Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak menonton film kartun (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Intinya sih...

  • Kartun fast-paced memiliki tempo visual dan narasi yang sangat cepat dengan banyak rangsangan visual dan audio yang intens.
  • Kartun bertempo cepat dapat memengaruhi perkembangan otak anak usia 4 tahun, menurut penelitian jurnal Pediatrics.
  • Paparan tontonan fast-paced dapat menyebabkan kelelahan mental pada anak, serta berisiko mengembangkan gangguan perhatian atau ADHD.

Kartun merupakan salah satu hiburan yang paling populer di kalangan anak-anak. Warna-warni yang cerah, karakter lucu, dan cerita menarik sering kali menjadi daya tarik utama. Namun, tahukah bahwa tidak semua kartun memiliki jenis yang sama? Beberapa kartun memiliki tempo cepat yang disebut sebagai "fast-paced". 

Sebagai orangtua, mungkin bertanya-tanya, “Apa efeknya pada anak saya?” Studi terbaru menunjukkan bahwa kartun bertempo cepat dapat memengaruhi perkembangan otak anak-anak. Walaupun terlihat menghibur, ternyata ada potensi risiko yang perlu diwaspadai. Yuk, simak lima fakta penting tentang kartun fast-paced dan dampaknya pada anak-anak!

1. Apa itu kartun fast-paced?

ilustrasi anak menonton film kartun (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kartun fast-paced adalah jenis kartun yang memiliki tempo visual dan narasi yang sangat cepat. Transisi antar adegan biasanya hanya memakan waktu beberapa detik, dengan banyak rangsangan visual dan audio yang intens. Contohnya adalah kartun SpongeBob SquarePants, Cocomelon, dan Tom & Jerry.

Berbeda dengan acara edukasi seperti Sesame Street atau kartun Nussa Rara yang memiliki ritme cerita lebih lambat, kartun fast-paced sering kali memuat banyak aksi dalam waktu singkat. Hal ini membuat anak-anak terus terpapar dengan rangsangan yang terlalu berlebihan.

2. Bagaimana kartun fast-paced memengaruhi otak anak?

ilustrasi anak menonton film kartun (pexels.com/Antoni Shkraba)

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada tahun 2011 mengungkapkan dampak negatif dari kartun bertempo cepat terhadap otak anak usia 4 tahun. Dalam penelitian tersebut, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok:

  • Kelompok pertama menggambar dengan krayon.
  • Kelompok kedua menonton kartun edukasi Caillou.
  • Kelompok ketiga menonton kartun bertempo cepat SpongeBob SquarePants.

Setelah 9 menit, anak-anak diminta menyelesaikan serangkaian tes yang mengukur perhatian, daya ingat, dan fungsi eksekutif mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang menonton kartun fast-paced memiliki performa yang jauh lebih buruk dibandingkan dua kelompok lainnya.

3. Stimulasi berlebih yang membebani otak

ilustrasi anak menonton film kartun (pexels.com/Vika Glitter)

Mengapa kartun fast-paced dapat berdampak buruk? Para ahli menyimpulkan bahwa kecepatan yang tidak wajar dari rangkaian adegan dalam kartun ini membuat otak anak-anak menjadi stres. Anak-anak belum memiliki kemampuan untuk memproses informasi dengan cepat seperti orang dewasa. Ketika otak mereka dipaksa untuk menangkap banyak rangsangan dalam waktu singkat, hal ini dapat menyebabkan kelelahan mental.

Sebaliknya, acara dengan ritme alami lebih cocok untuk anak-anak karena memberikan mereka waktu untuk memahami dan mencerna informasi secara perlahan.

4. Potensi risiko gangguan perhatian

ilustrasi anak menonton film kartun (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Salah satu risiko terbesar dari menonton kartun bertempo cepat adalah gangguan perhatian atau attention deficit. Menurut Dimitri Christakis, seorang peneliti dari Rumah Sakit Anak Seattle, paparan yang terlalu sering terhadap tayangan fast-paced dapat memengaruhi perkembangan fungsi eksekutif anak, yaitu kemampuan untuk fokus, mengingat, dan mengontrol emosi.

Gangguan ini bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Anak-anak yang terbiasa melihat tontonan dengan tempo cepat bisa mengalami kesulitan untuk fokus pada aktivitas sehari-hari yang membutuhkan konsentrasi lebih lama, seperti membaca buku atau mengerjakan tugas sekolah.

5. Apa yang bisa dilakukan orangtua?

ilustrasi ibu mengajak anak membaca buku (pexels.com/Lina Kivaka)

Sebagai orangtua tentunya memiliki peran penting dalam menentukan apa yang ditonton oleh anak-anak. Berikut beberapa tips untuk mengurangi dampak negatif dari kartun fast-paced:

  • Batasi waktu screen time: Anak-anak usia dini sebaiknya tidak menonton televisi lebih dari satu jam per hari.
  • Pilih acara berkualitas: Prioritaskan acara edukatif yang memiliki ritme lambat, seperti Nussa Rara, Sesame Street, atau Dora the Explorer.
  • Libatkan anak dalam aktivitas non-digital: Dorong anak untuk menggambar, melakukan aktivitas fisik, atau membaca buku.
  • Diskusikan apa yang ditonton: Jika anak menonton kartun fast-paced, ajak mereka berdiskusi tentang cerita dan karakter untuk membantu mereka memproses informasi dengan lebih baik.

Kartun fast-paced memang terlihat menghibur, tetapi sebagai orangtua, penting untuk memahami dampaknya terhadap perkembangan otak anak. Oleh karena itu, mulai sekarang, usahakan untuk lebih selektif dalam memilih tontonan atau jenis hiburan yang akan diberikan kepada anak. Pastikan bahwa konten tersebut tidak hanya menghibur tetapi juga mendukung perkembangan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team