6 Cara Mendidik Anak Agar Suka Memberi, Orangtua Wajib Tahu!

Laporan Making Caring Common Project dari Universitas Harvard menunjukkan, banyak remaja lebih fokus pada pencapaian akademik dan kebahagiaan pribadi daripada kepedulian terhadap orang lain. Hal ini disebabkan oleh persepsi mereka bahwa orang dewasa lebih menghargai hal-hal tersebut, seperti yang dilansir US News Health , yang ditulis oleh Michele Borba, Ed.D., seorang psikolog pendidikan.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada nilai-nilai kepedulian dalam percakapan keluarga. Orangtua diharapkan memberikan penjelasan kepada anak-anak bahwa mereka tidak hanya diharapkan untuk berprestasi akademik, tetapi juga untuk peduli terhadap kesejahteraan orang lain.

Orangtua dapat menunjukkan gambar anak-anak yang terlibat dalam aksi kepedulian, bukan hanya memamerkan prestasi sekolah mereka atau prestasi olahraga. Misalnya, saat mereka berpartisipasi dalam kegiatan relawan untuk membantu merawat hewan peliharaan yang sakit atau mendonasikan mainan kepada anak-anak yang kurang beruntung. Ini akan membantu mengajarkan kepada anak pentingnya berbagi dan peduli terhadap dunia di sekitar mereka.

Mengajarkan anak agar suka memberi sedari kecil mungkin sedikit sulit karena pikiran mereka belum sepenuhnya berkembang untuk memahaminya. Dikutip Washington Post, Amy Joyce, seorang penulis dan editor On Parenting, cara yang lebih efektif untuk mendidik anak dalam hal kebaikan adalah dengan menjalani perilaku baik tersebut sebagai orang dewasa.

"Kami tidak bisa berpikir cara yang lebih baik untuk mengajarkan kebaikan selain dengan memberikannya contoh," kata Cynthia Germanotta, seorang aktivis danco-founder Born This Way Foundation, dilansir laman yang sama.

Dikutip American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, bagi banyak anak, orangtua dan pengasuh mereka adalah panutan yang paling penting. Anak-anak mengagumi berbagai tokoh panutan, seperti orangtua, guru, teman sebaya, dan lainnya, untuk membantu mereka belajar bagaimana berperilaku di sekolah, dalam hubungan, dan saat menghadapi keputusan sulit. Contohkan kepada mereka, misalnya, berbicara sopan, membantu tetangga, atau berpartisipasi dalam kegiatan amal.

Untuk mendorong kebaikan hati dan sikap murah hati pada anak-anak, keluarga dapat membuat kegiatan berbagi menjadi rutinitas yang tetap dilakukan. Dari situ, anak akan belajar tentang pentingnya berbagi dan memberi, hingga menjadi kenangan positif dalam pengalaman masa kecil mereka. 

Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan menempatkan kotak di dekat pintu belakang rumah yang digunakan untuk mengumpulkan mainan atau buku yang masih dalam kondisi baik, namun sudah tidak lagi dibutuhkan. Setiap kali kotak terisi penuh, keluarga dapat bekerja sama untuk memberikan barang-barang tersebut kepada tempat penampungan atau keluarga lain yang membutuhkannya.

Ed Greene, PhD, seorang ahli dalam bidang perkembangan anak, dilansir Verywell Family, menjelaskan, penggunaan afirmasi positif adalah sebuah metode mandiri yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri individu. Afirmasi ini terdiri dari pernyataan singkat yang memberikan dorongan dan mengakui perasaan atau hasil yang diharapkan, serta mungkin dapat menghasilkan optimisme dan harapan.

Ketika anak melakukan perbuatan baik, penting untuk memberikan pengakuan dan apresiasi. Orangtua dapat mengungkapkan terima kasih kepada mereka karena tindakan baik yang anak lakukan atau bantuan yang mereka berikan.

Afirmasi positif membantu memperkuat perilaku positif anak. Mereka akan merasa ada dorongan untuk terus melakukan tindakan baik karena mereka tahu itu dihargai.

"Ketika afirmasi positif digunakan secara rutin dan dengan konsistensi, mereka telah terbukti membantu seseorang merasa lebih kuat, lebih mampu mengendalikan diri, dan lebih percaya diri dalam keyakinan bahwa tujuan serta harapan yang dimilikinya dapat dicapai," kata Greene.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak menjadi gemar memberi adalah membantu mereka membuat rencana memberikan sebagian uang jajan ke sebuah organisasi. Orangtua bisa memberi tahu mereka untuk menyisihkan sebagian uang jajan untuk diberikan. 

Bantu anak mengatur uang dengan menyediakan tiga wadah atau celengan plastik kecil (atau amplop jika mereka lebih besar) yang diberi label "simpan," "belanja," dan "berikan." Melalui bantuan orangtua, mereka akan memutuskan persentase uang mereka yang akan ditempatkan di setiap wadah, dengan wadah "berikan" digunakan untuk tujuan amal. Ini adalah cara untuk mengajarkan anak-anak tentang kebaikan memberi dan mengelola uang mereka dengan bijak.

Ketika anak diberi kesempatan untuk membantu orang lain dan dampak dari tindakan mereka dijelaskan atau disadari, mereka cenderung menjadi lebih peduli dan ingin membantu lebih banyak. Oleh karena itu, orangtua diharapkan untuk mendorong anak merenungkan pengalaman mereka sebagai relawan berbagi. 

Michele Borba menyarankan untuk mengajukan pertanyaan yang memicu refleksi untuk anak, seperti "Apa yang dilakukan oleh orang tersebut ketika kamu membantu?" atau "Bagaimana menurut kamu perasaan orang yang telah kamu bantu?". Cara ini membantu anak-anak memahami bahwa usaha mereka memiliki dampak positif.

Mendidik anak agar suka memberi adalah langkah penting dalam membentuk individu yang peduli terhadap dunia di sekitar mereka. Ketika anak diajarkan untuk berbagi, mereka belajar nilai-nilai kebaikan, empati, dan rasa tanggung jawab terhadap sesama.