Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anak

Kekerasan anak, lagu dan film anak hingga masalah orang tua

Jakarta, IDN Times – 20 November diperingati sebagai Hari Anak Universal. Hari Anak Universal ini diresmikan pada tahun 1954 oleh United Nations atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Dilandasi agar anak memperoleh empat hak mereka yakni hak hidup, hak untuk mengembangkan potensi , hak memperoleh pendidikan layak dan hak perlindungan.

Tujuan dari Hari Anak Universal ini adalah untuk mengingatkan masyarakat dunia agar mau meluangkan sedikit tenaga, waktu, dan pikiran demi kesejahteraan anak-anak di dunia.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan masih banyak hak anak yang masih belum dipenuhi, khususnya di Indonesia.

“Masih belum disadari bahwa tiap anak punya hak yang melekat. Ada anak yang diculik, pengambilan organ tubuh, kadang anak dianggap udah gak punya hak untuk hidup, tidak memperoleh pendidikan layak, kadang dipaksa jadi orang yang tidak sesuai dengan potensinya untuk tumbuh,” kata Seto saat ditemui IDN Times di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

IDN Times berbicara berbagai permasalahan anak dengan pria yang akrab disapa Kak Seto ini. Berikut percakapan IDN Times dengan Kak Seto.

1. Bagaimana caranya agar kita dapat memenuhi hak-hak anak yang tadi Kak Seto sebutkan?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakIDN Times/Fitria Madia

Kami salah satu upayanya dengan mencetuskan gagasan Melindungi Anak Perlu Orang Sekampung. Peran serta masyarakat dengan membentuk satgas perlindungan anak atau Sparta, seksi perlindungan anak tingkat rukun tetangga, itu dari paling awal RT dilengkapi.

Rumah ini RT RW pertama yang mempunyai satgas perlindungan anak dan mendapat rekor muri pada tanggal 27 januari 2013. Akhirnya kami dorong Walikota Tangerang Selatan mewajibakn RT RW dilengkapi dan akhirnya Tangsel juga dapat rekor muri, menjadi kota pertama yg RT RW dilengkapi Satgas perlindungan anak.

Satgas terbentuk dari warga, sukarela. Sehingga kalau ada apa-apa, warga peduli. Kalau ada anak dipukuli bapak atau ibunya, warga diam saja, segera tegur bahwa itu melanggar undang-undang.

Caranya melalui pertemua RT, ada ketua seksi perlindungan anak. Ketua seksi dan anggota mengundang para ibu, lalu kita jelaskan ada undang-undang perlindungan anak, kita ingatkan. Dimulai dari paling bawah, kalau hanya mengandalkan LPAI dan KPAI terlalu jauh.

2. Apa masalah pada anak yang paling serius sekarang ini di Indonesia?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakIDN Times/Fitria Madia

Kekerasan dan penelantaran anak masih sering terjadi. Jumlahnya relatif seperti fenomena gunung es. Yang dilaporkan mungkin sekian ribu tapi yang tidak terangkat ke permukaan banyak. Dengan satgas ini orang mulai berani melapor terdekat.

3. Bagaimana dengan berkembangnya teknologi sehingga anak kini banyak yang candu gadget? Kenapa bisa terjadi seperti itu?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakANTARA FOTO/Irfan Anshori

Itu karena orangtua tidak ramah ke anak, tidak jadi sahabat anak. Saya pernah dipanggil presiden di awal tahun “Ini kok anak sering main gadget, larinya ke gadget?”. Ya karena orangtuanya begitu, anak-anak peniru yang terbaik. Orangtuanya sebentar-sebentjadir begini (main hp), ketika ditanya anak menjawab “Sebentar ini ada Instagram diselesaikan” dan sebagainya.

Saya bilang ke presiden, mohon canangkan Gernas Sasana, gerakan nasional saya sahabat anak. Mulai dari bapak presiden dan menteri bermain dengan gembira bersama anak-anak Indonesia. Ada sekitar 600-700 di halaman belakang Istana Merdeka, itu tanggal 4 Mei 2018 dalam rangka hari pendidikan nasional.

Nanti ini supaya (program) ini turun, jadi gubernur sahabat anak, walikota, bupati, camat, lurah, RT RW hingga ayah dan bunda jadi sahabat anak. Kami sudah minta ke presiden melalui Mendagri untuk melibatkan gubernur, bupati dan walikota. Jadi nanti kedua program itu (Gernas Sasana dan Melindungi Anak Perlu Orang Sekampung) diberdayakan dan bertemu, supaya nyambung.

Anak merindukan sahabat dalam keluarganya yaitu ayah dan bundanya. Dengan begini kan nyambung. Ayah dan bunda mau ke permainan tradsional, bermain di alam bebas, dan akhirnya itu gak kalah menarik dari gadget. Caranya ya main di luar.

4. Sayangnya lahan terbuka hijau sebagai tempat bermain anak masih sedikit?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Masih sangat kuran, makanya harus ada ketentuan tegas dari pemerintah daerah untuk membangun rumah harus ada ruang terbuka hijau. Dengan syarat yang ketat seperti di Jepang akhirnya pengembang bisa menyediakan lahan untuk warganya sendiri. Mungkin kalau yang belum segera ada yang bisa dikorbankan untuk bisa jdi ruang terbuka hijau agar anak bisa bermain.

5. Lagu dan film anak sangat sedikit, meski kini ada tanda perbaikan?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakIDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Saya sebagai Ketua LPAI aktif memberikan seminar dari anak-anak sampai dewasa. Kami mengelola kegiatan Si Komo, jadi kami melatih para guru dan ibu-ibu menciptakan lagu anak-anak. Misal anak-anak mandi jangan dibentak “Ayo mandi!”. Tapi misalkan dengan bernyanyi “Ayo kita mandi dengan sabun wangi”, atau “Cuci tangan sebelum makan agar bersih segala kotoran biasakan jaga kebersihan, itu baik untuk kesehatan”. Seperti itu kita bikin dengan CD dan berikan dalam bentuk operet Si Komo.

6. Tapi masih banyak orangtua yang sungkan atau malu untuk bernyanyi?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anaksupermumpreneur.com

Itu yang kami latih. Orangtua zaman now kadang menggunakan zaman old. Orangtua harus pertama jadi sahabat anak, kedua siap jadi artis serba bisa. Kalau harus nyanyi, kenapa gak? Nyanyi dong. Bisa juga dengan dongeng. Mungkin juga dengan gerakan menari atau gerakan sederhana. Kalaupun main gadget bisa sambil bergerak, itu juga bisa.

dm-player

Kami juga mohon peran dari BEKRAF ditingkatkan untuk menciptakan tontonan lagu teater yang ramah anak dan betul-betul untuk anak.

Baca Juga: Ramah Anak, Ini 7 Tempat Liburan di Bali yang Seru Buat Keluarga

7. Bagaimana kekerasan terhadap anak atau oleh anak kerap terjadi?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anakaulizaa

Anak yang sebagai pelaku juga korban lingkungan yang tidak kondusif dan ramah sehingga membuat mereka tergelincir menjadi pelaku. Anak yang terus dibombardir kekerasan akhirnya meniru kekerasan, dia melakukan kepada anak lain juga guru. Anak menjadi korban kemudian menjadi pelaku. Ini bisa ditangani dengan cara membentuk satgas.

Kekerasan terjadi karena ada pembiaran terhadap anak-anak ini. Apa yang menyebabkan karena tidak adanya kontrol dari sekolah maupun keluarga. Jadi pembiaran karena masing-masing orang tua sibuk. Saya pernah tanya “Gimana putra-putri bapak ibu?”. Mereka jawab “Aduh saya lagi sibuk, gak ada waktu buat anak”. Saya selalu mengatakan kalau tidak ada waktu buat anak kenapa punya anak?

Harus ada waktu buat anak, ini yang sering terjadi. Pembiaran karena tidak ada waktu untuk anak, tidak ada kontrol dan anak akhirnya “semau gue”, dia merasa tidak peduli akhirnya dia kabur ke narkoba, geng motor, LGBT, radikalisme, merokok dan sebagainya.

Kadang ada yang kabur ke sini, dipikir ini tempat perlindungan anak. Saya tanya “Kenapa kabur ke rumah saya?”. Ada beberapa yang mengatakan “Nyokab gue mulutnya kayak ember. Ngomel, marah terus”. Akhirnya anak gak betah dan kabur.

8. Beberapa penelitian mengatakan LGBT terjadi karena faktor genetik?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anakwnd.com

Ada yang mengatakan faktor gen dari LGBT paling tinggi 40 persen. Jadi 60 persen ada waktu untuk mengubah jadi normal. Tapi sering ada pembiaran.  Akhirnya begitu anak lebih nyaman sesama jenis, gak ada halangan, gak ada apa. Pergi sama teman cowok atau cewek tidak apa, tapi tadi, tidak ada kasih sayang dari orang tua, akhirnya dapat kasih sayang dari teman-temanya itu.

Kalau sudah kena (LGBT) harus terapi psikologis, ada treatmennya. Dan itu kembali kedekatan emosional dan kekuatan cinta. Maka salah satu tugas kami LPAI adalah pemberdayaan kembali keluarga. Pelatihan-pelatihan keluarga supaya jadi keluarga harmonis.

9. Bolehkah orang tua overprotektif ke anak? Apa dampaknya?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anakunsplash.com/@scoutthecity

Itu bisa masuk dalam kekerasan ke anak karena tidak memberikan kesempatan ke anak untuk jadi diri sendiri. Jangan ini, itu, serba atur jadi seperti memenjarakan anak. Mereka juga perlu lepas dan sosialisasi ke teman tapi tetap dengan pengawasan yang profesional. Itu perlu. Kekerasan anak bisa dengan perlindungan yang berlebihan.

Intinya adalah anak berhak didengar suaranya, jadi apa-apa kalau bisa demokratis . Bicara dari hati ke hati. Di mana keputusan harus win-win solution. Mana yang terbaik.

10. Apakah anak yang yatim atau piatu bisa mendapatkan kasih sayang dari orang tua seutuhnya?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakThumb.saliha.id

Anak yang terbaik di dalam lingkup keluarga, bukan di panti. Tapi dengan pemahaman mendidik anak perlu orang sekampung ya berarti warga dilibatkan untuk gotong royong membina keluarga yang mungkin hanya separuh dan sebagainya.

Bisa memang mendapatkan ayah atau ibu pengganti. Apakahh itu paman, kakek, nenek, yang memosisikan sebagai pengganti yang tetap mengasuh dengan serius. Bisa juga warga kiri-kanan yang memberikan perhatian seperti seorang ayah atau ibu. Saudara terdekat bagi sebuah keluarga bukan saudara sepupu yang jauh tapi kiri-kanan adalah saudara terdekat, saling bantu.

11. Bagaimana dengan maraknya pernikahan anak usia dini, lalu mereka kemudian juga memiliki anak di usia yang cukup muda?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari AnakPexels

Harus ada gerakan bersama. Misalnya gerakan Berlian, Bersama Lindungi Anak. Ini konsep dari Kementerian Perlindungan dan Pemberdayaan Perempauan dan Perlindungan Anak. Dari segi kesehatan psikologis, sosial, tidak baik untuk kejiwaan anak dan anak yang dilahirkan, bisa terjadi perceraian karena secara psikologis belum siap bertangungg jawab. Usia idealnya kalau sudah matang rata-rata 25 tahun itu sudah siap.

12. Bagaimana dengan kasus keluarga anak yang orang tuanya berbeda keyakinan? Cara merawat anak dan apa yang harus mereka lakukan?

Wawancara Eksklusif Kak Seto, Permasalahan Anak Dalam Rangka Hari Anakzoosk.com

Kalau sudah menikah maka harus ada komitmen bersama, nanti mau dibawa kemana anak ini, agama ayah atau bunda? Itu harus jelas. Kalau agama ayah, bundanya gimana? Apakah ada perbedaan kalau ikut anak laki ikut ayah, perempuan ikut ibu atau semua ikut ayah dan sebagainya, itu harus jelas.

Sebaiknya tidak diajarkan kedua agama supaya anak tidak bingung. Sebaiknya tetap ada satu warna dalam keluarga untuk anak. Harus dipilih dan berdasarkan kesepakatan. Kalau perlu secara tertulis, bantuan supaya nanti tidak rebutan, dengan notaris misalnya. Tapi semua harus ditanamkan kepada anak sebagai sesuatu yang melekat pada hidupnya nanti. Kalau sudah sepakat ya harus rela. Kalau muslim ya salat, ke masjid, begitu juga kalau misal dia Kristen ke gereja.

Perlu ada dialog konstruktif  yang terus dilakukan. Jadi semua harus terbuka dari awal, bahwa memang di Indonesia ada beberap agama dan keyakinan. Yang penting kita harus dengan pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, ada toleransi untuk ditanamkan ke anak.

Baca Juga: 5 Hal yang Dirasakan Seseorang yang Gak Terlalu Dekat dengan Keluarga

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya