Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Agar Anak Main Sendiri Tanpa Nonton Terus, Ibu Bisa Me Time!

ilustrasi anak bermain lego (pexels.com/Lisa Fotios)
ilustrasi anak bermain lego (pexels.com/Lisa Fotios)
Intinya sih...
  • Ciptakan sudut bermain yang menarik dan aman untuk anak.
  • Sediakan mainan terbuka yang bisa dimainkan berulang-ulang dengan cara berbeda.
  • Ajari anak bermain mandiri secara bertahap, bukan langsung dilepas sendiri.

Di era digital sekarang, banyak anak yang terbiasa menghabiskan waktu luangnya di depan layar. Entah itu nonton YouTube, main game, atau scrolling video pendek, kegiatan ini kadang jadi ‘penyelamat’ bagi ibu yang sedang butuh waktu sendiri. Tapi, terlalu sering menonton bisa berdampak negatif bagi tumbuh kembang anak, mulai dari kurang aktif secara fisik hingga minimnya kreativitas. Maka, penting bagi orang tua untuk membantu anak belajar bermain mandiri, tanpa selalu bergantung pada tontonan.

Masalahnya, membiasakan anak bermain sendiri bukan perkara instan. Butuh proses, pendekatan yang tepat, dan tentu saja konsistensi dari orang tua. Tapi bukan berarti gak bisa dilakukan. Berikut ini lima tips yang bisa kamu terapkan agar anak mau main sendiri tanpa harus nonton terus, sekaligus memberi kamu ruang sejenak untuk istirahat dan recharge.

1. Ciptakan sudut bermain yang menarik dan aman untuk anak

ilustrasi seseorang anak sedang bermain (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Anak-anak akan lebih tertarik bermain sendiri jika mereka merasa area bermainnya nyaman dan menyenangkan. Cobalah sediakan satu sudut khusus di rumah yang dikhususkan untuk mereka bermain. Letakkan karpet lembut, rak mainan yang bisa dijangkau, dan pencahayaan yang cukup agar anak merasa betah di sana. Jangan lupa sesuaikan dengan usia anak, baik dari jenis mainan maupun pengaman di area tersebut.

Berikan mereka kebebasan untuk menata mainannya sendiri atau mengganti posisinya jika bosan. Dengan begitu, anak akan merasa memiliki ruang pribadinya yang spesial. Sudut bermain yang terorganisir juga membantu anak lebih mudah menemukan mainan favoritnya tanpa harus bertanya atau minta tolong. Lingkungan seperti ini secara gak langsung mendorong anak untuk mengeksplorasi dan bermain secara mandiri.

2. Sediakan mainan terbuka yang bisa dimainkan berulang-ulang dengan cara berbeda

ilustrasi rak mainan anak (freepik.com/freepik)
ilustrasi rak mainan anak (freepik.com/freepik)

Mainan terbuka (open-ended toys) seperti balok kayu, playdough, magnet, atau alat-alat dapur mini memberi anak kebebasan untuk berkreasi. Gak seperti mainan elektronik yang punya pola tetap, mainan terbuka mendorong anak berpikir, mencoba, dan menciptakan skenario bermain sendiri. Ini sangat membantu menumbuhkan rasa ingin tahu dan imajinasi mereka.

Selain itu, jenis mainan seperti ini cenderung gak cepat membosankan karena anak bisa menggunakannya dengan berbagai cara. Misalnya, balok bisa jadi rumah-rumahan, jembatan, atau roket, semuanya tergantung kreativitas anak. Semakin tinggi rasa penasaran dan tantangan dalam mainan, semakin lama anak akan asyik bermain sendiri. Ini jelas jadi momen ideal bagi ibu untuk punya waktu me time tanpa rasa bersalah.

