5 Tips Co-Parenting yang Efektif bagi Anak Broken Home, Catat!

Co-parenting adalah konsep mengasuh anak bersama setelah perceraian atau perpisahan. Cara ini penting untuk memastikan kebutuhan anak terpenuhi seutuhnya dan mempertahankan kedekatan hubungan antara anak dengan kedua orangtuanya.
Mungkin akan terasa sulit di awal ketika memulai co-parenting. Hal itu karena kamu akan terus berkomunikasi dan berinteraksi membagi tugas dengan mantan demi kesejahteraan anak. Untuk itu, simak tips berikut ini agar kamu tetap konsisten dan membuat co-parenting berhasil diterapkan ke anak.
1. Tanamkan mindset untuk selalu fleksibel

Fleksibel menjadi salah satu kunci keberhasilan co-parenting. Misalnya, jika salah satu orangtua terkadang terlambat untuk menjemput anak padahal itu memang tugas rutinnya. Nah, kamu bisa menggantikannya untuk menjemput anak.
Rencana atau agenda yang kamu miliki harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan anak. Contoh, saat anak sudah mulai bersekolah atau mengikuti ekstrakulikuler, kamu harus bisa datang dan menjemput sesuai dengan jadwal kegiatannya.
"Co-parenting merupakan konsep parenting setelah berpisah, tetapi dengan selalu berkomitmen untuk menjadi orangtua yang proaktif dan berusaha terlibat dalam kehidupan anak," kata senior practice consultant, Dee Holmes, dilansir BBC.
2. Cobalah menerima perbedaan gaya parenting

Setelah berpisah, mungkin kamu dan mantan pasangan sudah memiliki gaya parenting yang berbeda. Kondisi ini bisa menjadi tantangan baru dalam mengasuh anak.
Misalnya, kamu memiliki peraturan tidak boleh keluar rumah di atas jam 7 malam, sedangkan orangtua yang lain memberikan kelonggaran hingga jam 9 malam karena mengerti kebutuhan sekolah anak. Untuk itu, kamu tidak perlu stres dan marah sebab perbedaan gaya parenting ini. Yang terpenting, anak tetap merasa aman dan nyaman.
"Saat orangtua membuat kesepakatan tentang aturan jam tidur, penggunaan gadget, atau lainnya, anak-anak tahu bahwa hal ini memang penting dan mereka tidak peduli orangtua mana yang membuat aturan tersebut," kata clinical psychologist, Carla Marie Manly, dilansir Women's Health.
3. Rajinlah untuk mendekatkan anak dengan orangtua yang lain

Bantulah anak untuk merasa dekat dengan kedua orangtuanya. Langkah kecil yang bisa dilakukan adalah dengan mengarahkannya untuk mengirim pesan atau video call rutin dengan orangtua lainnya.
Selain itu, kamu bisa tetap memajang foto keluarga bersama di rumah agar anak selalu ingat kedua orangtuanya meski sudah berpisah. Kamu juga tidak boleh membatasi interaksi dan kunjungan anak dengan orangtua lainnya. Biarkan mereka memiliki waktu berharga bersama, layaknya kamu dan anak di rumah.
4. Selalu berikan informasi up to date tentang orangtuanya yang lain

Meskipun sudah tidak hidup bersama, kabar tentang orangtua yang lain sangat penting bagi anak. Ini agar mereka mengetahui apa kegiatan dan kesibukan yang dilakukan orangtuanya.
Kamu bisa memanfaatkan kalender atau aplikasi online lainnya untuk menulis jadwal mingguan orangtua dan anak. Cara ini dapat membantu anak dan orangtua untuk berkomunikasi serta menyusun rencana kegiatan bersama di waktu mendatang.
5. Bersiaplah untuk menghadapi perasaan sensitif

Saat anak bersama dengan orangtua lainnya, kamu mungkin merasakan kehilangan atau kesepian. Namun, perasaan ini seharusnya malah dapat dijadikan kesempatan untuk melakukan me time.
Kamu bisa beristirahat, bersantai, atau refreshing bersama teman saat anak diasuh oleh orangtua lainnya. Kamu juga bisa memanfaatkan waktu ini untuk melakukan kegiatan produktif, seperti berolahraga, membereskan rumah, atau menyusun jadwal kegiatan untuk beberapa minggu ke depan.
Itulah lima tips yang bisa kamu coba saat menerapkan co-parenting setelah berpisah atau bercerai. Komitmen dan kemauan kedua orangtua sangat penting agar konsep co-parenting ini berhasil diterapkan pada anak. Semoga ulasan ini bisa membantumu, ya!