Berdasarkan studi yang dipaparkan dalam buku Stop Overthinking for Teens and Young Adults, bahwa 7 dari 10 remaja mengalami overthinking. Seperti dijelaskan oleh Wirdatul Anisa, Psikolog di CPMH UGM, "Overthinking berarti menggunakan terlalu banyak waktu untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang merugikan. Bisa berupa perenungan dan kekhawatiran."
"Overthinking biasanya dikaitkan dengan Generalized Anxitey Disorder (GAD)," ungkap Psikoterapis. Natacha Duke. Meskipun overthinking bukanlah kondisi gangguan mental, tetapi dapat menjadi gejala kondisi kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Jika orangtua menyadari anak remajanya menunjukkan tanda-tanda overthinking seperti kekhawatiran yang berpindah dari satu topik ke topik lain, selalu membayangkan kemungkinan terburuk dalam berbagai situasi, gelisah tanpa alasan yang jelas, sulit berkonsentrasi dan mengambil keputusan hingga meragukan pilihannya. Penting untuk orangtua mengambil tindakan dalam membantu anak agar tidak terjebak dalam overthinking.
Lalu, bagaimana cara orangtua dapat mendampingi anak dalam menghadapi overthinking? Simak 6 cara efektif yang dapat orangtua lakukan dalam artikel ini!