5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan 

Pastikan selalu dalam pengawasan orangtua

Pada dasarnya mengenalkan anak-anak pada  alat teknologi seperti gadget, tidak ada salahnya. Dilansir Very Well Family, Reena B. Patel, LEP, BCBA, psikolog pengasuhan positif dan analis perilaku bersertifikat dewan pendidikan berlisensi menyebut, smartphone dapat menjadi alat untuk mempromosikan keterampilan sosial, seperti digunakan untuk FaceTime dengan teman dan keluarga.

Masalahnya, gak sedikit orang dewasa yang masih kesulitan dalam mengenalkan gadget pada anak. Lantas, bagaimana strategi mengenalkan gadget pada anak? Selengkapnya simak ulasannya sampai akhir, ya! 

1. Tetapkan batasan dan tunggu hingga anak masuk masa prasekolah 

5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan ilustrasi dua anak laki-laki (unsplash.com/Fernand De Canne)

Seperti yang dibahas sebelumnya, mengenalkan gadget pada anak tidak selalu  buruk. Sebab, ini akan bermanfaat untuk membantunya belajar sekaligus bermain. Meskipun begitu, harus ada batasan dan kalau perlu tunggu hingga mereka berusia prasekolah atau sekitar usia 3 tahun ke atas.

Dilansir The New York Times, otak anak tumbuh paling cepat dalam tiga tahun pertama kehidupan, yang menjadikan periode ini paling kritis untuk perkembangan keterampilan bahasa, emosional, sosial, dan motorik. Sehingga akan lebih bermanfaat jika mereka berinteraksi langsung dengan orang lain, daripada berinteraksi dengan layar.  Gambar bola, meskipun memantul dan mengeluarkan suara di layar, tidak sekaya pengalaman bermain dengan bola sungguhan.

2. Atur durasi penggunaan 

5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan ilustrasi belajar (unsplash.com/unsplash+)

Pada dasarnya, gadget memang tidak dianjurkan untuk dimainkan terlalu sering oleh anak-anak. Sebab dari banyaknya arus informasi yang muncul, dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan psikologis mereka. Namun jika sewajarnya saja, ini justru bermanfaat dalam proses pertumbuhan anak.

Maka  dari itu, cara terbaik untuk mengenalkan anak pada gadget yaitu dengan memahami kebutuhan  dan batasi penggunaan. Jangan biarkan mereka terlalu lama bermain, hanya karena agar tenang. Atau malah memberikan gadget pribadi di usia dini. Sebaliknya, ketahui batasan usia dan berapa lama mereka boleh screen time, ya.

Dilansir The New York Times, pada tahun 2016, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan pedoman yang merekomendasikan tidak dianjurkan selain obrolan video untuk anak di bawah 18 bulan. Diperlukan pendampingan pada program berkualitas tinggi pada anak-anak usia 18 hingga 24 bulan. Sedangkan anak-anak berusia antara 2 hingga 5 tahun hanya boleh menonton satu jam per hari dari tayangan yang telah disepakati.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Anak yang Terlanjur Kecanduan Gadget, Ampuh!

3. Pastikan penggunakan gadget selalu dalam pengawasan orangtua 

dm-player
5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan ilustrasi mengawasi anak (unsplash.com/surface)

Berikutnya, hal penting untuk diperhatikan saat mengenalkan gadget pada anak yaitu  kontrol dan pengawasan. Karena ibaratnya pisau bermata dua, teknologi satu ini tidak hanya berdampak baik, namun juga bisa berpengaruh buruk bagi tumbuh kembang mereka.

Semisal dapat menyebabkan adiksi atau kecanduan gadget, yang menimbulkan perubahan perilaku pada anak. Hal ini bisa terjadi, salah satunya karena kurangnya kontrol atau pengawasan orang tua tadi. Sehingga dengan mudah anak-anak mengakses berbagai permainan, media sosial, hingga konten pornografi. Maka dari itu sebelum terlambat, penting sekali bagi orang-orang di sekitar untuk berperan aktif  dalam memantau, memberikan pengertian, dan juga memberikan batasan.

4. Imbangi dengan aktivitas fisik 

5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan ilustrasi bermain bola (unsplash.com/kenny eliason)

Anak-anak biasanya juga menyukai berbagai macam aktivitas permainan pada gadget. Itu bagus untuk mendukung kemampuan mereka dalam memecahkan masalah dan berpikiran strategis. Masalahnya, penggunaan gadget juga dapat menyebabkan aktivitas fisik berkurang, karena  mereka lebih sering menghabiskan waktu di ruangan. Padahal, aktivitas fisik penting untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan mereka.

Dilansir Webmd, anak-anak perlu bergerak selama total 60 menit sehari. Ini harus penggabungan dari aktivitas yang memompa jantung (seperti berlari dan berjalan cepat), melatih otot (seperti push up), menguatkan tulang (seperti lompat tali), yang bisa dibagi sepanjang hari. Maka dari itu agar manfaatnya lebih maksimal, orangtua perlu menyeimbangkan waktu antara penggunaan gadget dan aktivitas fisiknya.

5. Meluangkan waktu bersama keluarga tanpa gadget 

5 Strategi Mengenalkan Gadget pada Anak, Berikan Batasan ilustrasi family time (unsplash.com/jimmy dean)

Terakhir, cara paling efektif untuk membentengi diri dari pengaruh negatif gadget yaitu dengan melakukan aktivitas tanpa gadget. Itu berarti orangtua juga perlu lebih banyak meluangkan waktu bersama anak. Mungkin dengan memberikan motivasi, mengajak anak rekreasi sambil belajar, atau melakukan komunikasi dua arah.

Dalam hal ini yang menjadi fokus bukan hanya anak, tetapi juga orangtua. Maksudnya bukan hanya anak yang dilarang, tapi orangtua juga perlu mengupayakan untuk tidak menggunakan smartphone selama berjam-jam. Ingat, orangtua adalah panutan dan anak adalah peniru ulung dari apa yang dilihat dan didengar.

Faktanya, mendidik anak di era millenial dan generasi Z dengan pesatnya kemajuan teknologi, menjadi tantangan terbesar bagi para orangtua dan pihak-pihak terkait  lainnya. Sehingga diperlukan strategi untuk memberikan pengertian, bimbingan, dan pengawasan yang efisien sejak dini. Tujuannya bukan hanya agar mereka tidak tertinggal, tetapi agar bisa bersikap dan memanfaatkan teknologi secara bijak.

Baca Juga: Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anak

Aprilia Nurul Aini Photo Verified Writer Aprilia Nurul Aini

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya