Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Hal Wajib Diperhatikan Orangtua jika Anak Ingin Main di Luar

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Stephen Andrews)
Intinya sih...
  • Anak harus memahami potensi bahaya dan menjaga diri
  • Orangtua wajib tahu ke mana anak pergi dan dengan siapa
  • Jenis permainan, jam pulang, frekuensi main, uang, jajanan, kesopanan, dan tugas sebelum dan setelahnya juga penting untuk diperhatikan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Punya anak tipe rumahan dengan berjiwa petualang memang berbeda. Seperti sebutannya, anak rumahan paling suka berada di rumah saja. Bahkan saat libur panjang. Kalaupun sesekali ia bepergian, itu semata-mata ikut orangtua.

Bukan anak sendiri yang minta keluar rumah. Malah anak rumahan didorong buat main di luar bareng teman-temannya pun sering malas. Beda dengan anak petualang. Rumah bakal membuatnya cepat bosan.

Dunia luar lebih menarik baginya. Anak tipe ini bisa rewel bukan main jika sama sekali tidak diizinkan bermain di luar. Namun, kasih izin ke anak buat main di luar juga penuh risiko. Orangtua gak boleh sembarangan melakukannya. Sembilan hal wajib diperhatikan orangtua jika anak ingin main di luar berikut ini patut kamu jadikan panduan cermat.

1. Kemampuannya memahami potensi bahaya dan menjaga diri

anak dan bonekanya
ilustrasi anak dan bonekanya (pexels.com/Pixabay)

Anak gak bisa dilepas tanpa pengawasan orangtua atau orang dewasa tepercaya kalau belum mengerti bahaya. Ada beberapa tanda yang mudah dilihat. Seperti anak mau saja diajak pergi siapa pun seperti tetangga.

Anak juga masih harus diperingatkan buat minggir saat kamu atau pasangan memarkirkan kendaraan dan dia di dekat carport. Jika potensi bahaya belum dipahami anak, ia tidak dapat melindungi diri. Jangan sampai izinmu membiarkannya main di luar rumah berujung celaka. Dia cuma boleh main di luar rumah dalam pengawasanmu atau pengasuh.

2. Ke mana?

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orangtua wajib tahu persis ke mana pun anak akan pergi. Bahkan meski ini bukan pertama kali anak bermain di luar rumah. Hindari kamu hanya menduga anak paling pergi ke rumah salah satu temannya atau tempat bermain yang biasa didatanginya.

Boleh jadi hari itu rencananya gak ke sana. Dirimu bakal kesulitan mencari anak kalau ia tak kunjung pulang. Bahkan teman-teman yang biasa bermain dengannya juga tidak mengetahui keberadaannya.

3. Dengan siapa?

anak-anak bermain
ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Michael Morse)

Meski kamu sudah hafal kawan-kawan yang biasa pergi main bersama anak, tetaplah menanyakannya. Apalagi anak tidak terlebih dahulu menyebutkannya. Jangan pula membiarkan anak pergi apabila tanpa teman.

Kalaupun ia hendak menghampiri temannya dulu di rumah, katakan buat pulang saja jika kawannya gak mau main di luar. Pokoknya, anak tidak boleh bermain di luar sendirian. Potensi bahayanya lebih besar. Tak ada teman untuk saling melindungi atau mengingatkan.

4. Mau main apa?

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Luna Lovegood)

Jenis permainan anak pun mesti jelas. Meski mungkin nanti dia dan teman-temannya akan memainkan beberapa permainan biar gak bosan. Namun, minimal kamu tahu gambarannya. Jangan sampai permainan anak tidak aman.

5. Sampai jam berapa?

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Eden FC)

Kalau anak pergi bermain, sebaiknya dia memakai jam tangan atau jam saku. Gak usah mahal-mahal nanti malah menarik perhatian orang jahat. Jam murah dengan desain kesukaan anak-anak saja.

Terpenting buat penanda waktu. Agar anak tahu kapan ia harus pulang. Tanpa kesepakatan soal waktu main dengan orangtua, anak bisa terlalu lama di luar rumah. Ancaman bahayanya bertambah. Anak juga bakal terbentuk semaunya sendiri serta sulit disiplin.

6. Frekuensi

anak-anak bermain
ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Meski anak senang sekali dengan apa pun, orangtua tetap perlu memberi batasan. Tidak terkecuali terkait main di luar. Jangan biarkan anak terlalu kerap melakukannya sampai ia hampir gak pernah di rumah kecuali waktu makan, mandi, dan tidur.

Anak mesti belajar mengendalikan dorongan main. Batasi frekuensi mainnya terutama di luar rumah. Misalnya, hanya saat libur sekolah dan maksimal 2 kali sehari. Yaitu 1 jam di pagi serta 1 jam lagi di sore hari. Bukan dari pagi sampai sore atau anak beberapa kali pergi dan pulang sepanjang hari.

7. Uang dan jajanan yang dibeli

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Atlantic Ambience)

Sama seperti ketika anak bersekolah, ia juga tidak harus membawa uang ketika main di luar. Jika pun kamu hendak membekalinya uang kalau-kalau dia ingin jajan, sedikit saja. Minta anak menyimpannya baik-baik di saku yang tertutup ritsleting atau kancing biar gak jatuh.

Pun nanti ketika ia membeli jajan harus yang sehat. Anak jangan asal mengikuti pilihan jajanan teman-temannya yang belum tentu baik baginya. Seperti anak mudah sakit tenggorokan jika minum es, suruh anak membeli minuman suhu ruang atau hangat saja.

8. Pemahamannya akan kesopanan dan aturan

anak dan kucing
ilustrasi anak dan kucing (pexels.com/Majkel Berger)

Melepas anak bermain di luar berarti juga menghadapkannya pada aturan-aturan kesopanan yang mesti dipatuhi bersama. Meski ia masih kecil kalau berbuat semaunya sendiri tentu bikin sebal orang lain. Seperti anak menendang bola keras-keras ke tembok rumah orang, main petak umpet di carport yang tak berpagar, dan sebagainya. Pastikan anak paham sopan santun serta aturan baru boleh main di luar dengan teman.

9. Tugas sebelum dan setelahnya

anak bermain
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Scott Webb)

Dunia anak sebenarnya bukan hanya bermain. Ia juga harus belajar banyak hal termasuk aktivitas non permainan. Larang anak pergi main apabila tugasnya di rumah belum selesai. Misalnya, tugas merapikan kamar setelah bangun tidur di hari Minggu.

Setelah anak pulang main, dia pun wajib mengerjakan tugasnya yang lain. Contohnya, mengerjakan PR buat hari Senin atau membantu pekerjaan rumah. Dengan begini, anak belajar memahami bahwa kesenangan tak boleh bikin dia lalai akan kewajibannya.

Bermain di luar menjadi kesempatan buat anak bersosialisasi dengan teman, mengenali lingkungan, serta belajar lebih percaya diri. Akan tetapi, ada sembilan hal wajib diperhatikan orangtua jika anak ingin main di luar. Sebelum anak mampu menjaga dirinya, orangtua atau pengasuh wajib menemaninya ke mana pun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Ide Dekorasi Natal untuk Percantik Entryway, Sambut Tamu dengan Meriah!

11 Des 2025, 19:15 WIBLife