TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Menjaga Kesehatan Mental bagi Ibu, Ayo Praktikkan!

Kesehatan mental ibu kunci kebahagiaan keluarga

pexels.com/Gustavo Fring

Menjadi ibu adalah hal yang membahagiakan sekaligus sulit. Tuntutan datang dari mana saja, sehingga ibu mudah untuk merasakan tekanan dan kecemasan yang meningkat.

Padahal, kondisi mental ibu sangat memengaruhi kebahagiaan keluarga. Di mana ibu yang merasa tertekan dan tidak bahagia mungkin akan kurang ikhlas dalam menjalani tugasnya di rumah. Sebaliknya, ibu yang bahagia akan melakukan tugasnya di rumah dengan senang hati.

Untuk itu, menjaga kesehatan mental ibu adalah hal yang sangat penting. Yuk, ketahui apa saja yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental ibu.

1. Investasikan waktu untuk self care

pexels.com/Andrea Piacquadio

Self care merupakan kunci penting untuk menjaga kesehatan mental, utamanya bagi seorang ibu baru. Cobalah menghabiskan beberapa saat setiap minggu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai. Untuk dapat melakukan hal ini, kamu mungkin perlu bekerja sama dengan suami, orangtua, atau mertua.

Saat lelah dengan pekerjaan rumah dan mengurus keluarga, kamu bisa melakukan beberapa hal yang membuat kamu merasa segar kembali. Misalnya, mandi air hangat setelah anak tidur atau mendapatkan pijatan dari suami.

Ide perawatan diri lainnya termasuk membaca novel, menulis jurnal, atau melakukan yoga di rumah. Kamu juga bisa memanjakan diri dengan mencoba masker wajah, secangkir minuman favorit, atau mengecat kuku sesekali.

Baca Juga: Ini 5 Bukti Kalau Ibu adalah Pahlawan Masa Kini, Terima Kasih Ibu!

2. Berhenti membandingkan diri sendiri dengan ibu lain

pexels.com/Ivan Oboleninov

Kebiasaan membandingkan adalah pencuri kegembiraan yang utama. Entah seberapa besar usaha yang sudah kamu lakukan untuk anak, kamu tidak akan pernah merasa cukup baik sebagai ibu atau tidak seberuntung ibu yang lain.

Misalnya, saat kamu melihat ibu lain bisa mengurus rumah dan beberapa anak sendirian, kamu akan merasa tidak seterampil dirinya. Saat melihat ibu lain memiliki asisten untuk membantu mengurus rumah dan anak, kamu akan berharap dirimu seberuntung dirinya. Saat melihat ibu lain bisa berdandan di setiap kesempatan, kamu merasa dia merupakan ibu yang lebih baik darimu. Jika kamu terlibat dalam perbandingan negatif, ini dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, dan banyak kritik diri.

Meskipun ini paling sering terjadi di media sosial, tapi perbandingan juga dapat terjadi dalam kehidupan nyata. Ketika kamu melihat hal ini terjadi, segera napas dalam-dalam dan ingatkan diri sendiri bahwa kamu tidak bisa menilai orang lain hanya dari apa yang terlihat di luar. Yang terpenting, kamu bisa menjadi ibu yang dibutuhkan anak-anak.

3. Berhenti membandingkan anak dengan anak orang lain

pexels.com/cottonbro

Sama seperti setiap ibu yang memiliki keistimewaan masing-masing, setiap anak juga unik. Jadi, kamu tidak boleh membandingkan anakmu dengan anak orang lain.

Anak temanmu mungkin sangat penurut dan tenang sehingga temanmu bisa memiliki waktu untuk menikmati me time lebih lama. Atau, anak sepupumu mungkin makan dengan lahap sehingga sang ibu tidak perlu menghadapi drama setiap kali waktu makan tiba. Tapi, anakmu tentunya juga memiliki kelebihan yang membuatmu bahagia sebagai ibunya.

Menjaga semua ini dalam perspektif adalah kuncinya. Anak-anak berkembang dengan kecepatan mereka sendiri dan pada waktu yang tepat untuk mereka. Jadi, daripada membandingkan anak dengan anak lain, bandingkan dia dengan dirinya sendiri. Apakah dia mempelajari hal-hal baru seiring berjalannya waktu? Jika iya, maka dia baik-baik saja.

4. Buat daftar tugas

pexels.com/Vlada Karpovich

Seorang ibu memiliki tugas yang sangat banyak, dan karenanya, daftar tugas bisa menjadi teman terbaik seorang ibu. Dengan begitu, ibu akan lebih mudah menentukan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Yang perlu kamu lakukan adalah membuat konseptualisasi tentang daftar tugas. Alih-alih membuat satu daftar yang berisi semua tugas yang harus kamu lakukan, pisahkan menjadi dua daftar.

Satu daftar berisi hal-hal yang mutlak harus diselesaikan pada hari tertentu, seperti menjemput seseorang dari bandara, membawa laundry pada hari tertentu, menemani anak les setiap hari tertentu, rapat orangtua siswa tiap tanggal sekian, dan sebagainya. Satu daftar lagi berisi daftar tugas sehari-hari, seperti belanja dan membuat sarapan jam sekian, mandi, mengantarkan anak, mencuci piring, meditasi, olahraga, menemani anak belajar, dan sebagainya.

Tapi perlu diingat, poin utamanya adalah daftar tugas ini adalah fleksibel dan sejalan dengan kenyataan, bukannya kaku dan menyebabkan kesusahan ketika sesuatu tidak terjadi sesuai rencana.

Baca Juga: Hadis tentang Ibu dan Keutamaan Berbakti padanya, Surga Ada di Kakinya

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya