Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Orangtua yang Membuat Anak Merasa Diabaikan, Apa Saja?

ilustrasi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)
ilustrasi anak (pexels.com/Karolina Kaboompics)

Menjadi orangtua bukanlah tugas yang mudah, setuju gak? Kadang, meski sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anak, kita bisa saja melakukan hal-hal yang tanpa disadari membuat mereka merasa diabaikan. Hal-hal kecil yang terlewatkan ini ternyata bisa berdampak besar lho pada perasaan anak.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi ini bisa membuat anak merasa tidak diperhatikan dan kurang dihargai. Nah, berikut ini adalah lima kesalahan umum orangtua yang bisa bikin anak merasa diabaikan. Simak yuk, supaya kamu gak melakukan hal yang sama!

1. Tidak mendengarkan dengan saksama dan penuh perhatian

ilustrasi anak (pexels.com/ShotPot)
ilustrasi anak (pexels.com/ShotPot)

Pernah merasa sudah mendengarkan anak, padahal hanya mendengar secara sepintas? Nah, ini nih yang bisa bikin anak merasa gak dihargai. Mereka butuh banget perhatian penuh saat berbicara. Kalau cuma berpura-pura mendengarkan, anak akan merasa cerita dan perasaan mereka gak penting buat kamu.

Mendengarkan dengan saksama itu artinya memberikan perhatian penuh tanpa gangguan, misalnya dari gadget atau pekerjaan lain. Kamu juga perlu merespons dengan empati biar anak tahu bahwa kamu peduli dengan apa yang mereka katakan. Dengan begitu, anak akan merasa lebih dihargai dan punya tempat untuk berbicara.

2. Mengabaikan perasaan anak dan menganggap remeh emosi mereka

ilustrasi anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat anak marah atau sedih, pernahkah kamu merespons dengan kalimat seperti “Ah, itu cuma masalah sepele”? Kalau iya, hati-hati, ini bisa bikin anak merasa perasaannya tidak valid. Padahal, buat mereka, itu adalah hal besar yang mengganggu.

Kamu perlu mengakui dan menghargai perasaan anak, seberapapun kecil masalahnya menurut kamu. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa perasaan mereka penting dan layak untuk didengarkan. Ini juga membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan emosional yang sehat.

3. Terlalu sibuk dengan gadget dan mengabaikan interaksi langsung

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Antoni Shkraba)

Gadget sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita, tapi jangan sampai malah bikin kamu mengabaikan anak. Mereka butuh interaksi langsung dan perhatian nyata dari orangtuanya, bukan hanya fisik yang hadir tapi pikiran yang tidak ada.

Cobalah untuk membuat waktu bebas gadget ketika bersama anak, terutama di waktu-waktu penting seperti makan malam atau sebelum tidur. Hal ini gak cuma membuat anak merasa lebih diperhatikan, tapi juga menjadi contoh baik buat mereka dalam menyeimbangkan antara teknologi dan interaksi nyata.

4. Tidak memberikan pujian yang cukup dan apresiasi yang tulus

ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak butuh pujian atas usaha dan pencapaian mereka, lho! Kalau kamu jarang memberi apresiasi, anak bisa merasa kurang dihargai dan kehilangan kepercayaan diri. Padahal, kata-kata positif dari orangtua bisa memberikan dampak besar buat mereka.

Memberikan pujian yang tulus dan spesifik sangat berarti untuk anak. Pujian yang jujur bisa meningkatkan rasa percaya diri sekaligus memotivasi mereka untuk terus berkembang. Pastikan pujianmu tidak berlebihan ya, karena pujian yang tidak tulus malah bisa bikin anak ragu pada kemampuannya.

5. Tidak menyediakan waktu berkualitas dan aktivitas bersama

ilustrasi menggambar (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi menggambar (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Waktu bersama anak bukan cuma soal berada di rumah, tapi juga meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan bareng-bareng. Ketika kamu gak menyediakan waktu berkualitas, anak bisa merasa dicintai hanya sebatas kehadiran fisik saja.

Coba deh rencanakan kegiatan seru bareng anak, seperti main di taman, membaca buku favorit mereka, atau memasak bersama. Aktivitas-aktivitas sederhana seperti ini bisa membangun hubungan emosional yang lebih erat dan bikin anak merasa lebih dicintai serta dihargai.

Menjadi orangtua memang gak harus sempurna. Yang penting adalah terus berusaha untuk memahami dan memenuhi kebutuhan emosional anak. Dengan begitu, mereka akan merasa dihargai, dicintai, dan selalu punya tempat untuk pulang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us