3. Ajari anak bermain mandiri secara bertahap, bukan langsung dilepas sendiri

ilustrasi anak membawa mainan (pexels.com/Polesie Toys)
ilustrasi anak membawa mainan (pexels.com/Polesie Toys)

Bermain sendiri adalah keterampilan yang perlu dilatih, bukan sesuatu yang langsung muncul. Mulailah dengan menemani anak bermain selama beberapa menit, lalu beri tahu bahwa kamu akan pergi sebentar ke dapur atau ke kamar. Beri waktu sekitar 5–10 menit, lalu kembali dan puji anak karena sudah bermain sendiri meski sebentar. Ulangi latihan ini setiap hari dengan waktu yang perlahan ditambah.

Jika anak merasa ditinggal tanpa persiapan, mereka cenderung merasa gak aman dan akhirnya mencari perhatian dengan merengek atau tantrum. Tapi jika kamu membangun kepercayaan dan menunjukkan bahwa kamu selalu kembali, anak akan lebih percaya diri bermain sendiri. Konsistensi sangat penting dalam proses ini. Dengan latihan rutin, anak akan terbiasa dan akhirnya bisa asyik dengan dunianya sendiri.

4. Jadwalkan waktu tanpa layar secara konsisten setiap hari

ilustrasi seseorang anak bermain (pexels.com/Chris G)
ilustrasi seseorang anak bermain (pexels.com/Chris G)

Anak-anak butuh struktur yang jelas agar mereka bisa beradaptasi. Jadikan waktu tanpa layar sebagai bagian dari rutinitas harian, misalnya satu jam di pagi hari atau sore hari. Beri tahu anak bahwa ini adalah waktu khusus untuk bermain bebas tanpa gadget atau TV. Agar gak terasa seperti hukuman, pastikan kamu ikut mendukung kegiatan ini dengan antusias dan menyediakan pilihan permainan yang menyenangkan.

Kamu juga bisa membuat kalender aktivitas harian dengan gambar-gambar lucu yang menunjukkan kapan waktu nonton, kapan waktu bermain, dan kapan waktu makan. Anak cenderung lebih mudah mengikuti aturan jika mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dengan adanya jadwal tetap, anak akan terbiasa bermain sendiri pada jam-jam tertentu tanpa merasa bosan atau kehilangan arah.

5. Tunjukkan bahwa kamu menghargai waktu bermain mandiri mereka

ilustrasi seorang anak bermain di luar rumah (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi seorang anak bermain di luar rumah (pexels.com/Kampus Production)

Sering kali anak ingin bermain sendiri, tapi mereka merasa kurang dihargai karena orang tua jarang memperhatikan hasil karyanya. Mulailah dengan menunjukkan minat ketika anak menunjukkan gambar, bangunan balok, atau cerita imajinatifnya. Katakan hal seperti, ‘Wah, keren banget kamu bikin ini sendiri,’ atau ‘Tadi kamu main masak-masakan ya? Ceritain dong!’

Apresiasi seperti ini akan menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri dalam diri anak. Mereka merasa bahwa bermain sendiri bukan hanya hal biasa, tapi sesuatu yang penting dan dihargai. Jika anak tahu bahwa bermain mandiri membuat mereka mendapat perhatian positif, maka mereka akan terdorong untuk mengulangi perilaku tersebut. Kamu pun bisa menikmati waktu sendiri tanpa merasa khawatir atau terburu-buru.

Membiasakan anak bermain sendiri bukan hanya soal memberi waktu bagi orang tua untuk istirahat. Lebih dari itu, ini tentang melatih kemandirian, kreativitas, dan konsentrasi anak sejak dini. Anak yang terbiasa bermain sendiri akan lebih mampu mengatur emosi, memahami kebosanan, dan mengembangkan daya imajinasi yang lebih luas.

Bagi ibu, waktu me time yang berkualitas bisa sangat membantu menjaga kesehatan mental dan energi dalam mengasuh. Jadi jangan ragu untuk mulai membangun kebiasaan ini, meski sedikit demi sedikit. Dengan dukungan, konsistensi, dan pendekatan yang menyenangkan, anak akan belajar bahwa bermain sendiri itu asyik, dan ibu juga tetap bisa punya ruang untuk dirinya sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us