TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tahapan Keluarga Sejahtera dan Indikatornya

Apa saja ya?

ilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Kesejahteraan merupakan kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan material, spiritual, dan sosial sehingga mampu hidup layak dan melaksanakan fungsi sosialnya sebagai warga negara.

Lantas, apa itu keluarga sejahtera? Apa saja ya tahapan keluarga sejahtera? Supaya bisa mengetahui lebih jelas, baca artikel ini sampai habis ya.

Keluarga Sejahtera dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009

ilustrasi (IDN Times/Mardya Shakti)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesejahteraan merupakan suatu keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tenteram. Tentunya kesejahteraan tiap indvidu berbeda-beda, mengingat sifatnya yang subyektif. Sehingga terdapat pengaruh atau faktor dalam menentukan tingkat kesejahteraan pun berbeda.

Mengutip Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, definisi keluarga sejahtera merupakan keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Melansir situs resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kesejahteraan keluarga diklasifikasikan menjadi lima tahapan indikatornya masing-masing sebagai berikut:

1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)

Ilustrasi warga miskin kota menarik gerobak bersama dua anaknya (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Keluarga Pra Sejahtera merupakan keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari lima indikator Keluarga Sejahtera I atau indikator kebutuhan dasar keluarga.

Baca Juga: 6 Sebab Kamu Tetap Sukses meski Minim Support Keluarga, Optimis Aja!

2. Tahapan Keluarga Sejahtera I

ilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Keluarga yang termasuk dalam kategori tahapan ini merupakan keluarga yang dapat memenuhi enam indikator keluarga sejahtera, namun tidak memenuhi salah satu dari delapan indikator Keluarga Sejahtera II atau yang juga disebut indikator kebutuhan psikologis, yang di antaranya:

  • Umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
  • Setiap anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja atau sekolah, serta bepergian.
  • Rumah yang ditempati keluarga memiliki atap, lantai, dan dinding yang baik.
  • Apabila terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
  • Bila pasangan usia subur ingin menerapkan keluarga berencana atau KB, maka harus pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi.
  • Semua anak yang berusia 7-15 tahun dalam keluarga, bersekolah.

3. Tahapan Keluarga Sejahtera II

ilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada tahapan ini, keluarga yang tergolong merupakan keluarga yang mampu memenuhi enam indikator Keluarga Sejahtera I dan delapan indikator Keluarga Sejahtera II, namun tidak memenuhi salah satu dari lima indikator Keluarga Sejahtera III atau indikator kebutuhan pengembangan dari keluarga. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut :

 

  • Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  • Minimal sekali dalam seminggu seluruh anggota keluarga makan daging, ikan, atau telur.
  • Semua anggota keluarga mendapatkan minimal satu pasang pakaian baru dalam setahun.
  • Memiliki luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk setiap penghuni rumah.
  • Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga mampu memenuhi tugas dan fungsinya masing-masing.
  • Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan.
  • Seluruh anggota keluarga yang berusia 10-60 tahun bisa baca tulis latin.
  • Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat atau obat kontrasepsi.

4. Tahapan Keluarga Sejahtera III

Poster film Keluarga Cemara. (Dok. Visinema/Keluarga Cemara)

Tahapan Keluarga Sejahtera III merupakan keluarga yang dapat memenuhi enam indikator tahapan Keluarga Sejahtera I, delapan indikator Keluarga Sejahtera II, dan lima indikator Keluarga Sejahtera III, namun tidak memenuhi salah satu dari dua indikator Keluarga Sejahtera III Plus atau indikator aktualisasi diri.

Berikut ini merupakan indikatornya: 

  • Keluarga berusaha untuk meningkatkan pengetahuan agama.
  • Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
  • Terdapat rutinitas makan bersama paling kurang seminggu sekali yang mana dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
  • Keluarga turut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
  • Keluarga mendapatkan informasi dari surat kabar, majalah, radio, televisi, atau internet.

Baca Juga: 5 Drakor yang Kisahkan Keluarga Politikus, Bukan Keluarga Idaman

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya