TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pola Asuh Zaman Dahulu yang Tak Layak Diterapkan Saat Ini, Cek Ya! 

Mengasuh anak dimulai dari orangtua yang banyak belajar  

ilustrasi parenting (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Pola asuh untuk keluarga memang bervariasi, namun penerapan pola asuh juga sangat berdampak pada kepribadian anak. Orangtua zaman dahulu memang lebih tua, namun pola asuh zaman dahulu tak semua dapat kita terapkan saat ini. Baca lebih lanjut untuk tahu apa aja sih, pola asuh yang tak layak diterapkan saat ini!

1. Patriarki 

ilustrasi patriarki (pexels.com/Lara Jameson)

Pola asuh ini menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dan membuat banyak anak perempuan merasa tak setara dengan laki-laki. Saat ini sudah tak layak menerapkan pola asuh patriarki, karena perempuan juga punya hak yang sama atas apa pun seperti pendidikan, hobi, keahlian, serta kepemimpinan di masyarakat.

Memutus rantai patriarki dalam keluarga dengan pola asuh yang mengedepankan kesetaraan dapat membuat anak perempuan lebih percaya diri dan anak laki-laki lebih saling menghargai. Cara memulainya cukup sederhana, dengan tidak membatasi kegiatan serta mainan anak laki-laki dan perempuan, juga selalu mengatakan apa pun gendernya, tetap memiliki hak yang sama.

Baca Juga: Miris! Banyak Anak Tak Dapat Pola Asuh yang Layak, Apa Dampaknya?

2. Orangtua yang tak mau mengakui kesalahan

ilustrasi orang tua tak mengakui kesalahan (pexels.com/Monstera)

Zaman dahulu sangat sering kita jumpai orangtua yang tak mau mengakui kesalahan, dengan dalih lahir terlebih dahulu dan melakukan segala pengorbanan untuk anak. Padahal, orangtua hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Sikap lapang dada untuk mengakui kesalahan di depan anak tak akan membuat orangtua lemah, namun anak akan merasa bahwa berbuat salah dan mengakuinya itu sikap yang hebat.

Pola asuh ini dapat diterapkan mulai dengan cara yang sederhana seperti ketika anak mulai protes, maka beri penjelasan sesuai kenyataan dan logika dan hindari sikap menggurui.

3. Membatasi minat bakat anak karena pandangan masyarakat  

ilustrasi membatasi minat bakat anak (pexels.com/Monstera)

Setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing, banyak anak yang merasa tak berkembang karena orangtua tak sepenuhnya mendukung minat dan bakatnya. Pola pengasuhan zaman dahulu tak jarang membatasi minat bakat anak karena pandangan masyarakat.

Seperti ketika anak perempuan memiliki hobi bela diri atau sepak bola, orangtua zaman dahulu banyak yang tak setuju anak perempuannya melakukan hobi tersebut dengan alasan pandangan masyarakat untuk anak perempuan seharusnya bersikap kalem dan pendiam.

Pola asuh ini tak layak diterapkan saat ini, bantu anak-anak menemukan siapa diri mereka karena yang akan menjalani kehidupan adalah si anak bukan orang lain apalagi masyarakat.

4. Merasa anak harus merawat orangtua di usia senja

ilustrasi merawat orang tua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hukum timbal balik ini tak jarang membuat anak merasa terbebani, terlebih orangtua yang tak mempersiapkan masa senja dengan matang. Persiapan masa tua dapat dimulai dari segi finansial dan kesehatan.

Pola asuh zaman dahulu tentang merawat orangtua di usia senja tak sepenuhnya salah, namun tak cukup layak diterapkan saat ini, mengingat saat ini akses untuk informasi cukup mudah.

Karena setiap anak nantinya akan tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan pribadi, anak tetap perlu peduli pada orangtua juga. Orangtua sebaiknya mempersiapkan masa tua sebaik mungkin.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Pola Asuh yang Tepat untuk Anak, Jangan Sampai Salah!

Verified Writer

imroatus solihah

Mencari pengalaman di content writer, memiliki keahlian dalam berkoordinasi dengan tim dan proyek. Memiliki minat dalam menulis dan mengungkapkan ide secara luas. Terbiasa menulis dengan kemampuan self-editing dan memperhatikan struktur kalimat dan ejaan yang benar. Menawarkan komunikasi yang baik dan keterampilan berbicara di depan umum. Mencari peran entry-level dipenulis konten dan siap untuk mempelajari hal-hal baru secara detail. Mampu berpikir kreatif dan berinovasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya