Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pertanyaan Mendalam untuk Mengenal Lebih Dekat Anak Remaja

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/Artem Podrez)

Ketika fase remaja dimulai, tak jarang hubungan orangtua dan anak rawan untuk menjauh. Perubahan ini seringkali membutuhkan pendekatan yang tepat sebagai orangtua. Hal ini karena anak remaja tetap perlu dituntun untuk diajarkan mana yang baik dan benar saat mereka beranjak dewasa.

Mengobrol dan berbagi cerita merupakan cara terbaik untuk memulai. Selain itu, orangtua juga dapat bertanya kepada anak agar tidak mengalami kerenggangan saat anak beranjak remaja. Berikut telah kami rangkum 5 pertanyaan untuk lebih mengenal anak remaja bagi sang orangtua.

1."Apa hal yang paling mengejutkan yang terjadi padamu di masa kecil dulu?"

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/Ivan Samkov)

Hal menarik yang bisa terjadi di sini adalah bahwa apa yang orangtua pikir merupakan hal yang paling mengejutkan di masa kecil anak mungkin bukan jawaban yang mereka berikan. Dengan mengajukan pertanyaan ini, sang anak dapat merenungkan masa kecilnya dan bagaimana hal itu berdampak pada dirinya sekarang. Pertanyaan ini pun juga dapat menjadi tempat bagi orangtua mengenal sang anak dari pandangannya.

"Sering kali hal tersebut merupakan sesuatu yang  dilewatkan, sesuatu yang berkaitan dengan pertemanan atau sesuatu yang terjadi di sekolah," kata psikoterapis Asal Amerika, Stella O'Malley, dikutip The Guardian.

Melalui pertanyaan ini, orangtua juga dapat berbagi mengenai masa kecilnya dulu. Tentunya, ini akan menyenangkan untuk diceritakan.

2. "Apakah ada sesuatu yang terjadi dalam kehidupanmu yang tidak diketahui oleh orang lain?"

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/Kindel Media)

Membuka diri dan jujur tentang kehidupan di masa sulit atau gagal membuat sang anak dapat merasa rentan, tetapi juga merasa didengar. Melontarkan pertanyaan ini kepada sang anak akan membantunya untuk merefleksikan hidup yang telah terjadi. Namun, pada pertanyaan ini orangtua adalah untuk mendengarkan.

"Berlatihlah untuk mendengarkan secara aktif. Beri anak ruang untuk berbicara dan pikirkan tentang apa yang mereka katakan sebelum merespons,” tambah O’Malley.

Pertanyaan ini akan membuat percakapan mengalir secara alami, dan membuat anak nyaman dengan orangtua. Berikanlah anak ruang dan tidak apa-apa untuk memiliki keheningan yang tenang.

3."Menurutmu, mengapa ada orang yang berperilaku seperti itu?"

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Pertanyaan ini dilontarkan ketika terdapat seseorang yang beperilaku atau berpikir berbeda dari yang lain. Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mendorong anak remaja berpikir tentang apa yang terjadi di balik suatu sikap seseorang. Pertanyaan lanjutan seperti “Apa yang mendorongnya melakukan hal itu?” juga dapat membantu sang anak untuk berpikir lebih kritis.

Kunci lain dari pertanyaan ini juga bertujuan untuk mengajak anak remaja melihat sesuatu dengan cara yang berbeda. Pertanyaan ini juga dapat mendorong anak menjadi seorang yang tinggi empati dan peka terhadap orang lain.

4."Jika kamu dilahirkan di keluarga lain, apa yang membuatmu berbeda?"

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/cottonbro studio)

Sangat baik bagi remaja jika mereka memiliki kesadaran tentang apa arti keluarga mereka. Pertanyaan ini akan mendorong anak untuk melihat nilai-nilai keluarga mereka dan yang penting bagi mereka sebagai sebuah keluarga. Pertanyaan ini juga akan mendorong anak untuk berpikir “Apa bedanya keluargaku dengan keluarga lain?”

Pertanyaan ini bertujuan agar mereka berpikir tentang bagaimana menjadi bagian dari keluarga memiliki dampak pada diri mereka. Selain itu, pertanyaan ini dapat membantu kesadaran dan pengetahuan diri tentang sang anak remaja.

5."Bagaimana kehidupan akan berbeda jika kamu menjadi anak tertua/bungsu/termuda/memiliki saudara kandung?"

Ilustrasi keluarga dan anak remaja (Pexels.com/RDNE Stock project)

Bahkan anak remaja yang dikira tidak akan pernah terbuka tentang apa pun akan menerima umpan ini. Satu-satunya tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk mendorong refleksi dan kesadaran diri. Bagi para orangtua, disarankan untuk tidak berakhir dengan memberikan jawaban atau solusi atas masalah yang didiskusikan. Orangtua juga disarankan untuk tidak “memperbaiki” jawaban sang anak.

Hal tersebut bertujuan untuk mendorong remaja agar belajar membangun diri sendiri untuk hidup. Satu hal yang dapat dilakukan orangtua tak lain adalah membantu sang anak untuk memikirkannya.

Dalam upaya memperkuat hubungan antara orangtua dan anak remaja, pertanyaan menjadi alat komunikasi yang sangat berharga. Setiap pertanyaan tidak hanya bertujuan untuk mendalami pemahaman satu sama lain, tetapi juga membangun kepercayaan dan keterbukaan antara orangtua dan anak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hani Safanja
EditorHani Safanja
Follow Us