Rasanya Baru Menikah dan Langsung Hamil di Bulan Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan Ramadan ini menjadi berbeda, tidak lagi beratapkan kamar kosan dan memasak mie instan sendirian sebagai menu sahur. Tidak lagi sebebas dulu mau buka pakai apa dan di mana. Ada dua kepala artinya ego harus diturunkan demi kenyamanan berdua. Aku, gadis berusia 24 tahun, menikah sebelum Ramadan dan banyak sekali hal baru yang kurasakan di Ramadan kali Ini.
"Aku rela meninggalkan surga (Yogyakarta) dan turun ke bumi (Surabaya) demi suami."
Berawal dari menikah di waktu mainstream: sebelum Ramadan.
Pernikahan yang diselenggarakan sebelum Ramadan sudah biasa dilakukan, termasuk yang aku jalani. Bagi teman-temanku, mungkin ini bulan paling menyusahkan karena ada banyak resepsi yang harus didatangi. Tapi begitulah, bulan itu adalah bulan baik, semoga menjadi awal yang baik untuk menyongsong masa depan yang baik bersama jodoh terbaik.
Meninggalkan kota impian bukan hal mudah, tapi tak mengapa demi berkah.
Hal paling baru yang harus kujalani adalah tinggal di kota baru, Surabaya, dan meninggalkan kota yang sejak dulu sudah menjadi kota impianku untuk tinggal, Yogyakarta. Surabaya untungnya bukan kota yang sama sekali asing, karena aku juga punya banyak teman di sini. Tapi bayangan betapa nyamannya Yogyakarta tak bisa digantikan panasnya Surabaya.
Baca Juga: 7 Tips Puasa Bagi Calon Mama Muda yang Sedang Hamil
Editor’s picks
Dulu jarang bangun sahur. Sekarang sahur dan buka gak sendirian.
Usai beberapa hari beradaptasi menjalani peran baru sebagai istri, bulan Ramadan pun tiba. Perbedaannya tentu sangat jauh, ada tanggungjawab baru yang harus dipenuhi. Dulu tidak masalah jika aku tak peduli dengan apa yang ku makan, tapi sekarang aku harus selalu memikirkan suamiku. Aku tak lagi sendirian.
Menikah adalah tentang bagaimana kita menjalani hidup bersama dengan bermacam-macam perbedaan. Tak bisa tak peduli, karena semua yang menikah harus berkomitmen pada janji.
Dan ternyata Ramadan kali ini nggak cuma berdua, tapi bertiga.
Tak berhenti sampai pada peran baru dan tanggungjawab baru. Ramadan kali ini rupanya Tuhan juga memberikan anugerah sekaligus amanah yang baru. Kami tak hanya menjalaninya berdua, tapi bertiga. Ada si Junior yang tengah tumbuh di dalam perutku. Dengan segala macam keluhan dan cobaan sebagai ibu hamil muda, aku harus dan bertekad untuk tetap berpuasa. Campur aduk rasanya. Senang, haru, deg-degan, segalanya jadi satu.
Berkah Ramadan kali ini adalah belajar tentang cinta sebagai bentuk tanggung jawab, bukan nafsu belaka.
Baca Juga: Perjuangan Mulia Ibu Hamil Saat Ramadan