TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Gaya Parenting yang Bisa Kamu Pelajari dari Pengalaman sebagai Anak

Pengalaman sebagai anak bisa menjadi pedoman gaya parenting

ilustrasi gaya parenting (pexels.com/Anastasiya Gepp)

Belum ada pendidikan formal yang bisa diikuti untuk menjadi orangtua yang baik. Kamu harus mempelajari ilmu parenting secara mandiri. Ilmu parenting tersebut bisa kamu dapatkan dari mana saja, termasuk gaya parenting orangtua kamu dahulu dan pengalaman kamu sebagai anak.

Dengan pengalaman sebagai anak, kamu akan bisa memahami bagaimana seorang anak ingin diperlakukan oleh orangtuanya. Kamu bisa melanjutkan gaya parenting orangtua kamu yang menurut kamu baik untuk ditiru. Berikut, tujuh gaya parenting yang bisa kamu pelajari dari pengalaman sebagai anak.

Baca Juga: 5 Tips Berani Mengeksplorasi Kemampuan untuk Menambah Pengalaman

1. Berbagi tugas merawat anak

ilustrasi berbagi tugas merawat anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sebagai orangtua, kamu tentu menginginkan anak kamu untuk mengenal kedua orangtuanya. Kamu bisa berbagi tugas merawat anak dengan pasangan kamu. Anak yang tumbuh dengan kedua peran orangtua tentu akan memiliki banyak dampak positif.

Alasan dibalik keinginan kamu tersebut bisa jadi karena pengalaman kamu sebagai anak. Kamu tahu bagaimana dampak anak yang terlalu dekat dengan ibu atau ayahnya saja. Kamu juga mengetahui bagaimana dampak anak yang dekat dengan kedua orangtuanya.

Baca Juga: 6 Tips Parenting Kembangkan Critical Thinking pada Anak Remaja

2. Tidak membicarakan kekurangan pasangan di depan anak

ilustrasi tidak membicarakan kekurangan pasangan di depan anak (pexels.com/Elina Fairytale)

Dalam berumah tangga kamu tentu akan menemukan kekurangan pasangan. Kamu dan pasangan tentu membutuhkan solusi dari setiap masalah yang datang. Sebaiknya kekurangan dan masalah tersebut cukup kamu dan pasangan yang tahu.

Membicarakan kekurangan pasangan di depan anak dapat menimbulkan berbagai macam perasaan negatif pada anak. Jika kamu memiliki pengalaman sebagai anak dengan salah satu orangtua yang sering membicarakan kekurangan pasangannya, kamu tentu tahu bagaimana dampaknya pada kamu sebagai seorang anak. Anak bisa saja jadi tidak menyukai salah satu orangtuanya. Sementara sebagai orangtua, kamu tentu ingin anak memiliki hubungan yang baik dengan kedua orangtuanya.

Baca Juga: 6 Sikap Bijak Hadapi Perbedaan Parenting dengan Orangtua atau Mertua

3. Selalu ikhlas merawat dan menerima anak

ilustrasi merawat anak (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak peduli seberapa banyak angka pada usia kamu, orangtua akan selalu ikhlas merawat kamu. Tidak peduli bagaimana perilaku kamu, orangtua juga akan selalu menerima kamu pulang. Cinta orangtua adalah makna dari ketulusan yang paling nyata.

Ketika kamu merasa lelah merawat anak, kamu bisa mengingat bagaimana orangtua kamu selalu ikhlas merawat dan menerima kamu. Anak pasti merasa bahagia jika orangtuanya bisa menerima mereka apa adanya. Sebagai orangtua, kebahagiaan anak lebih penting dari apa pun.

4. Tidak mengompori anak yang sedang berkeluh kesah

ilustrasi mendengarkan anak bercerita (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perjalanan hidup menjadi dewasa tentu tidak semudah yang dibayangkan. Kamu akan bertemu dengan berbagai macam karakter orang, baik yang menyenangkan atau pun tidak. Sebagai anak, kamu mungkin sering berkeluh kesah pada orangtuamu.

Orangtua kamu mendengarkan dan menenangkan kamu tapi mereka tidak ikut campur dalam urusan kamu. Mereka membiarkan kamu menyelesaikan masalah kamu sendiri tanpa membuat kamu semakin kalut. Gaya parenting seperti ini sangat bisa kamu contoh, sehingga kamu bisa membuat anak terbuka dan nyaman bercerita denganmu.

5. Selain materi, anak juga butuh kehadiran orangtua

ilustrasi kehadiran orangtua di rumah (pexels.com/Monstera Production)

Setelah memiliki anak, orangtua pasti merasa bertanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup sang anak. Mereka selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Bahkan mereka rela mencari nafkah hingga larut malam atau merantau ke tempat lain.

Rasa tanggung jawab memenuhi kebutuhan hidup anak sebaiknya diimbangi dengan kehadiran orangtua di rumah menemani anak mereka. Orangtua yang hadir di rumah akan membangun kedekatan yang baik pada anak. Anak yang tinggal di rumah dengan kehadiran orangtua dengan yang tinggal tanpa orangtua akan tumbuh dengan pola pikir yang berbeda.

Hadir di rumah artinya adalah kamu memainkan peran kamu sebagai orangtua. Orangtua yang bekerja di luar rumah pun tetap bisa hadir dengan memberi perhatian, kasih sayang pada anak, dan sebagainya. Anak tidak hanya membutuhkan materi dalam pertumbuhannya, tetapi juga kebutuhan imateriel.

Baca Juga: 8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?

Writer

Fairuz Marhaenda Prasida

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya