TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Pasangan Baru, Orangtua Tunggal Wajib Memperhatikan 11 Hal Ini 

#IDNTimesLife Biar gak menyakiti perasaan anak 

Unsplash.com/heftiba

Perpisahan dengan pasangan adalah suatu masalah. Namun masih ada masalah-masalah lain yang mungkin mengikutinya. Salah satunya, saat orangtua tunggal memiliki pasangan baru.

Penting sekali untuknya tetap dapat menjaga perasaan anak dengan memperhatikan 11 hal di bawah ini. Apa saja kira-kira?

1. Jangan mengumbar kemesraan di depan anak 

Unsplash.com/mmaggie

Kemesraan di antara orang dewasa memang gak layak dikonsumsi anak-anak. Terlebih dalam situasi kehidupan orangtua tunggal. Kehadiran orang baru saja mungkin sudah terasa amat mengganggu anak.

Apalagi jika orangtua tunggal dan pasangan barunya kurang bijaksana dalam membawa diri di hadapan anak. Sekalipun anak tahu ayah dan ibunya sudah berpisah, anak bisa tetap melihat kemesraan itu sebagai pengkhianatan.

2. Jangan memaksa anak untuk dekat pada pasangan baru orangtua

Unsplash.com/tata186

Sekalipun anak tidak mengatakan apa pun soal perasaannya, anak mungkin masih trauma dengan keretakan keluarganya. Makin kacau situasi saat orang tuanya dahulu akan berpisah, makin besar trauma itu.

Jangan memberinya tekanan lagi dengan mendesaknya untuk dekat dengan pasangan baru orangtua. Biarkan kedekatan itu terbentuk secara alami bila anak sudah menaruh kepercayaan dan merasa nyaman dengan pasangan baru orangtua.

3. Setelah menikah, jangan memaksa anak memanggil orangtua tiri dengan Ayah/Ibu dan sejenisnya

Unsplash.com/deviun

Anak mungkin bisa menerima ‘orang asing’ itu sebagai pasangan orangtuanya. Namun tidak sebagai pengganti posisi ayah/ibu kandungnya. Bila anak tetap lebih suka memanggil pasangan baru orangtua dengan Om/Tante, tetaplah menenggang perasaannya. Apa pun komentar orang lain tentang itu.

4. Jangan memaksa anak untuk cepat akrab dengan saudara tirinya 

Unsplash.com/manunalys

Pasangan baru orangtua saja mungkin sudah membuat anak gak nyaman. Apalagi ditambah saudara tiri. Mendesak anak untuk cepat akrab dengan saudara tirinya bisa membuat anak emosi dan makin gak menyukai keberadaan mereka. Saudara tiri bisa terasa sebagai pesaing yang akan merebut kasih sayang orangtuanya.

5. Jangan pernah membandingkan anak dengan saudara tirinya 

Unsplash.com/mael_balland

Kadang-kadang, perbandingan seperti ini terjadi begitu saja. Orangtua gak punya niat memenangkan salah satunya. Atau, semata-mata agar anak termotivasi mencontoh sisi unggul saudara tirinya.

Namun bagi anak, ini bisa memukul harga dirinya. Ia merasa gak lagi dianggap berharga oleh orangtuanya. Atau setidaknya, sekarang sudah ada yang lebih istimewa darinya, yaitu si saudara tiri.

Baca Juga: 5 Kesulitan Jadi Single Parent yang Justru Bakal Menguatkanmu

6. Beri tahu pasangan untuk gak tiba-tiba ikut mengatur kehidupan anak

Unsplash.com/introspectivedsgn

Pasangan baru orangtua mungkin terdorong untuk lebih aktif dalam upaya mendapatkan tempat dalam kehidupan anak. Namun anak bisa menangkap segala bentuk perhatiannya sebagai terlalu ikut campur. Anak merasa pasangan baru orangtua sok tahu tentang hidupnya dan ini hanya akan membuatnya makin bersikap anti.

7. Jangan menghalangi anak untuk bertemu ayah atau ibu kandungnya yang tinggal terpisah 

Unsplash.com/elliot_drew

Jangan sampai orangtua berpikir dengan telah adanya ayah atau ibu baru, anak gak lagi membutuhkan hubungan dengan ayah atau ibu kandungnya. Ini adalah hak anak. Apalagi jika anak merasa dia gak ada masalah dengan salah satu orangtuanya.

Bahkan mungkin, kebutuhan anak bertemu dengan ayah atau ibu kandungnya yang tinggal terpisah akan menjadi lebih besar setelah kehadiran ayah atau ibu tiri. Ini biasa terjadi jika anak belum merasa nyaman dengan pasangan baru orangtua.

8. Lindungi anak dari konflik yang mungkin timbul akibat hubungan baru itu 

Unsplash.com/johndesign

Saat orangtua tunggal menjalin hubungan baru dengan seseorang, mantan pasangannya bisa jadi merasa tidak terima dan timbul konflik. Kesejahteraan anak harus tetap di atas segalanya. Jangan sampai ia merasa terombang-ambing untuk kedua kalinya akibat masalah asmara orang-orang dewasa di sekelilingnya.

9. Alasan menikah lagi demi kebaikan anak mungkin justru membuatnya sangat muak 

Unsplash.com/belart84

Penting untuk orangtua dapat menempatkan diri di posisi anak. Jika anak mendengar dirinya dijadikan alasan, mungkin ia akan sangat membencinya. Terlebih jika ia merasa tidak membutuhkan orangtua baru. Lebih baik jujur saja bila orangtua menyukai seseorang dan ingin membawa hubungan itu ke jenjang yang lebih serius.

10. Tetaplah netral saat anak berkonflik dengan pasangan baru orangtua atau saudara tirinya

Unsplash.com/omarlopez1

Perasaan anak sangat sensitif terkait pasangan baru orangtua atau saudara tirinya. Jangan sampai sedikit saja ia merasa orangtua kandung membela mereka dan menyudutkannya. Nanti ia merasa sendirian dalam ketidakbahagiaan. Seolah-olah ditinggalkan orangtua kandungnya demi keluarga barunya.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Gak Mudah bagi Single Parent untuk Menikah Lagi

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya