5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukum

Dampak negatif pernikahan dini meliputi berbagai macam aspek

Sejak dulu, Indonesia telah mengampanyekan mengenai risiko pernikahan usia dini. Kampanye tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti melalui lagu maupun film. Menurut WHO, pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang masih dikategorikan sebagai anak-anak atau remaja, yakni berusia di bawah 19 tahun.

Kemudian, menurut UNICEF, pernikahan dini adalah pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun. Di Indonesia sendiri, persentase pernikahan dini terbilang tinggi dan berlangsung dari tahun ke tahun. Berikut dijelaskan mengenai dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari adanya pernikahan dini.

1. Dampak biologis 

5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukumilustrasi kehamilan (unsplash.com/Suhyeon Choi)

Secara umum, sebuah pernikahan melibatkan aktivitas seksual di dalamnya. Oleh karena itu, pernikahan dini berpeluang menimbulkan dampak biologis bagi pelaku pernikahan, terlebih bagi perempuan. Dampak biologis tersebut seperti menimbulkan kehamilan yang berisiko, merugikan sel reproduksi wanita, kesehatan anak menjadi terganggu, serta risiko kekerasan fisik maupun kekerasan seksual meningkat.

Mengapa pernikahan dini menimbulkan kehamilan yang berisiko? Kiwe (2017) menjelaskan bahwa berdasarkan ilmu kesehatan, hamil di bawah usia 16 tahun atau bahkan 19 tahun memiliki risiko yang besar dibandingkan dengan kehamilan usia di atas 20 tahun. Bahkan terdapat sumber yang menyatakan bahwa melahirkan di bawah 15 tahun memiliki risiko meninggal dunia 5 kali lebih besar. Kehamilan yang terjadi pada usia tersebut bisa saja menjadi sebuah trauma, karena dapat membahayakan organ reproduksi perempuan dan membahayakan jiwa.

2. Dampak psikologis 

5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukumilustrasi orang menangis (unsplash.com/Claudia Wolff)

Berdasarkan uraian mengenai pengertian pernikahan dini yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pernikahan dini dapat dikatakan sebagai pernikahan yang dilakukan oleh pasangan di bawah umur. Indonesia sendiri menetapkan batas minimal pernikahan ialah berusia 19 tahun. Umumnya, remaja berusia belasan tahun memiliki mental yang belum stabil.

Oleh karena itu, dampak psikologis yang bisa saja timbul ialah stres, disharmoni keluarga, hingga depresi. Hal tersebut karena secara psikis anak belum siap memahami tentang hubungan seksual, belum sanggup mengurus anak, serta timbulnya konflik keluarga. Konflik keluarga sangat rentan terjadi dalam pernikahan dini ketika pelaku belum mampu berpikir secara matang, bahkan pernikahan dini diklaim sebagai salah satu penyebab adanya kekerasan dalam rumah tangga dan tingginya tingkat perceraian.

Baca Juga: Marak Nikah Siri, Banyak Pasutri di Purwakarta Tak Punya Buku Nikah

3. Dampak ekonomi 

dm-player
5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukumilustrasi orang penat (unsplash.com/Yogendra Singh)

Dampak ekonomi tidak jauh dari kasus kemiskinan. Pernikahan dini kerap kali memberikan dampak negatif termasuk dampak ekonomi bagi pelakunya. Kita ketahui bersama bahwa salah satu aspek yang memengaruhi kestabilan rumah tangga ialah kestabilan ekonomi. Jika perekonomian dalam rumah tangga tidak stabil, rumah tangga akan cenderung mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hingga menimbulkan konflik.

Mayoritas pasangan muda yang melakukan pernikahan dini belum memiliki penghasilan yang tetap, di beberapa kasus bahkan ada yang belum bekerja. Hal tersebut kemudian membuat mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi, dampaknya akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat kemiskinan. Selain itu, tingkat perceraian pun bisa saja meningkat karena kegagalan keluarga dalam melewati masalah ekonomi yang dihadapi.

4. Dampak sosial 

5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukumilustrasi kesedihan (unsplash.com/Joshua Rawson-Harris)

Pernikahan dini juga berdampak pada aspek sosial. Ada pun dampak pernikahan dini yang melingkupi aspek sosial seperti terhalangnya kebebasan berekspresi, pergaulan yang terbatas, serta lahirnya budaya patriarki yang merugikan pihak perempuan.

Mengapa pernikahan dini membatasi kebebasan berekspresi? Kebebasan berekspresi dalam konteks kalimat tersebut merujuk pada kebebasan yang dimiliki oleh anak muda ataupun remaja secara umum. Masa remaja merupakan periode pencarian jati diri. Di masa tersebut, ada banyak hal yang dapat dieksplorasi oleh mereka dan ada banyak hal pula yang membuat mereka dapat berkembang/berprogres. Jika seorang remaja atau anak di bawah umur sudah terikat dengan pernikahan, mereka cenderung tidak lagi memiliki kebebasan untuk berekspresi. Pergaulan mereka pun cenderung menjadi terbatas.

5. Dampak hukum 

5 Dampak Negatif Pernikahan Dini, dari Biologis sampai Hukumilustrasi tangan menggenggam (unsplash.com/Joe Yates)

Kiwe (2017) menjelaskan bahwa dalam praktiknya, banyak anak di Indonesia yang berusia di bawah standar telah menetapkan pernikahan. Praktik pernikahan anak di bawah umur itu lantas melanggar undang-undang yang ada di Indonesia. Pelanggaran tersebut dapat terjadi akibat dari orang tua yang kerap mengabaikan tanggung jawabnya untuk melindungi, mendidik, serta mengasuh anak mereka.

Di beberapa kasus, orang tua bahkan menjadi pihak yang memaksakan kehendaknya sendiri untuk menikahkan anak mereka yang masih di bawah umur. Padahal, hal tersebut merupakan bentuk dari perampasan hak anak. Salah satu penyebab praktik pernikahan dini seperti ini biasanya tak lepas dari faktor budaya dan ekonomi.

Dampak negatif dari pernikahan dini nyatanya dapat meliputi berbagai macam aspek kehidupan. Adanya undang-undang mengenai pernikahan memang bertujuan untuk memberikan kebaikan pada masyarakat. Pernikahan dini merupakan pernikahan anak di bawah umur. Dengan begitu, risiko kesehatan yang dialami pun berpeluang tinggi.

Baca Juga: Psikolog: Edukasi Seks untuk Antisipasi Pernikahan Dini

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya