5 Tanda Kamu Dibesarkan oleh Orangtua yang Transaksional

- Orangtua transaksional memandang hubungan dengan anak sebagai pertukaran, berdampak pada perkembangan emosional dan psikologis.
- Mereka sering merasa memiliki hak atas apa pun yang dimiliki anak, membuat anak kesulitan menetapkan batasan sehat dalam hubungan.
- Kasih sayang diberikan terkait pemenuhan ekspektasi, menimbulkan tekanan untuk berprestasi dan rasa kurang percaya diri.
Apakah kamu merasa hubunganmu dengan orangtua sering terasa seperti sebuah transaksi? Di mana kasih sayang atau perhatian yang mereka berikan hanya jika ada timbal balik yang diharapkan. Jika seperti itu, maka orangtuamu mungkin adalah orangtua transaksional. Orangtua transaksional adalah orangtua yang memandang hubungan dengan anak-anaknya sebagai sebuah bentuk pertukaran.
Pola asuh semacam ini bisa berdampak pada perkembangan emosional dan psikologismu. Oleh karena itu, kamu perlu tahu tanda-tanda kamu dibesarkan oleh orangtua transaksional serta dampak yang diberikannya.
1. Kebaikan dibalas dengan tuntutan

Orangtua yang transaksional cenderung sering mengingatkanmu tentang setiap kebaikan atau pengorbanan yang mereka lakukan, dengan harapan bahwa kamu akan membalasnya. Mereka melihat setiap bantuan atau dukungan sebagai bentuk pertukaran yang harus diimbangi dengan prestasi, sikap patuh, atau tindakan tertentu dari dirimu.
Hal ini membuatmu merasa seolah-olah setiap tindakan baik yang mereka lakukan memiliki harga yang harus dibayar. Akibatnya, kamu selalu merasa dibebani dengan rasa utang emosional tersebut, seolah-olah kamu terus berhutang kepada mereka. Dalam jangka panjang, pola ini dapat membuatmu sulit untuk menikmati hubungan yang sehat dan tanpa tuntutan, karena selalu ada ketakutan bahwa bantuan yang kamu terima akan menuntut balasan di kemudian hari.
2. Mereka merasa berhak atas semua yang menjadi milikmu

Mereka sering kali merasa memiliki hak atas apa pun yang kamu miliki, baik itu waktu, uang, maupun barang pribadi. Mereka bahkan mengambil keputusan terkait barang-barang atau keuanganmu tanpa izin, dengan alasan bahwa mereka berhak karena telah merawat dan membesarkanmu.
Dalam pandangan mereka, apa yang kamu miliki dianggap sebagai hasil dari bantuan dan dukungan mereka, sehingga seolah-olah harus dibagikan atau dikendalikan oleh mereka. Hal ini bisa membuatmu merasa kehilangan hak penuh atas hal-hal yang menjadi milikmu sendiri. Dampaknya, kamu bisa kesulitan menetapkan batasan sehat dalam hubungan, terutama terkait kepemilikan dan hak pribadi.
3. kasih sayang yang diberikan berdasarkan syarat

Kasih sayang yang diberikan oleh orangtua transaksional sangat terkait erat dengan pemenuhan ekspektasi mereka. Misalnya, jika kamu berhasil mendapatkan nilai bagus di sekolah atau mencapai prestasi tertentu, mereka akan memberikan kasih sayang. Namun, jika sebaliknya, mereka akan mengabaikan dan menyalahkanmu.
Dampak dari pola asuh ini adalah kamu bisa tumbuh dengan perasaan bahwa cinta dan pengakuan harus diperoleh melalui pencapaian, bukan sesuatu yang seharusnya diberikan secara alami dan tanpa syarat. Hal ini dapat memengaruhi cara kamu menjalin hubungan di masa depan, membuatmu merasa harus terus-menerus membuktikan diri untuk mendapatkan kasih sayang dari orang lain.
4. Memaksa kamu berprestasi untuk kepentingan mereka

Alih-alih mendukung impian dan cita-citamu, mereka lebih memprioritaskan ambisi pribadi mereka daripada impianmu. Mereka mengharapkanmu untuk mencapai kesuksesan yang sesuai dengan harapan mereka, tanpa memperhatikan keinginan dan minatmu yang sebenarnya.
Tekanan untuk berprestasi ini dapat menciptakan rasa tidak nyaman, karena kamu merasa harus memenuhi ekspektasi yang tinggi. Akibatnya, stres berkepanjangan dapat muncul, mengganggu kesehatan mental dan emosionalmu. Hal ini juga dapat menimbulkan perasaan bahwa usaha dan kerja keras yang kamu lakukan tidak pernah cukup baik di mata orangtua.
5. Membandingkanmu dengan orang lain

Ketika kamu dibesarkan oleh orangtua transaksional, kamu akan sering dibandingkan dengan orang lain untuk menilai kemampuan dan prestasimu. Dengan melakukan ini, mereka menciptakan rasa kompetisi yang tidak sehat dan menanamkan keyakinan padamu bahwa nilai diri seseorang bergantung pada perbandingan dengan orang lain.
Hal ini dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri dan merasa tidak berharga, bahkan ketika kamu sudah melakukan yang terbaik. Selain itu, tekanan untuk selalu lebih baik dari orang lain bisa menyebabkan stres emosional yang berkepanjangan. Akibatnya, kamu yang terus-menerus dibandingkan akan merasa tidak pernah memenuhi harapan, yang berdampak pada hubunganmu dengan orangtua dan diri sendiri.
Tumbuh dengan orangtua yang transaksional bisa berdampak besar pada kehidupanmu, baik dalam cara kamu memandang diri sendiri maupun menjalin hubungan dengan orang lain. Kamu mungkin memiliki masalah kepercayaan, sulit untuk meminta bantuan, atau merasa hubungan harus selalu dalam hal memberi dan menerima.
Dengan memahami bahwa kamu dibesarkan dalam pola asuh ini, kamu dapat memulai langkah awal untuk memutus siklus tersebut, sehingga kamu bisa membangun hubungan yang lebih sehat dan mengembangkan kepercayaan diri tanpa merasa harus selalu memenuhi ekspektasi orang lain.