5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasa

Kenalkan pendidikan seks pada anak sejak dini

Para ahli psikologi memberi anjuran agar anak-anak sejak dini telah mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tingkat perkembangan kedewasaan mereka. Lantas, bagaimana kita selaku orang dewasa mengajarkan pendidikan seks pada anak yang sesuai dengan usia mereka? Yuk, simak penjelasan mengenai peran pendidikan seks secara umum serta perannya secara spesifik bagi usia balita sampai usia dewasa.

1. Mengapa pendidikan seks itu penting? 

5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasailustrasi belajar mengajar (unsplash.com/Kenny Eliason)

Beberapa peneliti pernah mengatakan bahwa tingginya seks bebas di Indonesia ialah karena minimnya pengetahuan mengenai seksualitas bagi anak maupun remaja. Hal itu menafsirkan bahwa pendidikan seks itu penting.

Surtiretna (2001) mengatakan bahwa pendidikan seks merupakan upaya dalam memberikan pengetahuan mengenai perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan manusia. Interpretasi itu tentu terbilang kompleks.

Mengapa terbilang kompleks? Karena pendidikan seks bukan sekadar upaya dalam memberikan pengetahuan mengenai seksualitas, tetapi juga membekali pengetahuan mengenai seksualitas tersebut dengan menanamkan nilai moral, etika, serta agama. Inilah mengapa pendidikan seks dikatakan penting.

2. Pendidikan seks untuk usia balita (0-5 tahun) 

5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasailustrasi anak bermain (unsplash.com/Ashton Bingham)

Usia balita yakni 0-5 tahun bahkan sudah dapat menerima pendidikan seks. Pendidikan seks sama pentingnya dengan kita mengajarkan akidah dan akhlak pada anak. Lantas, bagaimana pendidikan seks yang dapat diajarkan pada balita, bukankah ia masih terlalu mungil untuk menerimanya? Justru masalah-masalah seks perlu diketahui oleh anak sejak usia dini, di samping penanaman dan penguatan nilai-nilai agama.

Masalah seksual yang dapat diajarkan kepada anak usia balita ialah pengenalan dan penguatan dirinya sebagai laki-laki ataupun perempuan. Sehingga saat ia sudah bertumbuh menjadi dewasa, ia mampu memahami tanggung jawab serta peran yang dimilikinya. Anak dapat dibiasakan untuk mengenakan pakaian yang mencerminkan identitas dirinya sebagai laki-laki atau perempuan.

Baca Juga: [OPINI] Pernikahan Anak: Pendidikan Seks dan Reproduksi

3. Pendidikan seks untuk usia tamyiz (6-10 tahun) 

5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasailustrasi anak kecil (unsplash.com/Xavi Cabrera)

Tamyiz dalam Islam berarti batas seseorang yang telah mampu menentukan pilihan dan membedakan antara yang baik dan yang benar. Dengan begitu, usia tamyiz sangat penting untuk membiasakan anak berlaku secara positif dan untuk membentuk karakter yang baik dalam diri mereka.

dm-player

Pada usia 6-10 tahun, anak diajarkan untuk mulai mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Anak juga mulai diberi pemahaman mengenai menstruasi. Pemberian pemahaman terkait menstruasi sebelum anak mengalaminya akan memberikan efek positif terhadap diri anak tersebut.

Jika ditinjau dari hukum Islam, Madani (2003) pernah menyatakan bahwa para perumus hukum Islam dan para ilmuwan sepakat tentang pentingnya mendidik anak mumayiz sebelum balig dengan memberikan dasar-dasar pengetahuan seksual dan hukum fikihnya.

Misalnya, orangtua sudah mulai memberikan pengetahuan mengenai tanda-tanda balig. Dengan demikian, ketika anak mengalami tanda-tanda itu, anak tidak akan panik dan menganggap bahwa semua itu adalah hal yang wajar.

4. Pendidikan seks untuk usia remaja (10-20 tahun) 

5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasailustrasi orang bercerita (unsplash.com/kevin laminto)

Masa remaja adalah masa transisi dari anak menuju masa dewasa. Nah, dalam masa ini pastinya orangtua merasa dipusingkan, bukan, dengan perubahan perilaku mereka. Ada yang mengatakan bahwa masa remaja adalah masa yang galau dan labil. Hal itu karena otak tengah dalam tahap berkembang dan memiliki kemampuan berpikir yang baru. Pada masa ini akan terjadi perkembangan fisik dan mental yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan.

Pendidikan seks pada usia remaja tidak lagi seputar identifikasi laki-laki dan perempuan maupun identifikasi tanda-tanda balig, melainkan lingkupnya lebih luas lagi bahkan sampai masalah moral. Pada usia remaja, orangtua maupun lingkungan sekolah mulai memberikan pengetahuan tentang bahayanya pergaulan bebas dan dampak negatif yang terjadi. Pengetahuan seksualitas perlu ditingkatkan pada remaja untuk meminimalkan terjadinya seks bebas.

5. Pendidikan seks untuk usia dewasa (20 tahun ke atas) 

5 Peran Pendidikan Seks dari Balita Sampai Dewasailustrasi pengantin (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Usia dewasa merupakan suatu proses menuju sebuah kematangan, pun perkembangan seks yang dialaminya. Umumnya pada usia ini, baik laki-laki maupun perempuan, keduanya akan terfokus untuk berpikir bagaimana melaksanakan pernikahan dan membentuk sebuah keluarga. Dikatakan bahwa dalam fase ini, perempuan lebih terfokus pada terjalinnya hubungan emosional.

Karena usia dewasa sudah menuju pada pintu kehidupan keluarga. Maka, konteks pendidikan seks yang diberikan tidak lagi berorientasi hanya pada pengendalian moral, tetapi juga mengarah pada kehidupan keluarga itu sendiri. Misalnya, usia dewasa dapat menerima pengetahuan tentang pernikahan dan seks yang terdapat di dalamnya, tentang kehidupan setelah menikah, pun tanggung jawab sebagai suami dan istri.

Untuk dapat menerapkan pendidikan seks pada anak maupun remaja, tentu perlu diperhatikan sejumlah strategi yang membuat pendidikan seks dapat terlaksana dengan baik.

Strategi umum yang dapat diterapkan oleh orangtua sebagaimana yang dikatakan oleh El Qudsy (2012) ialah memperkuat pendidikan agama, pengajaran dimulai sejak dini, pengajaran disesuaikan dengan umur dan kebutuhan, bertahap dan terus menerus.

Komunikasi dari hati ke hati dan bersifat terbuka, jangan menunggu anak bertanya, jangan menghindari pertanyaan anak. Jadilah teladan yang baik, silaturahmi kepada keluarga besar, meminta bantuan kepada orang yang ahli, serta melibatkan diri dalam kegiatan sekolah anak.

Baca Juga: 6 Manfaat Pendidikan Seks Sejak Dini Untuk Anak

Riani Shr Photo Verified Writer Riani Shr

Menulis adalah salah satu upaya menyembuhkan yang ampuh.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya