Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatasi Anak yang Sulit Konsentrasi

ilustrasi orangtua membantu anaknya belajar (pexels.com/sofatutor)
ilustrasi orangtua membantu anaknya belajar (pexels.com/sofatutor)

Pernah gak sih kamu merasa gemas sekaligus kesal karena anak susah fokus? Baru belajar lima menit tiba-tiba mainan pensil, ngejar kucing, atau malah lari-lari ke luar kamar. Kondisi ini wajar sekali dialami banyak anak, apalagi di era gadget sekarang yang penuh distraksi. Namun, kalau dibiarkan, bisa berpengaruh ke prestasi sekolah, kepercayaan diri, bahkan kebiasaan mereka di masa depan.

Nah, kabar baiknya, ada banyak cara yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu anak lebih fokus tanpa harus membuat suasana jadi tegang. Ingat, kuncinya bukan memaksa, tapi menciptakan lingkungan yang mendukung konsentrasi anak. Yuk, kita bahas tuntas cara mengatasi anak yang sulit konsentrasi!

1. Kenali penyebabnya dulu

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sebelum buru-buru marah atau melabeli anak sebagai "pemalas", coba pahami dulu kenapa si kecil susah fokus. Bisa jadi karena bosan, terlalu banyak distraksi, kelelahan, atau bahkan lapar. Anak juga punya gaya belajar yang berbeda, ada yang lebih suka mendengar, melihat, atau bergerak. 

Kalau penyebabnya gak diketahui, solusi apa pun akan terasa sia-sia. Contohnya, kalau anak susah konsentrasi karena ngantuk, beri jadwal tidur yang cukup bisa jauh lebih efektif daripada terus memaksanya belajar. Jadi, observasi kecil ini penting sekali untuk langkah awal.

2. Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman

ilustrasi ibu menemani anak belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi ibu menemani anak belajar (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Percayalah, anak akan lebih mudah fokus jika tempat belajarnya mendukung. Hindari area yang terlalu berisik atau penuh distraksi, seperti di depan TV atau dekat mainan favoritnya. Kamu bisa membuat sudut belajar sederhana dengan meja kecil, pencahayaan yang cukup, dan suasana rapi. Bahkan, sedikit dekorasi seperti papan tulis mini atau poster motivasi bisa membuat mereka lebih semangat. Intinya, buat anak merasa kalau belajar itu bagian dari rutinitas menyenangkan, bukan hukuman.

3. Batasi distraksi dari gadget

ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/olia danilevich)
ilustrasi anak sedang belajar (pexels.com/olia danilevich)

Gadget memang sering jadi biang kerok hilangnya konsentrasi. Anak bisa saja bilang "mau belajar online," tapi ujung-ujungnya buka YouTube atau game. Bukan berarti gadget harus dilarang total, tapi perlu ada aturan jelas.

Misalnya, beri waktu khusus untuk belajar tanpa gadget, lalu beri jeda bermain setelahnya sebagai hadiah. Dengan cara ini, anak belajar disiplin sekaligus gak merasa terkekang. Buat mereka sadar bahwa ada waktu untuk fokus, ada juga waktu untuk santai.

4. Latih dengan permainan fokus

ilustrasi bermain dengan anak-anak (pexels.com/Tuan PM)
ilustrasi bermain dengan anak-anak (pexels.com/Tuan PM)

Mengasah konsentrasi gak selalu harus serius. Ada banyak permainan yang bisa membantu anak melatih fokus, misalnya puzzle atau lego. Bahkan, permainan tradisional seperti congklak atau ular tangga bisa membantu anak belajar memperhatikan detail dan mengikuti aturan. Dengan cara ini, anak merasa sedang bermain, padahal sebenarnya mereka sedang belajar meningkatkan konsentrasi.

5. Terapkan pola belajar singkat tapi rutin

ilustrasi orangtua membantu anaknya belajar (pexels.com/sofatutor)
ilustrasi orangtua membantu anaknya belajar (pexels.com/sofatutor)

Anak memang gak bisa duduk lama-lama seperti orang dewasa. Jadi, daripada memaksa mereka belajar satu jam nonstop, lebih baik bagi jadi sesi pendek, misalnya 15–20 menit dengan jeda istirahat singkat. Metode ini mirip dengan teknik Pomodoro, di mana ada siklus fokus sebentar lalu rehat. Dengan begitu, anak bisa tetap semangat dan gak mudah lelah. Jangan lupa, berikan pujian kecil setiap selesai satu sesi supaya anak merasa berhasil.

Mengatasi anak yang sulit konsentrasi memang butuh kesabaran ekstra. Namun, ingat, setiap anak punya cara unik untuk belajar dan berkembang. Sebagai orangtua, tugas kita bukan sekadar memaksa mereka fokus, tapi menemukan strategi yang sesuai dengan karakter mereka. Dengan kesabaran, hasilnya pasti ada!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Life

See More

Kapan Ramadan 2026? Ini Perkiraannya hingga Amalan Ramadan

12 Sep 2025, 20:57 WIBLife