Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Trauma pada Anak-anak yang Harus Diwaspadai

ilustrasi ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/Mikhail Nilov)

Trauma adalah pengalaman yang sangat menyakitkan dan dapat berdampak negatif berkepanjangan pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Trauma pada anak dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual, bencana alam, atau peristiwa traumatis lainnya.

Meskipun trauma pada anak dapat sulit dikenali, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Simak baik-baik, ya!

1. Perubahan emosi

ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/Mikhail Nilov)

Anak yang mengalami trauma biasanya akan mengalami perubahan emosi yang signifikan. Mereka mungkin menjadi lebih mudah marah, sedih, atau takut. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan mengendalikan emosinya.

Beberapa contoh perubahan emosi yang dapat dialami oleh anak yang mengalami trauma, yakni menjadi lebih mudah marah dan agresif, menjadi lebih sedih dan menangis dan menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung.

2. Perubahan perilaku

ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/Mikhail Nilov)

Trauma juga dapat menyebabkan perubahan perilaku pada anak-anak. Mereka mungkin menjadi lebih pendiam, menarik diri, atau agresif. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi atau belajar.

Beberapa contoh perubahan perilaku yang dapat dialami oleh anak yang mengalami trauma yaitu menjadi lebih pendiam dan menarik diri, menjadi lebih agresif dan suka memukul. Mereka juga lebih nakal dan sulit diatur dan menjadi lebih hiperaktif dan sulit berkonsentrasi.

3. Mengalami gangguan tidur

ilustrasi ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/Mikhail Nilov)

Gangguan tidur ataupun sering mimpi buruk juga merupakan tanda umum trauma pada anak-anak. Anak-anak yang mengalami trauma mungkin sering terbangun di malam hari atau mengalami mimpi buruk tentang peristiwa traumatis yang dialaminya.

Beberapa contoh mimpi buruk atau gangguan tidur yang dapat dialami oleh anak yang mengalami trauma yaitu mimpi tentang peristiwa traumatis yang dialaminya.

4. Reaksi terhadap hal yang memicu trauma

ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/Pixabay)

Anak-anak yang mengalami trauma mungkin akan bereaksi secara negatif terhadap hal-hal yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis yang dialaminya.

Misalnya, mereka mungkin menjadi ketakutan jika melihat orang yang mirip dengan pelaku kekerasan atau mendengar suara yang mirip dengan suara yang didengarnya saat mengalami peristiwa traumatis.

5. Mengalami masalah kesehatan fisik

ilustrasi tanda-tanda trauma pada anak(pexels.com/cottonbro studio)

Ketika anak-anak mengalami trauma, hal itu dapat berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan tubuh mereka. Secara khusus, paparan terhadap trauma menyebabkan sistem kekebalan mengaktifkan respons inflamasi dalam jangka waktu yang lama.

Hal ini dapat menyebabkan anak lebih rentan terkena penyakit seperti sindrom metabolik, asma, dan infeksi.

Trauma pada anak dapat berdampak buruk pada kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan emosional mereka. Trauma pada anak yang tidak diobati atau tidak terselesaikan dapat berlanjut hingga dewasa.

Hal ini telah terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko depresi, menyakiti diri sendiri, dan perilaku yang berbahaya lainnya.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda trauma pada anak-anak dalam beberapa minggu dan bulan setelah peristiwa traumatis sehingga intervensi dini dapat membantu meminimalkan dan/atau mencegah konsekuensi jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rina DA
EditorRina DA
Follow Us