana?" atau "Apa yang kamu pikirkan?", daripada pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban sederhana seperti "ya" atau "tidak." Pola komunikasi ini memungkinkan anak merasa didengar, meningkatkan rasa percaya diri, dan memperkuat hubungan emosional dengan orangtua.
5. Lingkungan rumah yang fleksibel

Orangtua dengan gaya pengasuhan low-demand memahami bahwa aturan yang terlalu kaku atau jadwal yang terlalu padat dapat meningkatkan tekanan pada anak, terutama bagi anak yang mudah merasa cemas atau kewalahan. Oleh karena itu, mereka menerapkan aturan yang lebih lentur dan menyesuaikan kegiatan sehari-hari agar sesuai dengan ritme dan preferensi anak.
Contohnya, daripada memaksakan waktu makan yang ketat, mereka mungkin memberi kebebasan kepada anak untuk makan saat merasa lapar atau membiarkan anak memilih aktivitas yang ingin dilakukan di waktu luang. Pendekatan ini membantu anak merasa lebih santai, meningkatkan rasa aman di rumah, dan mendorong anak untuk berpartisipasi tanpa merasa terbebani oleh tuntutan yang berlebihan.
Gaya pengasuhan low-demand menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan penuh empati dalam mendukung tumbuh kembang anak. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak mengatasi tekanan sehari-hari, tetapi juga mendorong mereka untuk berkembang sesuai potensi dan keunikannya.