TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Ciri Kamu Ada di Puncak Hampa Menghadapi Keluarga Toxic

Keluarga toxic adalah sebab puncak hampa jiwamu

Ilustrasi seseorang di puncak hampa (unsplash.com/Alev Takil)

Beragam masalah manusia seperti pribadi toxic yang menjerat korban di luar pribadi pelaku secara tidak sadar. Salah satunya terejawantah dalam keluarga toxic. Kamu tidak bisa memprediksi kapan saja situasi rumah akan memanas karena hampir semua hal bagaikan percikan api di neraka.

Situasi keluarga toxic pasti menggerogoti kesehatan fisik dan mental. Ditambah, lingkungan sosial yang sama toxic-nya bisa membuatmu dalam puncak hampa. Hati-hati, rasa bunuh diri bisa muncul melalui puncak kehampaan. Kenali lima ciri berikut:

1. Pasrah apa pun yang terjadi

Ilustrasi kekerasan fisik keluarga toxic (pixabay.com/Diana Cibotari)

Berpasrah berarti kamu ada di posisi menyerahkan semua yang mungkin terjadi. Dalam keluarga toxic, 90 persen pengalaman hidupmu pasti dipenuhi oleh kekerasan maupun pelecehan fisik dan verbal. Ditambah, kamu tertekan dengan hal pribadimu seperti tugas sekolah hingga kerja.

Jika kamu sudah melepas rasa keterikatan dengan segala hal, terutama pada para anggota keluarga yang toxic, maka itu tandanya kamu sudah ada di puncak hampa. Kepasrahan ini membuat kamu terasa tidak berdaya menghadapi waktu demi waktu. Rasa pasrah ini pun muncul tidak seperti pasrahmu di masa lalu.

Baca Juga: 7 Peran Rutin Olahraga dalam Melawan Depresi

2. Tubuh mati rasa

Ilustrasi makan tidak sedap (pixabay.com/stokpic)

Di lingkungan toxic ini, kamu hanya memiliki pilihan, yaitu apakah harus menghadapinya dengan kesal atau mengambil sisi positif. Namun, tekanan dari keluarga toxic yang kamu alami sejak kecil secara tidak sadar mematikan rasamu. Puncak hampa hidupmu pun dimulai.

Seolah-olah pancaindra tidak mampu lagi merespons apa yang tubuhmu lihat, dengar, makan, dan lakukan. Tubuh mati rasa ini disebut sebagai emotional numbness. Berpeluang besar akan sembuh, jika kamu memang menemukan lingkungan dengan sistem dan orang di dalamnya yang membuatmu benar-benar damai.

3. Sering sakit kepala mendadak

Ilustrasi sakit kepala mendadak (unsplash.com/Christian Erfurt)

Keadaan rumah yang seharusnya menjadi tempat berlabuh membanggakan, justru membuatmu stres hingga rasa bunuh diri menghantui. Kamu mulai didominasi oleh pikiran negatif meskipun sudah berupaya keras keluar darinya.

Tangisan tanpa sebab yang jelas pun menjadi trigger sakit kepala. Puncak hampa hidup diperparah dengan lupanya kamu untuk konsumsi makanan dan minuman bergizi seimbang. Keluarga yang toxic tidak akan memedulikan kesehatanmu.

4. Malas bersosialisasi

Ilstrasi malas bersosialisasi (unsplash.com/whoislimos)

Sifatmu yang cerewet dan pandai bergaul akan padam secara perlahan. Kamu yang biasa bercerita kepada teman-teman menjadi hanya ingin menghabiskan waktu sendiri. Malas bersosialisasi adalah puncak hampa akibat trauma bullying dari keluarga toxic

Fase puncak hampa, menjadikan media sosial tempatmu mencari sisi dunia bahagia terasa sangat tidak menarik lagi. Bahkan, kamu sudah sangat muak mendengar motivasi termasuk lontaran kata semangat dari orang tercinta.

Baca Juga: 5 Tips Bertahan di Keluarga Toxic agar Gak Terlalu Tertekan

Writer

Here Alfi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya