8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?

Mulai menghilangkan patriarki

Generasi millennial kelahiran tahun 1980-an hingga awal 2000-an, menghadirkan perubahan besar dalam pendekatan mereka dalam mendidik anak. Hal ini tercermin dalam budaya, teknologi, dan nilai-nilai sosial yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya.

Mereka turut merespons cara membesarkan anak yang berbeda pula. Hal ini lantas menghasilkan tren baru dalam dunia parenting yang mungkin tidak akrab bagi generasi sebelumnya. Bagaimana generasi millennial membesarkan anak-anak mereka? Cari tahu lewat artikel berikut, deh!

1. Menunda lebih lama untuk berkeluarga

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi dua wanita memotret makanan (pexels.com/marcusaurelius)

Dilansir Verywell Family, millennial cenderung menunggu lebih lama untuk berkeluarga dibandingkan generasi sebelumnya. Alasannya bisa beragam, termasuk kendala finansial, keputusan karier, dorongan untuk menjelajah dunia, dan lain sebagainya. 

Pada 2017 silam, usia rata-rata ibu saat melahirkan adalah 26.8 tahun, sedangkan pada 1970, usianya adalah 21.4 tahun. Ini menunjukkan peningkatan usia saat memulai peran sebagai orangtua, yang mencerminkan tren menua dalam memulai keluarga.

2. Memilih nama yang unik

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi anak menyusun pensil warna (pexels.com/mikhailnilov)

Generasi baby boomer lebih cenderung memberikan nama anak mereka yang umum agar cocok dengan anak-anak lain. Misalnya, di Indonesia akrab dengan nama Siti, Budi, dan masih banyak lagi. Nama-nama yang tidak biasa belum menjadi tren kala itu.

Sebaliknya, generasi millennial cenderung suka melakukan hal-hal sesuai dengan gaya mereka sendiri. Bahkan, mereka mencari dan memilih nama-nama yang tidak konvensional, istimewa, dan beragam untuk sang anak.

3. Berbagi segala hal di media sosial

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi bonding time antara anggota keluarga (pexels.com/timamiroshnichenko)

Fenomena orangtua millennial adalah kerap berbagi informasi dan foto anak-anak secara luas di media sosial, khususnya mereka yang memiliki anak kecil. Orangtua pada tahun 2010-an dan 2020-an, umumnya cenderung tidak ragu atau bingung untuk berbagi kehidupan anak-anak mereka secara online.

Dikutip Verywell Family, Sharon Greenthal, seorang penulis dan editor, menyatakan delapan puluh satu persen orangtua milenial membagikan gambar anak-anak mereka di media sosial, sementara hanya 47 persen orangtua generasi baby boomer yang melakukannya. Blog parenting yang muncul pada awal tahun 2000-an, kini menjadi hal yang biasa dan membahas berbagai topik seperti tidur bersama dan perjalanan keluarga.

4. Mudah mengakses tips tentang parenting

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi ibu dan anak bermain laptop di tempat tidur (pexels.com/olly)

Berkat adanya internet, media sosial, dan kemudahan kontak melalui pesan teks, millennial dilimpahi dengan mudahnya mengakses sumber-sumber informasi tentang tips parenting. Dalam membesarkan anak, selain mendapatkan saran dari orangtua mereka, generasi millennial juga sering kali mencari para ahli di setiap bidang parenting, lalu mengumpulkan informasi dari mereka.

Meskipun banyak saran yang tersedia, generasi millennial yang cerdas dapat memilih yang sesuai untuk anak-anak mereka dan memberikan panduan kepada orangtua baru nantinya. Melalui berbagai komunitas online seperti grup Facebook dan tagar Instagram, mereka memiliki banyak cara untuk belajar tentang merawat anak-anak.

Baca Juga: 5 Ide Dekorasi Area Pojok, DIY Asyik untuk Millennial yang Kreatif!

dm-player

5. Mengutamakan waktu bersama keluarga

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi orang tua dan anak bermain bersama (pexels.com/gustavofring)

Menurut analisis Pew Research Center dari data Current Population Survey di tahun 2015, banyak orangtua millennial bekerja saat ini, mereka menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak mereka daripada generasi sebelumnya. Terutama para ayah, yang kini menghabiskan sekitar 59 menit per hari bersama anak-anak, berbeda dengan tahun 1960-an yang hanya 16 menit per hari.

"Baik pekerja upah maupun profesional, seringkali menerima jadwal kerja yang tidak menentu yang membuat mereka sulit untuk merencanakan waktu makan malam bersama keluarga, karena tidak pasti kapan selesai bekerja," kata Kathleen Gerson, seorang penulis dan profesor sosiologi di New York University, dilansir Kinder Care.

" Meskipun ada kendala dalam menjadwalkan waktu makan malam bersama, orangtua saat ini masih sangat menghargai waktu berkualitas dengan keluarga mereka," lanjutnya.

Orangtua millennial sering berada bersama anak-anak dalam berbagai kegiatan. Meskipun makan malam bersama di rumah tidak sering terjadi, orangtua masih menghabiskan banyak waktu bersama anak-anak melalui pekerjaan rumah, mengantar jemput anak, dan aktivitas lainnya.

6. Pria milenial lebih terlibat dalam tugas-tugas rumah tangga

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi seorang ayah menggendong bayi (pexels.com/lauragarcia)

Dilansir Family Life, sebuah survei tahun 2015 oleh Working Mother Research Institute menemukan fakta, bawha ayah millennial lebih suka membantu dalam tugas rumah tangga dibandingkan generasi sebelumnya.  Saat ini, generasi millennial cenderung melibatkan ayah lebih aktif dalam tugas-tugas rumah tangga, terutama karena ibu juga bekerja di luar rumah.

Beberapa keluarga memilih peran yang berkebalikan dengan ibu yang bekerja dan ayah yang tinggal di rumah untuk merawat anak-anak. Meskipun begitu, dalam banyak kasus, perempuan masih melaksanakan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dan merawat anak daripada pria. Ibu yang bekerja tetap bertanggung jawab atas perawatan anak-anak.

7. Mengajarkan anak untuk open minded, empatis, dan suka bertanya

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi kakek bermain dengan cucu (pexels.com/kampus)

Dilansir Time, orangtua milenial berharap agar anak-anak mereka tumbuh menjadi dewasa yang memiliki sifat-sifat seperti "open minded," "empatis," dan "suka bertanya." Dalam hal ini, mereka memiliki harapan bahwa sanga anak akan tumbuh menjadi individu yang terbuka terhadap pemikiran baru, empati terhadap orang lain, dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. 

Tidak hanya itu, anak-anak dari orangtua millennial ini lebih mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan berbicara yang baik. Hal ini dilakukan agar mereka terbiasa untuk berbicara dan bisa saling menghargai.

8. Cenderung menjadwalkan segalanya

8 Tren Parenting ala Millennial, Harus Banyak Sharing di Medsos?ilustrasi memasak ibu dan anak (pexels.com/rdne)

Banyak orangtua millennial cenderung merencanakan segala sesuatu, termasuk waktu luang untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Hal ini mencerminkan perubahan dalam kehidupan kerja orang tua dan menyebabkan jadwal anak-anak lebih terstruktur daripada generasi sebelumnya.

"Minggu kerja yang lebih panjang dan intens telah berdampak pada kehidupan anak-anak. Sehingga, waktu luang tidak lagi tersedia secara alami, melainkan harus diatur dan dijadwalkan. Bagi banyak keluarga kelas menengah, ini berarti mereka harus merencanakan aktivitas seperti pertemuan bermain bersama anak-anak di luar jam kerja atau sekolah," kata Kathleen Gerson.

Ini juga karena generasi millennial sering kali mendorong efisiensi dalam segala hal, termasuk penggunaan waktu. Dengan merencanakan aktivitas anak-anak, mereka dapat memaksimalkan waktu yang tersedia untuk berbagai kegiatan.

Pendekatan parenting dapat bervariasi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Beberapa tren ini mencerminkan perubahan dalam pendekatan parenting yang telah diamati dalam generasi milenial. Kamu relate, gak?

Baca Juga: 5 Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Indonesia, Millennial Wajib Paham!

Shasya Khairana Photo Verified Writer Shasya Khairana

expecto patronum

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya