TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ajarkan 5 Hal Ini agar Anak Menghargai Makanan, Gak Minta Neko-neko

Mereka jadi mensyukuri apa yang tersaji di meja makan

ilustrasi ayah dan anak-anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Suka kesal gak sih, kalau orangtua sudah menyiapkan makanan dengan susah payah, tetapi anak seperti tidak mampu menghargainya? Misalnya, dengan berkata rasa makanannya tidak enak, menolak menyantapnya, dan malah minta dibelikan makanan yang lain.

Sering kali, perilaku di atas muncul menunjukkan bahwa anak kurang menghargai makanan yang tersaji di meja makan. Sikap menghargai makanan memang tak dapat tumbuh sendiri. Sejak dini, orangtua wajib mengajarkannya dengan menyampaikan lima hal berikut ini.

1. Petani, peternak, dan produsen makanan bekerja keras untuk menghasilkan produk terbaik

ilustrasi mencuci sayuran (pexels.com/Gustavo Fring)

Bagi anak-anak yang belum mengerti, sepiring nasi hanyalah sepiring nasi. Mereka berpikir pasti mudah untuk petani menghasilkan beras lalu dibeli orang dan dimasak. Padahal, proses dari menyemai benih padi sampai masa panen tidaklah sebentar dan gampang.

Tidak setiap sawah mendapatkan cukup air di musim kemarau. Untuk mengaliri sawah saja, petani mengeluarkan biaya lebih guna menyedot air. Belum lagi serangan hama yang kerap membuat petani gagal panen.

Pun sebidang sawah hanya bisa dipanen dua sampai tiga kali dalam setahun. Begitu pula dengan peternak yang harus bersabar membesarkan ternaknya. Para produsen makanan pun bekerja penuh kehati-hatian agar tak meracuni konsumen.

Baca Juga: 5 Hal Tentang Parenting Anak yang Harus Dibicarakan Bersama Pasangan

2. Tujuan utama orang dewasa giat bekerja adalah agar mampu membeli makanan yang layak santap

ilustrasi menyiapkan makanan (pexels.com/Andy Barbour)

Anak sering kali hanya tahu minta dibelikan jajanan ini itu oleh orangtua. Mereka belum mengerti bahwa untuk setiap rupiah yang dikeluarkan orangtua buat membeli makanan, orangtua harus bekerja keras.

Jangan ragu menyampaikan hal ini pada anak bila tak ingin kesukaannya jajan menjadi kebablasan. Jangan sampai total uang jajan anak setiap bulannya nyaris meludeskan penghasilan orangtua. 

Anak mesti belajar menghargai makanan apa pun yang disajikan orangtua. Tidak melulu harus yang mahal, yang penting masih sangat layak untuk disantap. Selain menghargai makanan, anak juga menjadi lebih menghargai kerja keras orangtua.

3. Makanan bukan hanya soal enak, tapi juga harus menyehatkan

ilustrasi keluarga sedang makan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bila sekadar menuruti rasa enak menurut anak, bisa-bisa dia cuma mau mengonsumsi makanan yang itu-itu saja. Sering kali jajanan dengan kandungan gizi yang sangat rendah, bahkan dapat membuatnya sakit apabila dimakan berlebihan.

Anak perlu belajar memilih makanan yang baik untuknya. Makin bervariasi makanan yang bisa dinikmatinya makin baik. Kebutuhan gizinya lebih mudah terpenuhi sebab anak tidak terlalu pemilih soal makanan. 

4. Masih ada orang-orang yang kelaparan di luar sana

ilustrasi anak makan (pexels.com/Streetwindy)

Dengan pengetahuan yang masih terbatas, anak barangkali mengira semua orang dapat makan sampai kenyang setiap hari. Ia menyamakan kondisi setiap orang dengan kondisinya sendiri yang tak pernah kekurangan makanan.

Kenyataannya, tak semua orang bahkan anak seusianya bisa makan tiga kali sehari dengan menu yang bergizi. Masih ada orang-orang yang makan dua kali atau bahkan sekali sehari dengan menu seadanya. 

Baca Juga: 5 Supportive Parenting yang Membentuk Pribadi Anak Jadi Percaya Diri

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya