Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Parenting untuk Generasi Beta, Ajarkan Digital Well-being

ilustrasi ibu menggendong bayi sambil menyelesaikan pekerjaan (pexels.com/RDNE Stock project)

Tahun 2025 akan menandai lahirnya generasi baru, yaitu Generasi Beta. Anak-anak yang lahir antara tahun 2025 hingga 2039 ini akan tumbuh di dunia yang benar-benar berbeda dari generasi sebelumnya. Dengan kemajuan kecerdasan buatan (AI), teknologi pintar, dan otomatisasi yang semakin canggih, Generasi Beta akan hidup dalam realitas di mana dunia digital dan fisik menyatu.

Sebagai orangtua dari Generasi Beta, tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Kita tidak hanya perlu mendidik mereka agar siap menghadapi masa depan, tetapi juga memastikan mereka tetap memiliki nilai-nilai kehidupan yang kuat, keseimbangan dalam penggunaan teknologi, serta empati terhadap sesama.

Lalu, bagaimana cara membesarkan anak-anak Generasi Beta di tengah perubahan dunia yang pesat? Berikut tips parenting yang dapat membantu orangtua menghadapi tantangan membesarkan generasi ini.

1. Menjadi role model dalam penggunaan teknologi

ilustrasi ibu memanfaatkan teknologi untuk membantu anak belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Anak-anak Generasi Beta tumbuh dengan smartphone, tablet, dan internet sebagai bagian dari kehidupan. Mereka melihat dan meniru kebiasaan orangtua dalam menggunakan teknologi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan contoh yang baik dalam mengelola waktu di depan layar.

Batasi penggunaan gadget dan buat aturan yang jelas, seperti tidak menggunakan ponsel saat makan atau sebelum tidur. Tunjukkan kepada anak bahwa teknologi sebaiknya digunakan untuk hal yang produktif, seperti belajar atau berkreasi, bukan hanya sekadar hiburan.

2. Membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional

ilustrasi anak bermain dengan teman sebayanya (pexels.com/Ron Lach)

Meskipun Generasi Beta akrab dengan teknologi, bukan berarti mereka tidak perlu belajar tentang empati dan emosi. Justru, karena dunia digital sering kali kurang melibatkan interaksi sosial secara langsung, anak-anak perlu lebih banyak bimbingan dalam memahami dan mengelola emosi mereka.

Sebagai orangtua, ajarkan anak-anak cara berkomunikasi dengan empati, mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian, serta memahami emosi mereka sendiri dan orang lain. Ajak mereka untuk sering berbicara langsung, bermain bersama teman sebaya, dan melatih kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat.

3. Mengenalkan konsep digital well-being

ilustrasi ibu mengajarkan konsep digital well-being (pexels.com/Ivan Samkov)

Generasi Beta tumbuh di era digital di mana internet dan teknologi selalu ada dalam kehidupan mereka. Jika tidak diawasi dengan baik, mereka bisa mengalami kecanduan teknologi, cyberbullying, atau terpapar informasi yang kurang baik. Oleh karena itu, orangtua perlu mengenalkan konsep kesejahteraan digital (digital well-being) kepada anak sejak dini.

Ajarkan mereka untuk menggunakan teknologi dengan bijak, seperti menghindari konsumsi konten negatif, mengatur waktu bermain gadget, dan menjaga privasi online. Bantu mereka memahami bahwa dunia digital juga memiliki konsekuensi, sehingga mereka lebih berhati-hati dalam berinteraksi di internet.

4. Mendorong kreativitas dan rasa ingin tahu

ilustrasi ibu memfasilitasi bakat melukis anak (pexels.com/Ivan Samkov)

Salah satu kelebihan Generasi Beta adalah akses mereka terhadap informasi yang mudah. Mereka bisa belajar tentang berbagai hal hanya dengan mengakses internet. Namun, ini juga bisa membuat mereka cepat bosan jika tidak diarahkan dengan baik.

Dorong anak untuk mengeksplorasi minat mereka dan mengembangkan kreativitas. Ajak mereka mencoba berbagai kegiatan, seperti menggambar, menulis cerita, atau membuat proyek kecil. Jangan hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga dukung mereka dalam menemukan passion yang sesuai dengan bakat mereka.

5. Membangun hubungan yang kuat dengan anak

ilustrasi ibu dengan putranya (pexels.com/Anastasiya Gepp)

Di era digital ini, anak-anak mungkin lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada berbicara langsung dengan orangtua. Namun, ini bukan berarti kita tidak bisa membangun hubungan yang erat dengan mereka.

Luangkan waktu berkualitas bersama anak, seperti membaca buku, bermain di luar rumah, atau sekadar berbicara dari hati ke hati. Tunjukkan bahwa selalu ada untuk mereka, bukan hanya sebagai orangtua, tetapi juga sebagai sahabat yang bisa dipercaya. Dengan hubungan yang kuat, anak akan lebih terbuka dalam berbagi cerita dan meminta nasihat ketika menghadapi masalah.

Generasi Beta memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan positif, dan peran orangtua sangatlah penting dalam membentuk masa depan mereka. Yuk, persiapkan diri untuk menjadi orangtua yang adaptif dan siap menghadapi era baru bersama Generasi Beta!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sani Eunoia
EditorSani Eunoia
Follow Us