Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sulung vs Bungsu: Benarkah Urutan Lahir Pengaruhi Karakter Anak?

ilustrasi kakak adik (pexels.com/Poppy Martinez)
Intinya sih...
  • Anak sulung terlihat lebih pintar karena perhatian dan stimulasi lebih dari orangtua sebelum punya adik.
  • Anak bungsu sering dinilai lebih santai dan ekspresif karena pengalaman yang berbeda, tapi tidak bisa digeneralisasi.
  • Jumlah saudara mempengaruhi peran dan tekanan sosial yang dirasakan di rumah, ditambah budaya dan ekspektasi sosial.

Setiap keluarga pasti punya cerita soal perbedaan sifat antar anak. Kamu mungkin sering dengar ucapan seperti, “Namanya juga anak sulung, harus jadi contoh,” atau “Bungsu emang suka manja.” Tapi, apakah benar urutan lahir bisa membentuk kepribadian seseorang? Apakah kamu jadi lebih bertanggung jawab atau lebih santai cuma karena urutan lahirmu?

Pertanyaan ini sebenarnya sudah lama bikin penasaran banyak orang, bahkan jadi topik penelitian selama lebih dari 100 tahun. Tapi sampai sekarang, hasilnya masih penuh perdebatan. Meski begitu, beberapa pola tetap menarik buat kamu pahami. Yuk, kita bahas bareng-bareng!

1. Anak sulung terlihat lebih pintar

ilustrasi kakak adik (pexels.com/Laura Garcia)

Banyak penelitian yang menemukan bahwa anak sulung cenderung memiliki skor tes kecerdasan sedikit lebih tinggi daripada adik-adiknya. Tapi efeknya gak terlalu besar, dan belum tentu terasa dalam kehidupan sehari-hari.

Kemungkinan ini terjadi karena anak pertama sering mendapatkan perhatian dan stimulasi lebih dari orangtua sebelum punya adik. Misalnya, dibacakan cerita lebih sering atau diajak ngobrol lebih serius.

2. Anak bungsu sering dinilai lebih santai dan ekspresif

ilustrasi orang tua bermain dengan anak (pexels.com/Tatiana Syrikova)
ilustrasi orang tua bermain dengan anak (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Kalau kamu anak terakhir, mungkin sering dianggap lebih ceria, bebas, atau bahkan pemberontak. Meski gak semua anak bungsu seperti itu, pengalamannya memang cenderung berbeda. Mereka sering punya lebih banyak kebebasan karena orangtua sudah lebih “santai” dalam mendidik setelah pengalaman membesarkan anak sebelumnya.

Tapi ini juga gak bisa digeneralisasi. Karakter kamu tetap bisa terbentuk dari hal lain, seperti lingkungan pertemanan atau cara pola asuh yang diterapkan orangtua.

3. Jumlah saudara bikin pengalaman jadi sangat berbeda

ilustrasi kakak adik (pexels.com/THIS IS ZUN)
ilustrasi kakak adik (pexels.com/THIS IS ZUN)

Pengalaman jadi anak sulung di keluarga dengan dua anak jelas beda dari yang punya lima atau tujuh saudara. Semakin banyak saudara, semakin beragam juga peran dan tekanan sosial yang kamu rasakan di rumah.

Misalnya, jadi sulung dari enam bersaudara mungkin bikin kamu lebih sering diminta bantu mengurus adik. Sedangkan di keluarga kecil, tekanan itu bisa lebih ringan atau bahkan gak terasa sama sekali.

4. Budaya dan ekspektasi sosial ikut bermain

ilustrasi ibu dan anak perempuan masak bareng (pexels.com/August de Richelieu)
ilustrasi ibu dan anak perempuan masak bareng (pexels.com/August de Richelieu)

Di beberapa budaya, termasuk Indonesia, anak pertama sering dianggap sebagai pewaris tanggung jawab keluarga. Apalagi kalau kamu anak perempuan, ekspektasi buat bersikap dewasa dan membantu rumah bisa lebih besar. Gak heran kalau muncul istilah “sindrom anak sulung” yang bikin kamu merasa harus selalu jadi panutan.

Tapi sekali lagi, gak semua orang mengalami hal yang sama. Ada juga anak sulung yang justru tumbuh santai karena kondisi keluarga yang gak terlalu menuntut.

5. Refleksi dari pengalaman pribadi tetap penting

ilustrasi kakak adik (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kakak adik (pexels.com/cottonbro studio)

Walaupun penelitian belum menemukan bukti kuat bahwa urutan lahir secara konsisten memengaruhi kepribadian, pengalaman pribadi tetap valid. Kalau kamu merasa jadi lebih tangguh karena sering diminta bantu adik, atau lebih kreatif karena jadi bungsu yang bebas berekspresi, itu sah-sah aja.

Hal terpenting, kamu gak menganggap pengalamanmu sebagai standar untuk semua orang. Setiap keluarga punya dinamika unik yang membentuk masing-masing anak dengan cara berbeda.

Jadi, apakah urutan lahir benar-benar memengaruhi karakter? Jawabannya gak sesederhana “iya” atau “enggak”. Meski gak terbukti secara ilmiah untuk semua orang, banyak hal yang bisa bikin kamu merasa karakter tertentu terbentuk karena posisi lahirmu.

Selama kamu gak terjebak dalam stereotip dan tetap terbuka untuk berkembang, peran sebagai anak sulung, tengah, bungsu, atau bahkan anak tunggal bisa jadi bagian dari cerita hidupmu yang layak disyukuri dan dirayakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us