ilustrasi anak perempuan dan laki-laki (unsplash.com/saeedkarimi)
Mungkin mendengar balita berbohong bukan seperti masalah besar. Apalagi, mencoba berbohong adalah perilaku yang muncul secara wajar seiring perkembangannya. Namun, ini bisa menjadi masalah jika anak-anak terbiasa membuat diri mereka terlihat sedikit lebih baik di mata orang lain dengan berbohong, seperti yang dijelaskan oleh Amy Morin, LCSW, seorang psikoterapis dilansir Verywell Family.
"Berbohong bisa menjadi kebiasaan otomatis jika anak belajar bahwa itu adalah cara mudah untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik. Jika anak-anak mengetahui bahwa berbohong dapat menjadi cara untuk mengelak dari tanggung jawab atau konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan mereka, mereka mungkin lebih cenderung untuk melibatkan diri dalam perilaku berbohong," kata Dr. Wyckoff.
Rentang usia antara dua dan empat tahun, anak masih dalam tahap perkembangan kognitif atau belum sepenuhnya paham dengan baik konsep kebenaran dan kebohongan. Seiring bertambah usia anak, mulai jelaskan apa itu berbohong dan bantu anak memahami mengapa itu buruk. Puji anak karena sudah jujur dan dorong mereka untuk selalu jujur, bahkan jika itu membuat mereka mendapat masalah.
Dalam menghadapi perilaku anak usia prasekolah, sangat penting untuk tidak mengabaikan tanda-tanda dan pola yang muncul. Anak-anak pada tahap ini sedang aktif mengeksplorasi dan belajar, serta respons terhadap perilaku mereka dapat membentuk dasar perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, sebagai orangtua atau pengasuh, tidak boleh abai untuk memberikan perhatian, bimbingan, dan pemahaman yang diperlukan.