Ririn menyayangkan hal itu. Katanya, “Kami ingin menunjukkan bahwa kamar tidur anak itu sangat penting dan bisa dibuat menjadi nyaman. Anak-anak dan orangtua juga jadi betah. Semuanya bisa dibuat serba terjangkau.”
Sering Terabaikan, Ini Efek Desain Kamar Anak ke Kondisi Psikologisnya

- Desain kamar anak memengaruhi kondisi psikologisnya, termasuk dalam hal batasan dan privasi pertama kali.
- Kamar tidur anak melatih tanggung jawab dan kemandirian, serta menjadi safe space pertama bagi mereka.
- Melibatkan anak dalam proses mendesain kamar dapat meningkatkan rasa percaya diri dan melatih mereka mengambil keputusan sejak dini.
Jakarta, IDN Times - Buat para orangtua, coba diingat-ingat lagi. Kalau ingin mengisi rumah, membeli perabotan, bagian mana yang akan dituju? Apakah kamar anak atau area lainnya? Terkadang, kamar anak menjadi area yang mudah terlewati.
Padahal, kamar anak sebenarnya ruangan yang punya pengaruh besar terhadap tumbuh kembang emosional dan kognitif anak, lho! Desain yang sesuai dan tepat guna akan membuat anak merasa aman, nyaman, dan betah di kamarnya. Memangnya, desain kamar anak bisa memengaruhi kondisi psikologis? Ini kata psikolog!
1. Anak mengenal apa itu batasan dan privasi pertama kali dari kamar tidur

Bukan cuma pola asuh, desain kamar pun bisa memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Sayangnya, gak banyak orang tahu dan mengerti bahwa desain bisa menyalurkan energi yang berbeda.
Public Relations Manager IKEA Indonesia Ririn Basuki menyebut bahwa banyak orangtua kurang memperhatikan kebutuhan akan kamar anak. Ketika berkunjung ke IKEA, mereka cenderung melihat bagian ruang tamu, ruang makan, atau dapur.
Lantas, mengapa penting? Kamar tidur anak sebenarnya menjadi ruang pribadi pertama untuk anak sehingga penting untuk memusatkan perhatian juga pada kamar tidur anak.
“Mereka mengenal tentang batasan dan kenyamanan itu seperti apa dari kamar. Juga tentang rutinitas, biasanya kamar tidur merupakan lingkungan yang bersih dan nyaman sehingga anak-anak bisa istirahat dengan nyaman. Makanya, penting juga selain ruang tidur yang gak terlalu penuh sama distraksi, tetapi juga penting banget punya struktur yang jelas,” ungkap Psikolog Anak Fabiola Priscilla saat acara IKEA Play di IKEA Jakarta Garden City pada Kamis (6/10/2025).
2. Zona terstruktur dalam kamar melatih anak untuk belajar tentang tanggung jawab dan kemandirian

Idealnya, kamar tidur anak merupakan tempat untuk istirahat, bermain, dan juga belajar. Ketika ketiga hal ini terpenuhi, artinya orangtua juga mendukung perkembangan anak secara sosial dan emosional. Mengapa harus mencakup ketiga hal itu?
Fabiola menjelaskan, “Itu melatih kemandirian mereka. Untuk kamar anak, mulai dipikirkan gimana caranya gak tercampur dan memiliki zona yang terstruktur. Kita pengin anak-anak itu nanti meletakkan barang sesuai zonanya. Tapi, sebenarnya kemandirian itu dimulai dengan hal-hal sederhana.”
Ketika anak merasa nyaman dengan kamarnya, mereka belajar untuk mengenali lingkungannya. Dengan begitu, anak akan merasa punya ruang dan kontrol terhadap apa yang mereka miliki.
“Kalau misalnya kita bisa bangun dari situ, anak-anak tumbuh menjadi lebih percaya diri dan kita bisa mengajarkan rasa tanggung jawab sedini mungkin,” sambungnya.
Menurut Interior Design Leader IKEA Indonesia, Alfinda Krista Rahardyana, kamar memiliki peran yang sangat penting karena menjadi safe space pertama bagi anak-anak. Di ruang inilah, mereka tidak hanya tidur, tetapi juga menyalurkan hobi, mengekspresikan imajinasi, serta membangun rasa bangga terhadap ruang pribadinya.
“Kita bisa ajarkan tanggung jawabnya mulai dari kecil, kemudian juga kita ajarkan konsep privasi. Poin plus punya kamar anak itu sangat banyak,” kata Alfinda.
3. Melibatkan anak mendesain kamar jadi hal yang positif karena anak merasa dihargai dan dilibatkan

Biasanya, orangtua minta pendapat anak atau langsung menentukan desain kamar mereka, nih? Ternyata, melibatkan anak dalam proses mendesain kamar, bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan buat mereka, lho! Sesederhana menanyakan ingin warna apa, dekorasi apa, atau konsepnya seperti apa.
“Ketika anak-anak bisa mandiri, apalagi kita libatkan mereka, mereka tumbuh jadi pribadi yang lebih percaya diri karena mereka merasa didengarkan. Kalau anak merasa didengarkan, apa yang terjadi? Dihargai, pribadinya menjadi lebih positif,” kata Fabiola.
Selain itu, proses mendesain kamar juga dapat menjadi cara efektif untuk melatih anak mengambil keputusan sejak dini. Menurut Fabiola, anak zaman sekarang cukup sulit menentukan pilihan. Maka dari itu, proses ini sebenarnya juga melatih anak untuk mengambil keputusan.
Orangtua hanya perlu memberikan batasan pilihan agar anak tidak bingung. Dengan begitu, mendesain kamar bukan hanya menciptakan ruang yang nyaman, tapi juga memperkuat bonding orangtua dan anak.
Nyatanya, desain kamar anak juga berkaitan erat dengan kondisi psikologis, kan? Yuk parents, ciptakan desain kamar anak yang sesuai dengan usia serta kebutuhan mereka!



















