Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anak

Orang tua harus bisa mengontrol anak saat bermain gadget

Di era serba digital ini penggunaan gadget bagaikan rutinitas yang sulit untuk dihilangkan. Tak hanya orang dewasa, beberapa anak sudah punya akses terhadap gadget sebagai bentuk hiburan. Tentu penggunaan gadget pada anak-anak tak lepas dari peran orang tua atau lingkungan sekitarnya.

Anak-anak tertarik untuk bermain gadget saat melihat orang tua atau orang-orang di sekitarnya asyik memainkan perangkat elektronik ini. Setelah mereka memainkannya, akan timbul keinginan untuk terus memainkannya karena gadget menawarkan hal-hal yang mampu menghiburnya.

Apabila tidak dikontrol, pada akhirnya anak akan kecanduan untuk terus memainkannya sehingga mengurangi waktunya untuk berinteraksi dengan orang tuanya maupun teman-temannya. Bila dibiarkan, hal ini bisa mengganggu perkembangan keterampilan komunikasi normal pada anak-anak.

Selain itu, anak juga menjadi sulit bersosialiasi dengan orang-orang di sekitarnya. Tentu hal ini bisa berdampak buruk bagi masa depan anak jika tidak segera ditangani.

Ada pula ancaman dari kecanduan gadget. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasan bahaya kecanduan gadget bagi kesehatan dan perkembangan anak yang penting untuk diketahui.

1. Meningkatkan risiko obesitas

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak mengalami obesitas (freepik.com/jcomp)

Anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain gadget daripada bermain di luar dengan teman-temannya cenderung berisiko mengalami obesitas. Mengapa? Karena bermain gadget tidak membakar kalori dari makanan yang mereka konsumsi. Kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor utama penyebab obesitas pada masa kanak-kanak dan risiko yang menyertainya.

Selain itu, peningkatan waktu yang dihabiskan dengan bermain gadget dan menonton TV bisa menyebabkan peningkatan ngemil. Kalau itu sudah jadi kebiasaan tanpa disertai aktivitas fisik atau olahraga, maka risiko anak mengembangkan obesitas akan makin tinggi. Ini juga menimbulkan risiko bagi kesehatan anak secara keseluruhan. Dilansir Fitness Kid, anak-anak yang kelebihan berat badan mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.

2. Gangguan tidur

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak perempuan menguap (freepik.com/pvproductions)

Selain dapat menyebabkan obesitas, kurangnya aktivitas fisik anak karena lebih sering bermain gadget juga memengaruhi pola tidurnya. Anak-anak yang kurang aktif secara fisik lebih cenderung mengalami kesulitan tidur dibanding anak yang aktif secara fisik. Padahal, anak-anak usia sekolah dan remaja direkomendasikan untuk tidur antara 9 dan 11 jam semalam.

Penelitian telah mengorfimasi paparan ponsel dan perangkat lainnya bisa menyebabkan perubahan aktivitas otak dan gangguan tidur. Ini juga dapat menjadi gejala stres. Dilansir Heathline, ketika kita menonton atau membuat konten, otak mengeluarkan bahan kimia seperti norepinefrin dan dopamin. Bahan kimia ini merangsang "pusat bangun" otak sehingga membuat kita lebih susah untuk tertidur.

Kurang tidur ini meningkat dari waktu ke waktu. Kalau anak kurang tidur 1 jam atau lebih per malam dari durasi yang seharusnya, ini ibarat anak kehilangan waktu tidur sepanjang malam pada akhir minggu. Kurang tidur ini bisa menyebabkan kinerja yang tidak konsisten, kehilangan memori jangka pendek, keterlambatan waktu respons, hingga gangguan kesehatan.

Menurut Lynelle Schneeberg, PsyD, asisten profesor di Yale School of Medicine dan direktur perilaku program tidur di Connecticut Children's Medical Center, anak-anak yang kurang tidur mempunyai lebih banyak masalah perilaku, masalah akademis, masalah kesehatan, perilaku berisiko, dan masalah terkait kecemasan dan suasana hati. Selain itu, anak-anak yang kurang tidur juga memiliki lebih banyak teror tidur, mimpi buruk, berjalan dalam tidur, dan mengompol.

Terlalu sedikit tidur juga bisa meningkatkan risiko anak terhadap masalah pada kesehatan seperti obesitas, stroke, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, detak jantung tidak teratur dan diabetes, menurut Jessica Brown, DO, MPH, ahli pengobatan tidur anak bersertifikat di Our Lady of the Lake Children's Health di Louisiana, Amerika Serikat (AS).

3. Masalah penglihatan

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak-anak bermain gadget (freepik.com/freepik)

Perangkat elektronik seperti tablet, laptop, komputer, maupun smartphone, merupakan penyebab utama masalah mata pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan bermain game komputer lebih mungkin untuk mengalami masalah mata ketika mereka tumbuh.

Penggunaan gadget yang berlebihan mengakibatkan mata kering, menyebabkan banyak infeksi mata. Itu juga bisa memengaruhi penglihatan itu sendiri. Selain itu, terlalu banyak kontraksi otot mata bisa membuatnya sulit untuk rileks dengan mudah sehingga bisa menyebabkan miopia semu.

Tidak menghabiskan waktu untuk aktivitas di luar ruangan juga bisa membuat anak-anak berisiko terkena miopia.

Paparan yang terlalu lama pada layar gadget, bisa membuat mata tegang atau mata lelah. Mata kering, sensasi terbakar, dan masalah fokus merupakan gejala ketegangan mata yang biasa dihadapi seluruh pengguna perangkat elektronik. Menyipitkan mata pada perangkat genggam kecil akan menambah ketegangan. Terlalu fokus dengan tontonan hingga tidak berkedip bisa memperburuk keadaan.

Terlalu lama menggunakan gadget, bisa memperbanyak paparan cahaya biru, yang kemungkinan berbahaya bagi mata dalam jangka panjang. Dilansir Healthline, paparan cahaya biru bisa menyebabkan:

  • Masalah dengan retina.
  • Katarak.
  • Degenerasi makula terkait usia.
  • Gangguan tidur.

4. Memicu sakit leher dan punggung serta postur tubuh yang buruk di kemudian hari

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak memegang leher yang sakit (freepik.com/freepi

Ketika anak asyik bermain gadget seperti untuk bermain game atau menonton kartun, mereka biasanya hampir tidak memperhatikan posisi tubuh mereka. Anak-anak biasanya meniru posisi orang dewasa di sekitarnya ketika bermain gadget, misalnya duduk sambil menundukkan kepalanya sehingga hampir mendekati layar gadgetnya.

Padahal, posisi duduk yang buruk tersebut justru bisa menyebabkan sakit punggung dan masalah terkait otot lainnya. Selain itu juga dapat memicu nyeri leher, yang menyebabkan nyeri otot leher.

Sakit leher dan punggung pada usia muda berbahaya bagi anak-anak. Sebab, ini cenderung memengaruhi postur tubuh anak seumur hidup jika tidak dirawat dan diperbaiki tepat waktu, mengutip laman FirstCry Parenting.

Postur tubuh yang baik merupakan dasar untuk tumbuh kembang anak yang sehat. Keselarasan yang tepat memastikan tulang bisa menopang berat badan dengan baik tanpa harus dikompensasi oleh bagian tubuh lainnya. Dengan begitu, ini mengurangi keseluruhan upaya dan juga ketegangan otot.

Postur tubuh yang tepat sangat penting untuk perkembangan anak yang sedang tumbuh. Banyak studi klinis longitudinal yang menunjukkan bahwa ketidakseimbangan postural bisa menyebabkan degenerasi tulang belakang karena kompresi sumsum tulang belakang yang bersifat ekstensif dan terus-menerus.

Karena kerusakan tulang rawan di dalam tulang belakang, maka kondisi tulang belakang degeneratif bisa menyebabkan gejala seperti:

  • Gerak terbatas.
  • Deformitas fisik.
  • Kelelahan.
  • Cedera saraf seperti kehilangan atau kelemahan sensorik.

Berikut beberapa penyebab umum kesalahan postur tubuh pada anak-anak:

  • Duduk lama di sekolah tanpa istirahat.
  • Menatap perangkat genggam untuk waktu yang lama.
  • Duduk dalam posisi membungkuk (terutama ketika berada di depan komputer atau TV dalam waktu yang lama).
  • Kurang olahraga.
  • Mengerjakan pekerjaan rumah di tempat tidur.
  • Membawa ransel berat setiap hari.

Baca Juga: 5 Manfaat Mengajarkan Anak Membaca Sedari Dini

5. Masalah pada sistem kekebalan

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak mengalami sakit perut (freepik.com/freepik)

Menurut sebuah studi tahun 2011 yang dilakukan oleh London School of Hygiene & Tropical Medicine, 92 persen ponsel mengandung bakteri, yang 16 persennya nya adalah strain Escherichia coli yang berbahaya.

Dilansir Center for Disease Control and Prevention (CDC) dan Mayo Clinic, beberapa jenis E.coli bisa menyebabkan diare berdarah, kram perut parah, muntah, sementara yang lain menyebabkan infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan dan radang paru-paru, serta penyakit lainnya.

Bahkan, anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua yang terpapar strain E.coli tertentu bisa mengembangkan bentuk gagal ginjal yang mengancam nyawa, yang disebut sindrom uremik hemolitik

Ketika anak terpapar dengan seluruh kuman yang ada di perangkat elektroniknya, yang bisa dengan mudah berpindah ke orang lain, maka hanya masalah waktu sebelum mereka jatuh sakit.

6. Memicu keterlambatan bicara (spech delay)

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak menjalani terapi wicara (freepik.com/freepik)

Tahap awal kehidupan berperan penting dalam perkembangan anak. Ini merupakan waktu saat sebagian besar perkembangan penting di otak terjadi, yang paling penting adalah perkembangan bahasa dan bicara. Menurut para ahli, usia 1–3 tahun merupakan masa krusial bagi perkembangan bicara anak.

Pada usia 1 tahun anak biasanya sudah mulai berbicara dan pada usia 2 tahun ia seharusnya bisa mengucapkan 20 kata dan kalimat dua kata. Sementara pada usia 3 tahun, anak-anak diharapkan memiliki peningkatan eksponensial dalam perkembangan bahasa, dengan mampu mengucapkan lebih dari 600–800 kata dan kalimat tiga kata.

Ekspresi wajah, kata-kata, intonasi vokal dan gerak tubuh semuanya diperlukan untuk pembelajaran bahasa yang tepat. Anak akan belajar berbicara dan berkomunikasi melalui interaksi dengan orang lain. Namun, kalau anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget daripada berinteraksi dengan orang lain, ini bisa memicu keterlambatan bicara (spech delay) atau bahasanya.

Anak akan belajar berbicara dan berkomunikasi melalui interaksi dengan orang lain. Ini merupakan cara bagaimana mereka akan berkomunikasi dengan baik. Kalau mereka tidak berkomunikasi, maka mereka tidak akan belajar.

Setiap 1 menit yang dihabiskan anak di depan layar gadget adalah 1 menit lebih sedikit dari waktu yang bisa ia gunakan untuk berbicara atau belajar berkomunikasi dengan orang lain.

Waktu layar (screen time) adalah waktu yang dihabiskan anak di depan layar, baik TV maupun gadget lainnya, yang bisa menghilangkan waktu yang bisa dihabiskan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

Studi telah membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan perangkat media seluler dan keterlambatan bicara ekspresif, yaitu keadaan ketika anak bisa memahami ucapan orang lain namun gagal untuk berkomunikasi. Studi juga menunjukkan bahwa peningkatan screen time selama 30 menit bisa mengakibatkan 49 persen risiko keterlambatan bicara ekspresif pada anak-anak, mengutip laman The New Indian Express. 

Studi tersebut menemukan bahwa makin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak antara usia 6 bulan dan 2 tahun untuk menggunakan perangkat genggam seperti smartphone, tablet, dan game elektronik, maka makin besar juga kemungkinan mereka mengalami keterlambatan bicara.

Oleh sebab itu, anak pada usia tersebut harus sering berinteraksi atau berkomunikasi dengan kedua orang tuanya maupun orang lain, agar kemampuan bicaranya makin terasah.

7. Perkembangan kognitif terhambat

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak sedang berpikir (freepik.com/photoroyalty)

Otak bayi berkembang dengan sangat cepat sejak ia lahir. Bahkan selama masa balita, ukuran otak tumbuh menjadi 3 kali lipat dan terus berkembang hingga ia dewasa. Namun, jika anak pada masa-masa golden age ini terlalu sering main gadget, maka bisa berdampak negatif pada perkembangan otaknya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu sering main gadget bisa berdampak negatif pada fungsi otak anak, dan bahkan bisa menyebabkan defisit perhatian, gangguan belajar, peningkatan impulsif, penurunan kemampuan diri, gangguan pendengaran hingga perkembangan kognitif yang terhambat.

Perkembangan kognitif merupakan bagian dari perkembangan otak. Perkembangan kognitif mencakup bagaimana anak-anak dalam berpikir, mengeksplorasi, dan mencari tahu. Ini merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pemecahan masalah dan disposisi yang membantu anak untuk memikirkan dan memahami dunia sekitar mereka.

Sebagai orang tua, penting untuk mendorong perkembangan kognitif anak segera setelah ia lahir, karena ini memberikan landasan bagi keberhasilan anak di sekolah dan di kemudian hari.

Misalnya, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang bisa membedakan suara pada usia 6 bulan, maka anak bisa lebih dalam mendapat keterampilan belajar membaca saat ia berusia 4 dan 5 tahun.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk membatasi penggunaan gadget agar perkembangan kognitif anaknya tidak terhambat dan anak bisa berkembang sesuai dengan usianya.

8. Keterlambatan perkembangan fisik

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak memegang mainan (freepik.com/Holiak)

Kurangnya aktivitas fisik akibat bermain gadget nggak hanya membuat anak rentan terkena obesitas dan penyakit lainnya, tetapi juga berdampak buruk bagi perkembangan fisiknya.

Dilansir FirstCry Parenting, kurangnya aktivitas fisik juga pasti akan mengakibatkan keterlambatan perkembangan fisik dan obesitas pada masa kanak-kanak, yang meningkat secara mengkhawatirkan karena jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak untuk bermain gadget.

Sebab, bermain aktif seperti berolahraga bisa membantu anak-anak untuk mengasah koordinasi, keseimbangan, keterampilan motorik kasar (gerakan besar seperti merangkak dan berjalan) dan keterampilan motorik halus (gerakan kecil seperti mengangkat benda). Tanpa bermain aktif, tentu akan menghambat itu semua. Oleh sebab itu, orang tua harus mendorong anak untuk lebih banyak melalukan aktivitas fisik, baik di dalam maupun di luar ruangan, alih-alih bermain gadget.

Tips aman untuk anak dalam bermain gadget

Bahaya Kecanduan Gadget bagi Kesehatan dan Perkembangan Anakilustrasi anak-anak bermain tablet (freepik.com/freepik)

Penggunaan gadget yang berlebihan hingga menyebabkan kecanduan akan berdampak negatif bagi anak-anak maupun orang dewasa. Namun, jika anak mampu mengontrol waktu bermain gadget sehingga tidak mengganggu kehidupan sosialnya, maka mungkin anak-anak akan mendapatkan manfaat dari gadget seperti berikut ini:

  • Memiliki keterampilan motorik yang lebih baik: Keterampilan motorik merupakan keterampilan yang dihubungkan dengan otot-otot gerakan kecil seperti bibir, jari tangan, pergelangan tangan, lidah, dan kaki. Ketika balita main game dengan tablet atau gadget lainnya, maka jari dan tangannya otomatis berolahraga. Ini merupakan latihan yang sehat untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Dengan menggunakan kibor dan keypad modern atau perangkat elektronik genggam lainnya, mereka tidak akan memiliki risiko cedera atau ancaman apa pun.
  • Peningkatan keterampilan kognitif: Keterampilan kognitif merupakan kemampuan untuk memproses informasi, penalaran, mengingat, dan menghubungkan objek dengan objek lain. Keterampilan ini berkaitan langsung dengan memori dan bahasa. Di era digital ini, teknologi membantu pengembangan keterampilan kognitif yang lebih cepat dan lebih baik, pada anak-anak. Contohnya, permainan yang anak-anak gunakan untuk bermain sebelumnya baik itu teka-teki atau mencoret-coret di buku gambar, semuanya sekarang dapat dilakukan di perangkat elektronik. Misalnya seperti aplikasi interaktif, video game, hingga berbagai jenis tantangan dan program edukatif yang tersedia di berbagai perangkat. Produk semacam itu akan selalu meningkatkan keterampilan kognitif anak. Gadget modern membantu mengembangkan keterampilan belajar mereka dengan lebih cepat karena anak-anak cenderung lebih tertarik pada gadget dibandingkan buku.
  • Mendapatkan pendidikan yang lebih canggih: Dengan segala kemudahan yang bisa didapat dengan menggunakan gadget, teknologi telah terbukti sangat membantu dalam mendidik anak usia sekolah. Anak-anak bisa mengakses situs web pendidikan dan bisa memperoleh informasi terperinci tentang topik yang dibutuhkan. Teknologi membuat segalanya menjadi lebih baik sebab mempunyai akses ke tumpukan materi dan bisa sangat berguna dalam penilitian dan memahami berbagai hal dengan lebih baik. Presentasi visual, video pendidikan, program interaktif, tutorial pembelajaran dan berbagai buku yang tersedia sepanjang waktu di internet telah merevolusi dunia pendidikan ke arah yang lebih baik. Anak-anak bisa mempelajari alat dan metode canggih dengan cara mereka sendiri. Selain itu, game edukatif bisa membantu anak-anak untuk tampil baik dalam studi mereka.
  • Keterampilan kompetisi: Anak-anak biasanya suka bermain video game. Nah, ketika anak memainkan permainan seperti itu dengan orang lain di seluruh dunia dan dengan kerabat mereka atau temannya, maka mereka merasakan persaingan yang meningkatkan keterampilan persaingan mereka. Selain itu, juga memungkinkan mereka untuk mengatur diri mereka sendiri dalam lingkungan persaingan.

