TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Mitos Tentang ASI yang Wajib Diketahui Semua Ibu Menyusui

Para suami juga wajib tahu

Unsplash/leandrocesarsantana01

Seperti yang kita tahu, air susu ibu merupakan makanan pertama untuk bayi. Bagi seorang ibu, menyusui bukan sekedar memberikan makanan dalam bentuk air susu kepada si kecil. Tapi juga salah satu wujud cinta dan kasih sayang nyata kepadanya. Anjuran menyusui selama dua tahun dimaksudkan agar orang tua dapat memaksimalkan perhatian kepada si kecil, terutama pada periode emasnya tersebut.

Beberapa informasi tentang menyusui yang didapat kadang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para ibu, padahal informasi tersebut belum tentu benar. Bahkan tak jarang itu hanya sebuah mitos yang beredar turun temurun. Tidak semua informasi harus di telan bulat-bulat, Bun.

Yuk kita telaah lagi beberapa mitos seputar ASI berikut!

1. ASI pertama berwarna kuning itu basi dan harus di buang

Republika.co.id/Mutia Ramadhani

Jangan salah ya, Bun. ASI pertama yang berwarna kekuningan itu tidak basi seperti yang sering kita dengar. ASI pertama disebut kolostrum. Kolostrum ini justru sangat baik bagi si kecil karena mengandung antibodi dan imunoglobulin yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Kolostrum kaya akan sel darah putih yang mampu melawan infeksi bakteri dan virus. Jadi, kolostrum sangat disarankan untuk diberikan pada bayi sejak ia lahir dan kemudian dilanjutkan dengan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Jangan dibuang!

2. Setelah melahirkan, ASI belum keluar. Segera beri si kecil makanan lainnya

hellosehat.com/Arinda Veratamala

Pada beberapa kasus, memang sangat wajar setelah persalinan ASI belum juga keluar atau tidak lancar. Jangan khawatir, Bunda. Bayi yang baru lahir masih punya cadangan makanan yang ia bawa dari kandungan selama 2x24 jam. Tetap tenang dan terus mencoba ya, Bun. Jangan buru-buru memutuskan memberikan makanan lain bagi si kecil. Karena pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap. Tetap konsultasikan dengan para ahli ya, Bunda.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Ternyata Baik Untuk Ibu Menyusui

3. Bayi sering menangis karena ASI-nya kurang

alodokter.com/alodokter

Sangat wajar jika si kecil menangis, karena begitulah caranya berkomunikasi. Menangis sendiri tidak hanya berarti si kecil sedang lapar. Bisa jadi ia hanya sedang ingin dipeluk oleh Bunda. Atau memberi tahukan jika popoknya basah. Ingat, ia pun juga perlu beradaptasi dengan dunianya yang baru di luar kandungan, Bunda. Jangan terburu-buru panik dan merasa ASI yang bunda berikan tidak cukup ya. Pastikan dulu sebab si kecil menangis.

4. Payudara kecil berarti ASI-nya sedikit

hellosehat.com/ Karinta Ariani Setiaputri

Ukuran bukan menjadi patokan sedikit atau banyaknya ASI yang dihasilkan. Produksi ASI mengikuti prinsip supply and demand. Maksudnya, semakin tinggi kebutuhan bayi, semakin banyak produksi ASI. Semakin sering dirangsang (disusukan pada si kecil), maka semakin banyak pula produksi ASI. Sebaliknya, semakin jarang dirangsang, produksi ASI  juga akan semakin menurun.

5. Bunda minum es menyebabkan si kecil Flu

motherandbaby.co.id/redaksi

Ini yang paling sering terjadi. Bunda yang sedang menyusui dilarang minum es karena bisa menyebabkan si kecil flu. Perlu digaris bawahi ya, Bun. Es bukan penyebab flu. Flu disebabkan oleh virus. Meminum es tidak menyebabkan ASI bunda ikut-ikutan jadi dingin, kok. Mungkin lebih tepatnya dikhawatirkan setelah bunda minum es, kemudian memicu virus flu menyerang bunda dan ditakutkan bisa menularkan pada si kecil. Jangan merasa terkekang ya, Bun karena anggapan dilarang makan-minum ini itu. Sesuaikan saja takarannya, jangan berlebih-lebihan.

6. ASI mengenai alat vital bayi bikin mandul

Pexels/Alexander Krivitskiy

Hampir 90% kandungan dalam ASI adalah air. Sehingga tidak berbahaya buat bunda ataupun si kecil. Mungkin mitos seperti ini muncul agar bunda lebih menjaga kebersihan di sekitar alat kelamin si kecil.

7. Si kecil sakit bunda yang minum obat

Unsplash/sharonmccutcheon

Tidak semua obat yang bunda konsumsi dapat berpengaruh pada produksi ASI. Kalaupun obat yang bunda minum dikeluarkan di ASI yang kemudian diminum si kecil, dosisnya sangat sedikit. Bukan untuk dosis terapi ya, Bun. Jadi, kalau si kecil sakit yang minum obat tetap anaknya ya. Bukan Bundanya. Apalagi Ayahnya, atau Kakek Neneknya. Sesuaikan lagi dengan kebutuhan ya. Jangan malas untuk cari tahu pada yang lebih ahli.

8. Jangan makan pedas! ASI bisa jadi pedas

Unsplash/christianw

Apa yang bunda makan memang akan dirasakan pula oleh si kecil lewat ASI. Namun tidak 100% sama, hanya samar-samar dan tidak bertahan lama. Payudara bunda memiliki kemampuan untuk menyaring nutrisi penting dari tubuh yang berguna dalam pembuatan ASI. Konsumsi makanan pedas lebih berpengaruh pada bunda sendiri. Karena dikhawatirkan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare. Selain itu, senyawa capsaicin yang terkandung pada cabai membuat sebagian bayi yang sensitif/alergi kemudian juga mengalami diare.

9. Setelah bepergian, ASI harus diperas dan dibuang dulu sebelum menyusui lagi

alodokter.com/alodokter

Pernyataan di atas memang ada benarnya. Setelah keluar rumah, bunda tidak boleh langsung menyusui si kecil karena mungkin bunda masih berkeringat atau dalam keadaan kotor. Pastikan bunda sudah membersihkan tangan dan badan setelah bepergian ya. Tapi bukan air susunya yang harus diperas dan dibuang terlebih dulu. Kapanpun ASI akan selalu dalam kondisi baik dan steril. Siap disajikan untuk si kecil.

 

Baca Juga: Mastitis dan 9 Keluhan Ini Sering Dialami Ibu Selama Menyusui

Writer

Dewi Yulia

IG/Twitter ~ @dewiiy_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya