Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mencintai Anak Tanpa Syarat, Mudah Dilakukan!

ilustrasi ibu dan anak (pixabay.com/neildodhia)

Setiap orang tua pasti mencintai anaknya. Namun, sadarkah orang tua terkadang mencintai anak dengan syarat? Pasti di antara kita pernah mendengar tentang orang tua yang mendidik anaknya dengan segala daya upaya. Namun, ketika sang anak dewasa, ia tidak membalas kasih sayang orang tuanya.

Lantas, apakah rasa cinta yang kita punya itu merupakan cinta tanpa syarat? Coba telusuri lebih lanjut ini, apakah terlintas pikiran, "Ibu sudah merawatmu sepanjang hari, kamu nanti jangan sampai melawan ibu, ya", atau "Ibu gak sayang kamu kalau kamu gak mau makan", dan masih banyak lagi.  Lalu, bagaimana cara mencintai anak tanpa syarat? Yuk, simak beberapa tips berikut ini!

1. Hargai kelebihan dan kekurangan anak

ilustrasi anak baca buku (pixabay.com/White77)

Setiap anak itu pasti berbeda-beda dan mempunyai keistimewaannya masing-masing. Tinggal bagaimana kita melihat mereka dan membantu mencapai potensi terbaiknya Misal, anak keras kepala artinya gigih terhadap pendapat atau keinginannya. Anak lemah berhitung, tetapi suka belajar bahasa.

Kita dapat membantu anak-anak untuk lebih mengenal diri mereka sendiri dengan baik. Itu adalah hadiah paling bermanfaat yang dapat diberikan orang tua kepada seorang anak.

2. Menerima perasaan kita

ilustrasi anak dan ibu (pixabay.com/edsavi30)

Merasa sedih saat kondisi anak tidak sesuai harapan merupakan hal yang wajar. Mungkin kita menginginkan anak pendiam dan kooperatif, tetapi kita mendapatkan anak yang begitu aktif. Dalam hal ini, kita memiliki tantangan khusus yang membuat anak menjadi sangat sulit.

Berikan waktu terhadap diri sendiri agar kita sadar untuk menerima anak apa adanya, bukan seperti ekspektasi kita. Jika sesuatu yang kita harapkan berbeda tentang anak, kemungkinan besar dia akan merasakannya.

3. Melihat kesalahan dari sudut pandang anak

Ilustrasi anak marah (pixabay.com/Mandyme27)

Dibalik perilaku buruk anak, selalu ada alasan. Misalnya, perasaan kesal atau kebutuhan yang tidak terpenuhi. Setiap berperilaku menantang, berarti ada kebutuhan yang ingin disampaikan anak. Tugas orang tua adalah mencari penyebab perilaku anak.

Misalnya, kakak yang mengganggu adiknya sebenarnya karena cemburu. Anak yang berteriak dan berisik karena ingin ceritanya didengar. Ketika anak-anak bertingkah, sebenarnya mereka memberi tahu kita bahwa mereka membutuhkan bantuan kita.

4. Menerima perasaan dan membatasi perilaku

Ilustrasi orang tua menghadapi anak tantrum (themontessorifamily.com)

Berempati pada anak merupakan cinta tanpa syarat dalam tindakan. Buat anak merasa dipahami dan diterima meskipun tindakannya dibatasi. Perlu diingat, berempati dengan kemarahannya bukan berarti kita mendukung pukulannya.

"Kakak boleh marah, tapi jangan memukul Ayah atau Ibu. Kamu pasti lagi kesal banget. Ada apa, Nak? Cerita, ya." Itu adalah contoh respons yang baik terhadap kemarahan anak.

5. Mengelola emosi kita sebagai orang tua

Ilustrasi anak bersama dengan orang tua (IDN Times/Dwi Agustiar)

Cinta tanpa syarat berarti anak merasakan cinta orang tua tanpa mengharuskan anak melakukan apa pun, termasuk berperilaku. Saat anak berperilaku menantang, bersikaplah tenang dan tetap mengasihi anak kita dari kemarahannya. Saat kita ikut marah, anak bisa saja salah mengartikan kemarahan kita.

Berat buat menjalaninya? Sudah pasti. Namun, percaya deh, tidak ada usaha yang sia-sia.
Membiasakan perilaku seperti ini setiap harinya akan membuat anak merasa disayangi lebih dari cukup. Gak ada lagi yang lebih berharga selain merasakan kenyamanan anak pada orang tuanya. Jadi, yuk, pelan-pelan terapkan lima cara di atas!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indiana Malia
EditorIndiana Malia
Follow Us