Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban Psikolog

Disesuaikan dengan usia

Melatih anak membaca sejak kecil dapat menumbuhkan rasa ingin tahu, meningkatkan keterampilan emosional, bahkan bisa mendorong anak mendapatkan potensi yang optimal. Namun, jangan salah dan asal pilih buku untuk anak, harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi anak. 

Devi Raissa sebagai psikolog dan Co Founder Rabbit Hole membagikan beberapa tips untuk orangtua dalam memilih buku pada Senin (28/8/23). Hal apa saja yang perlu diperhatikan? Inilah rekomendasinya!

1. Buku high kontras dengan gambar sederhana untuk new born

Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban Psikologilustrasi buku High Contrast (rabbitholeid.com)

Anak usia 0-6 bulan atau newborn memang belum dapat membaca, namun bukan berarti tidak perlu dikenalkan dengan buku. Orangtua dapat biasakan membacakan buku pada buah hati sejak kecil, untuk mengenalkan dunia di sekeliling anak secara lebih luas.

Pilih buku dengan warna kontras, seringkali buku untuk anak usia 0 hingga 6 tahun terdiri dari gambar hitam dan putih guna menyesuaikan kemampuan penglihatan. Gambar kontras tinggi memungkinkan anak melihat secara lebih jelas dan memberi stimulus visual.

"Disesuaikan dengan usianya. Jadi kalau misalnya usia 0-6 bulan, itukan indra penglihatannya itu masih terbatas, baru berkembang, jadi masih bisa melihatnya itu hitam dan putih, jadi untuk anak usia 0-6 bulan baiknya buku-buku yang high contrast. Gambarnya itu yang satu halaman itu satu gambar," Devi berikan saran untuk orangtua memilih buku. 

2. Buku dengan banyak warna dan ornamen sederhana cocok untuk toddler

Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban Psikologilustrasi anak membaca (pexels.com/Lina Kivaka)

Setelah menginjak usia 12 hingga 36 bulan, kebutuhan anak mulai meningkat seiring dengan kemampuan mengenal huruf yang semakin baik. Pada usia ini, berikan si kecil buku dengan beragam warna dan gambar. 

Devi menerangkan, "Terus masuk usia setelahnya, usia toddler, itu lebih berwarna karena anak sudah bisa melihat warna, tapi masih warna yang simple, dan tidak terlalu banyak ornamen-ornamen."

"Misalnya lagi menceritakan tentang bola, maka gambarnya itu bola saja, gak perlu ada orang di lapangan atau gawang yang malah membuat anak itu terdistraksi. Jadi kayak satu halaman satu gambar," tambah Devi. 

Baca Juga: Psikolog Sarankan Orangtua Bacakan Buku Anak Sejak Dini, Ini Alasannya

3. Mulai kenalkan buku cerita untuk anak usai pra sekolah

Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban Psikologilustrasi anak membaca buku (unsplash.com/joshapplegate)
dm-player

Pada usia di atas 3 tahun, anak sudah mulai memahami kata dan rangkaian kalimat. Oleh karenanya, buku dengan cerita yang sederhana akan sangat berguna untuk si kecil. Memberikan buku bacaan pada tahap ini akan berdampak pada daya pikir anak. 

"Di usia setelahnya, itu bisa lebih 3-7 tahun, di usia pra sekolah bisa buku-buku yang sudah ada rangkaian cerita sederhananya. Jadi, anak itu juga belajar sequence, rangkaian. Dan anak sudah lebih kritis, udah bisa lebih diajak komunikasi dua arah, itu juga jadinya latihan yang baik untuk anak berkomunikasi dan kemampuan sosialnya juga terasah, sampai nantinya dia mau masuk ke usia sekolah," ungkap Devi. 

4. Perlukah anak membaca buku berbahasa asing sejak kecil?

Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban PsikologIlustrasi anak membaca buku. (Unsplash.com/jerry_318)

Banyak orangtua ingin anaknya mahir berbahasa asing, sehingga mendorong diri untuk berbicara tidak menggunakan bahasa aslinya. Fenomena ini juga banyak diimplementasikan oleh orangtua di Indonesia, lalu bagaimana menurut psikolog akan hal tersebut? 

"Itu ada berbagai macam pendapat dan berbagai macam penelitiannya, tapi intinya adalah misalnya dari lingkungannya belum siap, lebih baik ajarkan anak satu bahasa utama aja. Tapi, kalau misalnya udah siap dan misalnya si bapak ini sudah biasa untuk mengobrol Bahasa Inggris, dan si ibu Berbahasa Indonesia jadi gak papa di-mix, Tapi harus satu orang itu, berbahasa satu bahasa aja. Jadi misalnya bapaknya Bahasa inggris saja, ibunya Bahasa Indonesia saja," kata Devi. 

Jadi, apabila orangtua bukan penutur asli atau tidak berbahasa asing secara fasih, sebaiknya tidak perlu menggunakan bahasa tersebut, tegas Devi. Diutamakan untuk mengajarkan kepada anak satu bahasa utama supaya tidak menimbulkan kesulitan pemahaman pada anak. 

"Tapi kan kadang yang jadi masalah adalah ketika orangtua sebenarnya bukan bahasa utamanya Bahasa Inggris, tapi karena pengin anaknya berbahasa Inggris akhirnya memaksakan untuk berbahasa Inggris. Jadi kayak grammar-nya tuh sebenarnya kurang, seperti itu, nah itu yang bisa menimbulkan kesulitan berbahasa pada anak," lanjut Devi. 

5. Supaya anak terbiasa membaca, orangtua harus memberikan contoh yang baik

Bagaimana Memilih Buku Bacaan Anak yang Baik? Begini Jawaban Psikologilustrasi anak membaca (pexels.com/cottonbro studio)

Sebagai role model bagi anak, orangtua juga harus gemar membaca buku, sebab anak akan meniru perilaku tersebut. Selain itu, buku dipercaya Devi dapat menjadi sarana bonding dengan anak. 

Lebih lanjut, Devi menyampaikan tips agar membangun ikatan emosional dapat berjalan dengan efektif, "Yang penting ada, be present buat anak, itu aja udah cukup banget. Ketika orangtua itu benar-benar meluangkan waktunya buat anak, fokus, gak dengan sambil main handphone atau melakukan hal lain, sebentar aja, anak akan merasa lebih menyenangkan di situ."

Demikian beberapa tips dan saran dari psikolog untuk memilihkan buku bacaan anak. Membaca ternyata bisa memberi banyak dampak positif, ya? 

Baca Juga: Devi Raissa, Co-Founder Rabbit Hole yang Serukan Pentingnya Baca Buku

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya