TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Perilaku Orangtua yang Menyakiti Harga Diri Anak

Sering kali dilakukan banyak orangtua 

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/kindelmedia)

Membicarakan hubungan orangtua dan anak tentu tak akan ada habisnya. Pasalnya, orangtua memegang peranan penting dalam membentuk karakter anak. Baik dan buruknya didikan orangtua tentu akan memengaruhi tumbuh kembangnya.

Tak hanya orang dewasa, pada hakikatnya setiap orang memiliki harga diri, termasuk juga anak-anak. Harga diri tersebut mampu mendorong seseorang untuk bisa melalui berbagai macam rintangan dalam kehidupan. Memiliki harga diri itu penting dan harus ditanamkan sejak dini melalui didikan orangtua.

Namun sayangnya, tak semua orangtua memahami pentingnya memiliki batasan harga diri pada anak. Ada tiga perilaku orangtua yang seringnya malah bisa menyakiti harga diri sang anak. Apakah kamu pernah merasakannya juga?

Baca Juga: 5 Cara Mendapat Restu Orangtua atas Rencana dan Mimpimu

1. Suka bersikap over protektif

ilustrasi menggendong anak (unsplash.com/jule_42

Jangan sangka memberi perlindungan yang berlebihan itu baik. Sebab, ini bisa menghambat anak dari mengembangkan rasa percaya diri dan memiliki jiwa kompetitif.

Memang orangtua akan berusaha maksimal untuk bisa selalu melindungi, dan memastikan anaknya tidak menderita dalam hidup. Namun, dampak negatifnya, orangtua juga yang akan menghambat anak untuk berekspresi dan bereksplorasi. Padahal di situlah kesempatan anak untuk belajar menjadi mandiri.

Jika terlalu over protektif, malah akan menciptakan perasaan cemas dan tidak aman. Anak juga tidak akan bisa hidup mandiri dan selalu ketergantungan dengan orangtua. Hal ini penting terlebih jika anak akan beranjak dewasa.

Orangtua harusnya bisa memberikan keseimbangan antara melindungi dan memberikan anak kesempatan untuk mengambil risiko. Dengan begitu, kelak anak akan lebih siap dan mampu memecahkan masalahnya sendiri.

2. Menempatkan anak dalam tekanan rasa bersalah

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/kindelmedia)

Banyak orangtua yang melakukan kesalahan satu ini, yakni menempatkan anak sebagai objek yang bersalah atas semua perilaku yang tidak diinginkan orangtua. Bahkan sering kali orangtua menekan psikologis anak, seperti menanyakan perasaan anak jika berada di posisi orangtuanya.

Hal semacam ini sudah melanggar batasan dan membuat anak merasa bersalah dan gak enakan. Tak jarang mereka juga menjadi stres dan merasa rendah diri dengan segala tindakan, perilaku dan perasaannya. Terkadang orangtua ingin memberikan pelajaran hidup dan bersikap bijaksana, tetapi caranya salah. Menggunakan rasa bersalah untuk mengendalikan anak sama saja dengan mengasingkan anak.  

Baca Juga: 5 Cara Meyakinkan Orangtua Agar Boleh Berkuliah di Luar Negeri

Verified Writer

It's Me, Sire

A dusk chaser who loves to shout in the silence..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya