5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!

Perilaku buruk ini jangan dijadikan kebiasaan

Menyontek merupakan perilaku buruk yang harus dihindari. Sayangnya, perilaku tersebut justru dianggap lumrah di kalangan pelajar sekolah. Sebagaimana diungkapkan oleh Chris Ozarka, seorang guru matematika dan ilmu komputer di Batavia High School di Illinois.

“Anak-anak zaman sekarang dibanjiri dengan banyak hal yang menganggap menyontek adalah hal yang normal,” tuturnya, dikutip US News.

Berbagai macam faktor yang membuat anak melakukan kecurangan tersebut, mulai dari tekanan akademis, tidak menyukai pelajaran yang diujikan, tidak percaya diri dengan jawaban sendiri, hingga faktor lingkungan yang menganggap menyontek sebagai hal biasa. Meski begitu, menyontek tetaplah tindakan tidak terpuji yang tak boleh dilakukan, apalagi dinormalisasi.

Jika anakmu ketahuan suka menyontek di sekolah, berikut IDN Times telah merangkum beberapa hal yang harus dilakukan orangtua untuk mengatasi perilaku buruk tersebut agar tidak menjadi kebiasaan. Yuk, disimak!

1. Menyikapi perilaku anak dengan bijak

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!ilustrasi ibu dan anak sedang bicara (pexels.com/Zen Chung)

Wajar jika kamu merasa terkejut, kecewa, dan ingin marah saat mengetahui bahwa anak melakukan kecurangan di sekolah. Namun, langsung bereaksi secara berlebihan merupakan tindakan yang kurang tepat. Sebaliknya, kamu perlu menyikapi perilaku anak dengan cara yang bijak.

Tenangkan dahulu dirimu. Setelah itu, barulah kamu bisa meninjau alasan mengapa anak menyontek. Ajak mereka untuk duduk bersama, kemudian beri mereka waktu untuk menceritakan sesuai versinya.

Dikutip Verywell Family, Amy Morin, LCSW, selaku pemimpin redaksi Verywell Mind, menegaskan, selain memastikan bahwa kamu mendengarkan apa yang guru katakan tentang cara anak kamu menyontek, penting juga untuk mendengarkan cerita versi anak. Di sisi lain, jika mereka terbukti berbuat curang, tanyakan apakah mereka merasa menyesal atau tidak.

“Orangtua perlu meluangkan waktu untuk melihat reaksi anak,” ujar Jeremy Schneider, seorang terapis, blogger, dan kolumnis yang berspesialiasai dalam pengasuhan anak dan hubungan yang berbasis di New York, dikutip Schoolfamily.

“Jika tidak, orangtua akan menyerang mereka karena merasa malu, marah, dan lain-lain yang pada akhirnya dapat memperburuk keadaan,” lanjutnya.

2. Beritahu anak tentang dampak negatif dari kebiasaan menyontek

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!ilustrasi seorang ibu dan kedua anaknya (pexels.com/Ron Lach)

Memberitahu anak tentang dampak negatif menyontek bisa membantu mereka menyadari bahwa menyontek adalah tindakan buruk yang sebaiknya dihindari. Salah satu alasan anak menyontek biasanya karena mereka ingin memperoleh nilai yang memuaskan dan melihat bahwa teman-teman di kelasnya melakukan itu untuk mendapatkan nilai tersebut.

“Siswa yang terlalu khawatir untuk mendapatkan IPK sempurna atau ingin masuk ke perguruan tinggi yang bagus mungkin akan melakukan kecurangan. Entah itu membayar orang lain untuk menuliskan makalahnya atau menyalin pekerjaan rumah temannya. Mereka mungkin berpikir itu adalah cara terbaik untuk mengamankan masa depannya,” ujar Morin, dikutip Verywell Family.

Maka dari itu, penting bagi para orangtua untuk menjelaskan bahwa menyontek adalah perilaku yang tidak terpuji. Sebuah tindakan ketidakjujuran dan kecurangan yang disamaartikan dengan kebohongan, baik berbohong kepada guru, orangtua, bahkan diri sendiri.

3. Berikan imbalan untuk memotivasi anak agar tidak menyontek

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!ilustrasi anak mendapat hadiah dari orangtuanya (pexels.com/Gustavo Fring)
dm-player

Menurut Morin, jika anak tidak termotivasi untuk mendapatkan nilai bagus dengan jujur, kamu bisa menawarkan imbalan kepadanya. Misal, memberikan bonus uang jajan, memberi lebih banyak waktu bermain game di akhir pekan, atau membelikan makanan kesukaannya.

Hal tersebut bukan berarti kamu mengajarkan anak pamrih dalam melakukan kebaikan. Sebaliknya, ini merupakan salah satu strategi untuk mendorong anak agar termotivasi melakukan kebaikan.

Tentu, cara ini akan berhasil jika kamu melakukannya dengan tepat, yaitu dengan memberikan imbalan sesuai porsi dan menguranginya secara bertahap. Apabila anak terus mengerjakan tugas dan ujiannya dengan jujur, maka dengan sendirinya mereka akan merasakan manfaat dari kejujuran tersebut, sehingga lambat laun perilaku baik itu bisa menjadi kebiasaan.

Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Teman Sebangku yang Sering Menyontek, Harus Dijauhi?

4. Jangan memberi tekanan akademis yang berlebihan pada anak

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!ilustrasi seorang ibu memeluk anak perempuannya (pexels.com/Karolina Grabowska)

Menyontek itu salah, namun kamu juga tak boleh sepenuhkan menyalahkan anak. Coba pikirkan kembali apakah kamu terlalu menekan anak untuk mendapatkan nilai bagus atau menuntutnya agar bisa mendapat peringkat sepuluh besar di kelas.

Tekanan akademis yang dilakukan orangtua pada anak nyatanya bisa mendorong mereka untuk menyontek. Menurut Schneider, anak merasakan tekanan tambahan yang diberikan orangtua, sehingga mereka berusaha untuk mewujudkannya. Namun, ketika anak tidak mampu melakukannya, mereka akan berbuat kecurangan untuk menghindari kekecewaan orangtua.

Oleh karena itu, jangan memberikan tekanan akademis yang berlebihan pada anak. Alih-alih memfokuskan pada hasil, lebih baik hargai usaha mereka.

“Sebagai orangtua, kamu ingin membantu anak dan kamu bisa melakukannya dengan mengurangi beban serta tekanan pada mereka,” kata Schneider, dikutip Schoolfamily.

“Ketika kamu memberitahu bahwa kamu bangga pada mereka karena tidak menyontek, kamu membantu mereka mempelajari hal-hal yang penting,” tambah Jennifer Kolari, seorang terapis keluarga di Toronto, dikutip Todaysparent.

5. Terapkan konsekuensi yang wajar

5 Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Jika Anak Suka Menyontek, Tegas!ilustrasi anak tidak mau mendengarkan nasihat orangtua (freepik.com/bearfotos)

Bila perlu, terapkan konsekuensi pada anak jika mereka masih melakukan tindakan menyontek. Tentu, konsekuensi yang diterapkan haruslah dalam batas wajar, bukan hukuman yang melemahkan mental anak dan membuatnya semakin tertekan.

“Konsekuensi harus bergantung pada apa yang dianggap penting oleh keluarga, seperti mengambil barang elektronik miliknya yang bisa memicu reaksi besar padanya,” ujar Heather Swope, seorang konselor berlisensi dan konselor sekolah di Fairfield Area High School di Pennsylvania, dilansir US News.

Morin juga merekomendasikan untuk mengambil sementara waktu barang atau pengalaman yang mereka hargai, misalnya menyita ponsel anak selama seminggu, membatalkan acara liburan keluarga, atau membatasi waktu bermain anak bersama teman-temannya. Dengan begini, diharapkan anak bisa mendapatkan efek jera, sehingga tidak mengulangi kecurangan di masa depan.

Menghilangkan perilaku menyontek memang tidak mudah. Apalagi, ada banyak faktor yang melatarbelakangi seorang anak untuk menyontek.

Kendati demikian, bukan berarti kebiasaan buruk tersebut tidak dapat dihentikan. Dengan dukungan orangtua dan membatasi tuntutan pada anak bisa menjadi cara untuk membantu menumbuhkan rasa percaya diri mereka, sehingga tidak akan menyontek lagi di kemudian hari.

Baca Juga: 5 Fakta Mengapa Menyontek Membuat Kita Merasa Terburu-buru

Delvi Ayuning Photo Verified Writer Delvi Ayuning

Menulis bukan hanya menuangkan kata-kata lewat tulisan, tapi lebih dari itu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Muhammad Tarmizi Murdianto

Berita Terkini Lainnya