TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Meningkatkan Literasi Keuangan pada Anak, Ajarkan Sejak Dini!

Jangan lupa ajarkan pula si kecil untuk bersedekah

ilustrasi anak diberi uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Persoalan keuangan tidak terletak pada kuantitas uang semata. Nyatanya lebih kompleks dari itu. Gak menjamin, lho, yang punya gaji besar bisa mengatur keuangannya dengan baik. Hal ini pula yang jadi penyebab, kenapa banyak orang berpenghasilan besar tetapi utangnya juga besar, sampai-sampai kondisi finansialnya tidak aman. Itulah pentingnya literasi keuangan, sehingga gak hanya bisa mencari pendapatan, tapi pandai juga mengelolanya dengan bijaksana. Literasi keuangan sebenarnya bisa diterapkan sejak dini, lho.

Berikut ini akan diulas beberapa tips meningkatkan literasi keuangan pada anak agar ia lebih bijaksana dalam memandang uang, serta bisa mengelola keuangan dengan baik. Seperti apa? Mari simak pembahasannya berikut ini.

1. Buat daftar belanja

ilustrasi ibu dan anak berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Pernah menghadapi anak yang suka tiba-tiba meminta dibelikan mainan saat diajak belanja? Nah, kamu bisa mengatasinya dengan membiasakan untuk membuat daftar belanja dari rumah.

Coba libatkan anak ketika membuat daftar belanja tersebut. Akan lebih baik bila daftar tersebut dipegang anak selama belanja, sehingga membuatnya merasa dipercaya untuk melakukan tanggung jawab terhadap suatu tugas.

Kebiasaan yang tampak simpel ini bisa memberi kesadaran pada anak untuk tidak belanja secara impulsif. Kamu bisa memberikan pengertian bahwa ketika belanja nanti, hanya akan membeli barang-barang yang sudah ditulis dalam daftar, sehingga si kecil akan paham.

Baca Juga: 3 Kesalahan Utama dalam Pengelolaan Keuangan, Penting Disimak!

2. Membedakan mana kebutuhan dan keinginan

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Anna Shvets)

Tips selanjutnya untuk tingkatkan literasi keuangan pada anak, yakni dengan mengajarkan anak bagaimana cara membedakan kebutuhan dan keinginan. Misalnya, ia ingin membeli mainan. Tanyakan dulu, apakah mainan tersebut begitu penting. Apalagi jika mengingat sudah banyak mainan yang ia punya.

Jika sedari dini anak telah terbiasa membedakan mana yang butuh, dan mana yang sekadar keinginan semata, ia akan lebih bijaksana dalam menghabiskan uang jajannya.

3. Menabung

ilustrasi celengan (pexels.com/cottonbro)

Sekilas menabung tampak seperti perkara sepele. Apa susahnya, sih, cuma menyisihkan beberapa persen saja dari gaji.

Akan tetapi, nyatanya banyak pekerja yang mengeluh karena sulit untuk menabung. Nah, fenomena ini sebenarnya bisa diatasi jika sedari dini, anak sudah diberi pengetahuan mengenai literasi keuangan.

Cobalah ajarkan anak untuk menabung dari uang jajannya, jadi bukan dari uang orangtuanya. Berikan anak alasan untuk menabung. Sebagai contoh, dia ingin sekali sepeda. Coba jelaskan padanya berapa uang jajan yang mesti disisihkan jika mau beli sepeda. Kalau ini sudah dilatih, anak jadi terbiasa mandiri untuk menabung dulu sebelum membeli sesuatu, lho.

4. Menghasilkan uang

ilustrasi jual minuman (pexels.com/Rene Asmussen)

Salah satu masalah keuangan yang sering dialami banyak orang, adalah sulitnya mencari uang. Seakan-akan hanya pihak tertentu saja yang bisa begitu mudah mendapatkan uang.

Kamu bisa membuat anak familier dengan uang di antaranya dengan melatihnya menghasilkan uang. Misalnya, menginspirasinya untuk berjualan minuman. Ia akan paham kalau untuk mencari uang diperlukan usaha. Gak harus sulit, Kesempatan untuk mendapatkan uang selalu tersedia bagi orang yang mau berusaha.

Baca Juga: Pusing Bikin Pencatatan Keuangan? Ikuti Cara Ini Dijamin Gak Ribet! 

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya