5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!

Anak jadi gak bisa mengambil keputusan

Sudah menjadi kewajiban orangtua untuk melindungi anaknya dan menjauhkan mereka dari hal-hal yang berbahaya. Gak jarang, orangtua menjadi super protektif atau overprotektif.

Walaupun dengan niat yang baik karena tidak mau sang anak salah melangkah, terlalu protektif ternyata memiliki akibat tersendiri, lho. Yuk, simak sampai selesai artikel di bawah ini!

1. Jadi people pleaser

5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!ilustrasi ngobrol (pexels.com/fauxels)

Masuk akal bahwa ketika kamu tumbuh dewasa dan terus-menerus diawasi perilakunya, kamu belajar bahwa untuk menjadi bahagia, kamu perlu mendapat persetujuan dari orang lain. Orangtua yang terlalu protektif lebih menghargai ketergantungan daripada otonomi, dan hal ini dapat menciptakan rasa insecure bagi orang dewasa yang selalu harus memastikan bahwa mereka disukai dan diakui oleh orang lain, sebelum mereka dapat mengambil keputusan sendiri.

Hal ini sejalan dengan rendahnya harga diri. Kamu kemudian belajar bahwa kamu tidak boleh menetapkan batasan yang jelas atau mengatakan tidak, kalau ini membuat orang lain tidak akan terlalu menyukaimu. Kamu berinvestasi dalam menyenangkan orang lain, dan menempatkan dirimu di urutan kedua, yang memiliki dampak buruk bagi hubungan interpersonalmu.

Melansir dari Youniverse Therapy, Joanna Pantazi, penulis, mengatakan, "Kemungkinan besar kamu sering merasa tidak bahagia dan tidak puas dengan hubunganmu, karena kamu tidak berani membela diri sendiri, karena takut ditinggalkan, ditolak, atau tidak disetujui."

2. Mempengaruhi perilakunya

5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!ilustrasi orang marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anak-anak yang orangtuanya terlalu protektif selalu berada dalam tekanan sepanjang hidup mereka, sehingga bisa diduga bahwa mereka akan menjadi sangat takut, malu-malu, pendiam, dan tidak menyukai risiko saat dewasa. Fase pemberontakan yang liar mungkin akan terjadi pada suatu saat dalam hidup mereka, baik saat remaja maupun dewasa muda, segera setelah mereka benar-benar jauh dari keluarganya.

"Sikap terlalu protektif di masa lalu dan keterlibatan orangtua yang berlebihan dalam kehidupan anak kini menjadi bumerang sebagai reaksi terhadap semua pembatasan yang dialami sebelumnya," jelas Pantazi.

3. Memiliki insecure attachment style dalam hubungan

5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!ilustrasi hubungan (pexels.com/Trinity Kubassek)

Pola asuh yang terlalu protektif juga berdampak pada gaya kelekatan anak yang menerimanya. Gaya keterikatan adalah cara kita belajar terhubung secara emosional dan membentuk ikatan dengan orangtua di masa kanak-kanak, dan mengikuti kita hingga dewasa. Hal ini selanjutnya dapat dipengaruhi oleh pengalaman relasional positif atau negatif.

Orangtua yang memperkuat gaya keterikatan aman atau secure pada anak-anaknya akan memberikan dasar yang aman bagi mereka. Mereka dapat bereksplorasi dengan bebas. Kemandirian didorong, dan dukungan emosional dijamin ketika anak membutuhkan kenyamanan dan keamanan dalam menghadapi ancaman.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Orangtua Mengekang Anak, Protektif!

4. Takut kegagalan

5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!Ilustrasi takut (pexels.com/Kat Smith)

Orangtua yang terlalu protektif berusaha keras untuk memastikan anak-anak mereka tidak gagal. Mereka menyelamatkan anak-anak mereka dengan cepat dan memberi mereka bantuan yang tidak perlu, sering kali tanpa diminta.

"Seorang anak dari keluarga yang terlalu protektif takut melakukan kesalahan. Takut gagal, terluka, atau ditolak, mereka enggan keluar dari zona nyaman untuk mencoba sesuatu yang baru. Anak mungkin menghindar dari peluang. Alih-alih mengatasi kesulitan dan memecahkan masalah sendiri, anak-anak ini malah bergantung pada orangtuanya," jelas Pamela Li, seorang penulis dan spesialis parenting, melansir dari Parenting For Brain.

5. Kurang bisa mengatasi masalah

5 Akibat Jadi Orangtua Overprotektif terhadap Anak, Simak!ilustrasi stres (pexels.com/RDNE Stock project)

Perlindungan orangtua yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan mandiri anak. Untuk mempelajari strategi penanggulangan yang efektif, anak-anak harus belajar beradaptasi dengan situasi sulit.

Beberapa paparan terhadap risiko dan pengalaman yang menantang memungkinkan mekanisme penanggulangan anak menjadi matang​. Ini adalah keterampilan hidup yang tangguh yang akan mengatasi ketidakbahagiaan, kesulitan, kegagalan, dan patah hati di masa depan.

"Anak-anak yang dilindungi secara berlebihan tidak diberikan kesempatan tersebut. Mereka ditempatkan dalam gelembung yang jauh dari dunia nyata dan terlindung dari kenyataan yang menyakitkan. Anak-anak yang terbiasa jika orangtuanya membuat rencana dan membereskan kekacauan mereka, tidak siap menghadapi apa yang mungkin terjadi dalam hidup mereka," jelas Li.

Menjadi orangtua yang mau melindungi anaknya memang boleh-boleh saja, tetapi ingat bahwa jangan terlalu berlebihan, ya. Tetap berikan ruang kepada mereka untuk berekspresi dan menentukan apa yang mereka inginkan, tentunya masih dalam batasan yang wajar.

Baca Juga: 4 Tips Parenting dengan Teori Praktik Sosial Bourdieu

Alma S Photo Verified Writer Alma S

I don’t have to say a word. That’s why I like writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya