“Kalau kita ngomongin emosi kan tiba-tiba eskalasinya naik, ini harus diturunkan. Kalau udah diturunin, ibu akan bisa berpikir secara logis. Tapi kalau belum berhasil diturunin eskalasi intensitas emosinya, pasti yang keluar adalah aku masih marah,” kata Samanta saat ditemui pada Selasa (23/9/2025) di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta.
Benarkah Ibu Egois Kalau Me Time?

- Seorang ibu perlu me time untuk mengeluarkan emosi negatif dan mengisi ulang energi agar lebih bahagia.
- Me time tidak selalu harus keluar rumah, tetapi bisa dilakukan dengan aktivitas sederhana di rumah seperti ngemil atau olahraga.
- Me time membantu ibu membangun kebahagiaan yang stabil, sehingga bisa memberikan energi positif kepada orang-orang di sekitarnya.
Jakarta, IDN Times - Peran seorang ibu sangat penting dalam kehidupan rumah tangga. Namun sayangnya, gak semua ibu bisa merasakan me time sepenuhnya karena aktivitas rumah dan pekerjaan yang padat. Banyak ibu merasa kesulitan mendapatkan waktu untuk me time, bahkan ketika mereka sangat membutuhkannya.
Di balik kemampuan multitasking dan ketangguhan seorang ibu, ada kebutuhan untuk berhenti sejenak, menurunkan beban emosinya, dan mengisi ulang energinya agar tetap bisa menghadirkan cinta dan perhatian bagi orang-orang terdekatnya. Pertanyaannya, apakah seorang ibu bisa dianggap egois hanya karena ingin punya waktu sejenak untuk dirinya sendiri?
1. Seorang ibu perlu mengeluarkan emosi negatifnya, kuncinya pada me time

Psikolog Samanta Elsener, menyebut betapa pentingnya me time buat ibu. Bukan soal lari dari tanggung jawab, tetapi bagaimana ibu bisa mengisi ulang tenaganya supaya bisa lebih bahagia. Seorang ibu yang memilih me time gak bisa disebut egois.
Justru, me time adalah kunci penting supaya ibu bisa mengeluarkan emosi negatifnya. Salah kaprah jika ada anggapan bahwa me time adalah sesuatu yang membuat ibu keluar rumah. Padahal, me time gak harus selalu keluar rumah.
Maka dari itu, me time sangat perlu dilakukan seorang ibu. Ketika ibu punya waktu khusus untuk dirinya sendiri, mereka bisa lebih relaks dan bahagia.
2. Me time gak melulu keluar rumah

Samanta juga menyayangkan adanya anggapan bahwa me time bagi ibu berarti harus bepergian. Padahal, banyak bentuk me time sederhana yang tetap efektif dilakukan di rumah. Misalnya, ngemil, olahraga di rumah, atau sekadar cuci muka bisa menenangkan diri.
“Kita bikin minuman yang dingin, anget, atau kopi sambil ngemil itu udah sesuatu hal yang bikin recharge lagi. Kenapa? Karena ada satu distraksi pattern yang kita alihkan dari perasaan marah,” tutur Samanta.
Daripada memendam emosi negatif, seorang ibu juga bisa mengeluarkan energi marahnya dengan cara yang lebih sehat dan sederhana. Ambil kertas lalu corat-coret sesuka hati untuk mengeluarkan energi marah.
“Orang yang lagi marahnya tinggi banget, gak mungkin tiba-tiba dia kepikiran. Yang ada kan impulsivitas dari perilaku yang gak pernah dilatih sama dia, jadinya marah-marah, mikir negatif terus. Tapi kalau dilatih, sebelum marah itu datang, kita udah memprogram otak kita sehingga pada saat marah itu datang, kita udah tahu yang bikin tenang adalah ngemil, jadi dia gak impulsif,” lanjutnya.
3. Ibu yang bahagia akan membawa kebahagian ke dalam rumahnya

Me time bukan hanya menghadirkan ketenangan, tetapi juga membangun kebahagiaan yang lebih stabil bagi ibu. Efeknya, ibu bisa memberikan energi positif kepada orang-orang di sekitarnya.
“Kata kunci bahagia itu sebenarnya menemukan makna. Kalau kita merasa bermakna, menjadi seorang istri, menjadi seorang ibu, kita akan bahagia menjalankan semua perannya. Kalau udah gak ada pasangan, kita tetap bisa menemukan makna itu, misalnya anak-anak masih butuh atau kita punya kegiatan yang bikin senang,” kata Samanta.
Oleh karena itu, biarkan seorang ibu memiliki waktu untuk me time. Dengan begitu, ibu akan menemukan makna hidupnya masing-masing. Ibu bebas eksplorasi dan gak terkungkung dalam rutinitas yang sama.
“Me time itu seperti kita recharge baterai kita. Jadi bisa aja me time nya yang bermakna atau memang kita harus ada adjustment juga,” tutupnya.



