Nah, agar anak bisa mendapat manfaat sekaligus tetap aman dalam menggunakan gadget sehingga tidak mengganggu kesehatan maupun perkembangannya, berikut beberapa tips yang bisa orang tua coba:

  • Membatasi waktu main gadget:  Masalah dari penggunaan gadget muncul ketika anak sudah mengalami kecanduan dalam menggunakan perangkat elektronik ini. Untuk mencegahnya, maka orang tua harus tegas untuk membatasi anak dalam penggunaan gadget. Berikut pedoman waktu layar yang diterbitkan oleh American Academy of Pediactric (2013) dan Canadian Pediactric Society (2010):
    • Anak-anak di bawah usia 2 tahun: Tidak boleh terpapar screen time apa pun. American Academy of Pediactrics melarang penggunaan teknologi untuk anak yang berusia di bawah 2 tahun karena hal tersebut mengubah sifat masa kanak-kanak.
    • Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun: Screen time dibatasi kurang dari 1 jam sehari.
    • Berusia 5 tahun ke atas: Screen time tidak lebih dari 2 jam sehari.
  • Meningkatkan waktu aktivitas fisik anak di luar ruangan: Para ahli merekomendasikan agar anak-anak yang lebih muda untuk menghabiskan rata-rata 3 jam sehari di luar ruangan untuk melindungi mata mereka dari miopia. Selain itu, gaya hidup yang lebih aktif juga akan mencegah obesitas, menjaga mereka tetap bugar, dan menjauhkan pikiran mereka dari gadget.
  • Menyuruh anak untuk mengambil jeda saat bermain gadget: Suruh anak untuk mengambil jeda penglihatan selama 5 menit, setiap 30–40 menit waktu penggunaan gadget. Mata paling rileks ketika memfokuskan pada jarak sekitar 6 meter. Melihat tanaman hijau juga bisa menenangkan mata maupun pikiran. Selain itu, anak-anak juga bisa memejamkan mata sejenak atau menggunakan obat tetes mata jika dibutuhkan.
  • Pindahkan gadget ketika tidak digunakan dan suruh anak untuk melakukan peregangan setelah bermain gadget: Ketika tidak menggunakan gadget, pindahkan gadget dan suruh anak untuk mengistirahatkan lengannya dan melakukan beberapa peregangan. Peregangan bisa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang sehingga membuat otot menjadi rileks dan meningkatkan aliran darah.
  • Ajari anak untuk bermain gadget dengan lembut: Ajari anak untuk mengetik atau bermain dengan lembut karena tekanan yang tidak perlu bisa meningkatkan risiko cedera akibat penggunaan berlebihan.

Memaksa anak untuk berhenti bermain gadget bukanlah hal yang tepat. Sebab, anak yang terlanjur kecanduan akan memberontak jika ia dipaksa untuk menghilangkan hal yang disukainya dalam waktu yang singkat. Alih-alih memaksa, kurangi durasi bermain gadget secara bertahap. Nasihati anak bahwa terus-menerus bermain gadget tidak baik untuk kesehatan dan perkembangannya.

Ajak anak untuk lebih sering berinteraksi dengan kamu atau orang-orang di sekitarnya. Selain itu, ajak anak untuk menghabiskan waktu di luar rumah ketika libur sekolah, dengan ketentuan tidak membawa gadget. Dengan begitu, secara perlahan anak bisa mengendalikan kecanduannya dalam bermain gadget.

Penting bagi anak kecil untuk terus aktif dan berpatisipasi dalam permainan interaktif untuk mendukung perkembangan motorik kasar dan halus, kognitif, sosial, dan komunikasi mereka. Oleh sebab itu, orang tua harus tegas dan tidak boleh menyerah untuk mengatasi anak yang kecanduan gadget. Itu akan berdampak buruk bagi masa depan anak jika tidak segera diatasi.

Baca Juga: Untuk Mencegah Tantrum, Ajari Anak Mengenali Emosi

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya