TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Program Nambah Anak Kedua? Siapkan 6 Bekal Ini Biar Lancar

Titipan Tuhan bukan sekedar menambah barang koleksi lho!

pexels.com

Semua orang tua pasti sedikit khawatir jika melihat anak mereka bermain dengan anak yang lebih kecil. Mungkin karena terlalu gemas atau terlalu kencang memeluk. Tapi juga ada rasa senang bila anak pertamamu happy bermain dengan anak bayi. Dari situlah bertambah pula keinginan kamu dan suami untuk menambah anggota keluarga di dalam kartu keluarga kalian.

Apalagi melihat kerabat yang memiliki anak lebih dari satu, bukan nggak mungkin kamu kebelet nambah lagi. Tujuannya sih sederhana. Biar rumah makin ramai, anak pertama punya teman bermain di rumah, atau kamu yang punya saudara kandung udah ngerasain enaknya punya sahabat serumah sejak kecil.

Masalahnya, memberi 'teman serumah' buat anak pertama, bukanlah persoalan sederhana. Jarak kehamilan yang ideal pun, belum cukup. Faktor pekerjaan, ekonomi, kesehatan mental dan kesehatan fisik juga mesti dipertimbangkan. Supaya program tambah anak bisa berjalan baik, 6 pegangan ini perlu dibahas dengan suami.

1. Pikirkan pilihan karir ke depan, apakah tetap bekerja atau menjadi ibu yang fokus dengan kehidupan rumah tangga

pixabay/Pexels

Menitipkan satu anak ke day care atau merekrut pengasuh di rumah saja sudah membuat kamu deg-degan. Apalagi dua anak. Rencana menambah anak berarti harus siap memberikan perhatian serta energi dua kali lipat dari sebelumnya.

Pikirkan baik-baik dampak dan resikonya apabila istri dan suami tetap bekerja. Pikirkan gaji yang harus diberikan jika berniat mengambil tambahan nanny. Pikirkan perasaan orang tua yang kamu percayai untuk menjaga cucunya. Pikirkan kualitas bermain dengan anak, apakah dengan bekerja, kamu bisa membagi waktu dengan seimbang sehingga anak-anak tidak akan keteteran.

Dan setelah memutuskan pilihan, kamu dan suami bisa meminimalisir segala kerumitan.

2. Persiapkan mental anak pertama untuk menjadi seorang kakak

pexels/Singkham

Mungkin kamu berpendapat bahwa dengan kehadiran anak kedua, si sulung akan senang-senang aja dan menerima segala perubahan ini dengan singkat. Jangan salah. Kamu yang harus menerima orang baru di lingkunganmu, pasti butuh proses adaptasi dan pendekatan, apalagi anak pertama kamu yang lagi senang-senangnya diperhatikan.

Pahami bahwa transisi ini tidak akan mudah bagi anak pertama. Dari keadaan menjadi satu-satunya, ia harus berbagi segalanya dengan adiknya.

Siapkan mental anak pertama untuk menjadi seorang kakak. Libatkan kehadirannya di setiap proses kehamilanmu. Percayalah, ini hanya sebuah proses yang dilewati setiap pasangan kok.

Baca Juga: 6 Fakta Penting 'Linea Nigra', Si Garis Memanjang pada Perut Ibu Hamil

3. Siap menghadapi postpartum depression lagi

pexels/Kat Jayne

Mengalami baby blues syndrome adalah normal setelah lahiran. Sebelum memutuskan memiliki anak kedua, nggak ada salahnya bicarakan hal ini kepada suamimu. Minta support darinya untuk sabar dan mau memperlakukanmu baik mulai dari kehamilan sampai sesudah lahiran.

Minta bantuannya untuk berbagi tugas merawat anak-anak kalian. Ceritakan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi saat anak kedua hadir dalam kehidupan kalian. Yang harus diketahui bahwa tidak semua laki-laki paham sindrom ini jika tak dijelaskan. Dengan mengobrol dari hati ke hati, hal-hal buruk tentu dapat dihindari.

4. Memulihkan kondisi fisik dan menyehatkan badan kamu sebelum 'ditempati' anak kedua

pexels/Tirachard Kumtanom

Mengasuh anak pertama cukup menguras stamina fisik dan pikiran. Porsi makan yang banyak dan jenis makanan yang bervariasi dengan alasan menyusui, nggak jarang membuat tubuh mendapat asupan yang berlebihan.

Sebelum melakukan program anak kedua, ada baiknya untuk melakukan program olahraga dan diet kembali. Bukan untuk mengubah penampilan, tetapi untuk melatih daya tahan fisik kamu supaya lebih bugar dan siap.

Makanan yang sehat juga mesti dikonsumsi rutin, agar rahim yang akan diisi kembali oleh janin bayi dapat berkembang sehat.

5. Ngobrol intim dengan pasangan, bikin quality time tanpa ditemani anak pertama

pexels/Văn Thắng

Ingat kapan terakhir kali kamu dan pasangan menertawai hal-hal sepele? Kapan kamu menghabiskan waktu bersama dan mengobrol hal-hal yang menyangkut kehidupan keluarga kalian?

Sebelum menerima kehadiran anak kedua, tidak ada salahnya menata hati kalian. Berikan waktu berlibur hanya berdua dengan pasanganmu, sebelum disibukkan kembali dengan rutinitas mengasuh dua anak.

Bicarakan juga anggaran mengenai kehamilan kedua ini. Pikiran dan hati yang bahagia tentu akan menular ke anak-anak kalian.

Baca Juga: 7 Hal Ini Harus Dihindari Ibu Hamil Agar Gak Keguguran, Perlu Diingat!

Verified Writer

Ribka Damanik

musik, dance, menulis, dan hal-_hal berbau fun adalah penyeimbang hidup

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya