5 Tips Mencegah Konflik Pernikahan Akibat Pekerjaan Rumah Tangga

Pernikahan bukan sekadar keinginan untuk hidup bersama dengan seseorang yang dicintai, tetapi juga merupakan kemitraan di mana setiap pasangan memiliki tanggung jawab dalam mengelola rumah tangga. Menurut pakar hubungan Dr. Regina Lark, tugas-tugas rumah tangga dapat memberi dampak yang signifikan terhadap hubungan, baik positif maupun negatif.
“Ketika salah satu pasangan merasa lebih banyak menanggung beban dalam pekerjaan rumah, hal itu dapat memicu kekesalan dan kebencian. Emosi negatif ini tentu bisa bertahan dan jika tidak segera ditangani, dapat berkembang menjadi konflik yang lebih serius serta mengakibatkan perselisihan yang lebih besar,” ujarnya, dikutip Purewow.
Di samping itu, Dr. Sharone Weltfreid, seorang psikolog klinis berlisensi, dikutip Better by Today, menambahkan meskipun kedengarannya sepele. Namun, pertengkaran yang diakibatkan oleh pekerjaan rumah tangga dapat memicu masalah dalam hubungan yang lebih serius di kemudian hari.
Lantas, bagaimana cara mencegah konflik pernikahan akibat pekerjaan rumah tangga? Yuk, ketahui beberapa tipsnya berikut ini!
1.Mendiskusikan tanggung jawab rumah tangga sejak dini

Mendiskusikan tanggung jawab rumah tangga merupakan langkah awal yang perlu dilakukan, bahkan ketika kamu dan pasangan memutuskan untuk menikah. Sebab, menurut Dr. Lark, setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda terkait kebersihan dan kerapihan rumah.
Misalnya, kamu mungkin merasa nyaman dengan keadaan rumah yang sedikit berantakan, sementara pasanganmu lebih menyukai lingkungan rumah yang selalu bersih dan rapi. Tentu, perbedaan ini dapat menjadi sumber masalah jika tidak didiskusikan dengan baik.
Lebih lanjut, Dr. Heather Z. Lyons, seorang psikolog berlisensi, konselor pasangan, dan pemilik Baltimore Theraphy Group, dikutip Better by Today, menegaskan bahwa setiap pasangan perlu memahami bahwa konflik mengenai pekerjaan rumah tangga bukan hanya tentang tugas itu sendiri, melainkan juga dapat mencerminkan dinamika dalam hubungan.
Untuk itu, mendiskusikan tanggung jawab rumah tangga, termasuk merawat anak, berbelanja kebutuhan dapur, dan memasak makanan, menjadi sangat penting. Hal ini bertujuan agar dapat menciptakan keseimbangan dalam hubungan sekaligus memastikan bahwa kedua belah pihak merasa dihargai dan memiliki peran yang setara dalam membangun rumah tangga.
2.Buatlah daftar pekerjaan rumah yang tidak disukai

Perlu dipahami bahwa tidak semua orang dapat dengan sukarela mengerjakan semua pekerjaan rumah. Misalnya saja, kamu mungkin sebenarnya tidak menyukai pekerjaan mencuci piring dan mencuci baju karena harus sering bersentuhan dengan air atau pasanganmu mungkin tidak menyukai menggosok baju. Tidak apa-apa karena itu adalah hal yang wajar.
Namun, Sheri Stritof, seorang penulis “The Everything Great Marriage Book”, dikutip Verrywell Mind, menyarankan agar membuat daftar tugas rumah tangga yang tidak disukai sebagai alternatif solusi. Sebab bagaimanapun, pekerjaan-pekerjaan itu tetap harus diselesaikan.
“Apa yang tidak disukai oleh satu pihak, mungkin dapat ditoleransi oleh pihak lainnya. Namun, jika kamu dan pasangan tidak menyukai tugas yang sama, maka pikirkanlah cara untuk menyelesaikannya. Mungkin kalian juga bisa menjadi satu tim demi menangani tugas yang dianggap menjengkelkan tersebut,” saran Stritof.
3.Mendiskusikan jadwal dan aktivitas masing-masing setiap minggu

Luangkanlah waktu setiap minggu untuk mendiskusikan jadwal dan aktivitas masing-masing, termasuk menghadiri pertemuan, menyelesaikan pekerjaan kantor, atau ikut serta dalam acara khusus. Setelah itu, bagi tugas rumah tangga sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dan selesaikan masing-masing tanggung jawab tepat waktu.
“Luangkan waktu bersama dan buatlah bagan tugas yang perlu dilakukan setiap hari atau minggu,” kata Sasha Mogensen, seorang organisator profesional dan blogger kebersihan rumah, dilansir Better by Today.
"Kemudian, tetapkan hari dan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut, misal kamar mandi harus dibersihkan pada Sabtu pagi atau halaman rumah harus disapu setiap sore hari. Jika sudah, kamu bisa memajang bagan tugas di tempat strategis, di mana kamu dan pasangan dapat melihatnya, lalu beri tanda jika tugas tersebut telah diselesaikan,” tambahnya.
4.Lakukanlah evaluasi

Ketika kamu dan pasangan telah selesai membuat daftar tugas dan melakukan pekerjaan rumah tangga, maka penting untuk melakukan evaluasi kinerja secara terus-menerus. Hal ini bertujuan jika salah satu dari kalian tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, kalian bisa mencari tahu bersama apa penyebabnya dan cara untuk mengatasinya.
“Menyalahkan pasangan atas apa yang belum tercapai, tidak akan efektif. Oleh sebab itu, lakukanlah evaluasi terkait daftar tugas sebelumnya dan buatlah daftar tugas baru yang lebih efektif,” ujar Stritof. “Di sisi lain, penting juga untuk bersikap fleksibel dan membiarkan pasanganmu menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri,” imbuhnya.
5.Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih

Walaupun tampak sederhana, mengucapkan terima kasih kepada pasangan atas pekerjaannya dalam mengurus rumah tangga juga merupakan hal yang gak kalah penting. Mengutip Better by Today, Jorre Rose, MA, LMFT, seorang terapis pernikahan dan keluarga, menyatakan bahwa menunjukkan rasa syukur dan apresiasi terhadap usaha pasangan dapat membuat mereka merasa dihargai.
Di sisi lain, masih mengutip laman yang sama, seorang pakar hubungan Dr. Dani Moye, LMFT, setuju bahwa memberikan apresiasi terhadap usaha pasangan meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan dapat membuat dirinya merasa diakui.
“Mengucapkan terima kasih dapat membantumu merespons dengan baik kebutuhan pasangan kamu, menjaga keharmonisan hubungan, dan memungkinkan kalian untuk terus berkontribusi dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga,” imbuh Rose.
Itu dia beberapa tips yang dapat diterapkan agar pekerjaan rumah tangga tidak menjadi pemicu konflik dalam hubungan pernikahan. Penting diingat, pembagian tugas rumah tangga yang tidak seimbang dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam hubungan karena salah satu pihak akan merasa terbebani, baik secara fisik maupun emosional.
Sebaliknya, jika pekerjaan rumah tangga dikerjakan bersama-sama sesuai dengan tanggung jawab yang sudah disepakati. Hal ini dapat memperkuat nilai kebersamaan, meningkatkan rasa saling menghargai serta mempererat ikatan dalam pernikahan.