4 Tipe Gaya Parenting yang Pengaruhi Perkembangan Anak

Bisa pengaruhi prestasi akademik juga

Semua orangtua pasti menginginkan anak-anak yang tumbuh bahagia, sehat, dan sukses. Namun, tahukah kamu bahwa cara mengasuh anak ternyata memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan dan kesejahteraan mereka?

Dr. Diana Baumrind pada tahun 1960 mengelompokkan secara umum pola asuh orangtua ke dalam empat kategori. Setiap pola asuh berhubungan langsung dengan perkembangan sosial, emosional, dan akademik anak. Berikut adalah empat pola pengasuhan yang akan memberikan pengaruh penting pada tahap perkembangan anak

1. Authoritative parenting

4 Tipe Gaya Parenting yang Pengaruhi Perkembangan Anakilustrasi orangtua dan anak (pedes.com/Agung Pandit Wiguna)

Orangtua dengan authoritative parenting memiliki sikap yang hangat dan tanggap terhadap kebutuhan emosional anak. Mereka juga menetapkan aturan dan batasan yang jelas. Pendekatan pengasuhan ini menghindari hukuman dan ancaman, dan sebagai gantinya mengandalkan strategi penguatan positif.

Anak-anak dari orang tua yang otoritatif cenderung akan lebih mandiri, percaya diri dan memiliki kemampuan sosial yang baik. Mereka juga memiliki kesehatan mental yang positif, dan tumbuh dengan hubungan persahabatan yang sehat dan hubungan romantis.

Kontra paling menonjol dari authoritative parenting adalah bahwa gaya pengasuhan ini tidak selalu datang secara alami kepada setiap orangtua. Beberapa orang akan merasa cukup sulit untuk melakukannya dari waktu ke waktu, terutama jika orangtua tersebut mengalami masa-masa sulit dalam hidup mereka sendiri.

2. Authoritarian parenting

4 Tipe Gaya Parenting yang Pengaruhi Perkembangan Anakilustrasi orangtua memarahi anak (pexels.com/Karolina Grabowska)

Authoritarian parenting atau pola asuh otoriter ditandai dengan aturan yang ketat, tuntutan yang tinggi, dan sedikit atau tanpa adanya kehangatan emosional di dalamnya.

Orangtua dengan pola asuh ini cenderung memiliki harapan yang tidak masuk akal dan sering kali mengkritik anak-anak. Mereka percaya pada kepatuhan mutlak dan menggunakan hukuman sebagai sarana mendisiplinkan anak.

Anak-anak yang dibesarkan dalam authoritarian parenting cenderung tunduk pada otoritas dan mematuhi aturan. Salah satu sisi positif dari pola asuh otoriter adalah dapat menghasilkan anak-anak yang berprestasi karena mereka selalu berpegang pada standar yang tinggi.

Namun, hal itu juga memiliki dampak negatif di mana anak-anak akan memiliki harga diri yang rendah, keterampilan sosial yang buruk, dan kemungkinan masalah kesehatan mental yang lebih tinggi.

dm-player

Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Reflective Parenting, Coba Terapkan Yuk!

3. Permissive parenting

4 Tipe Gaya Parenting yang Pengaruhi Perkembangan Anakilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Nicola Barts)

Permissive parenting adalah pola asuh yang berbanding terbalik dengan authoritarian parenting. Orangtua permisif memberikan lebih banyak kebebasan kepada anak-anak karena beranggapan, bahwa anak-anak belajar paling baik dengan sedikit campur tangan dari orangtua. Antara orangtua dan anak memiliki ikatan emosional yang hangat, tapi lebih terlihat seperti persahabatan daripada hubungan orangtua dengan anak.

Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini cenderung lebih impulsif dan kurang disiplin. Kurangnya tuntutan dari orangtua juga berakibat pada prestasi akademik yang buruk. Anak-anak juga bisa memberontak dan agresif ketika keinginan mereka dibatasi dan kurang menunjukkan ambisi ketika menghadapi sesuatu yang menantang.

4. Uninvolved parenting

4 Tipe Gaya Parenting yang Pengaruhi Perkembangan Anakilustrasi seorang anak laki-laki dengan ekspresi sedih (pexels.com/Ivan Samkov)

Uninvolved parenting adalah gaya pengasuhan di mana orangtua hanya sedikit atau sama sekali tidak ada keterlibatan emosional dengan anak. Orangtua cenderung disibukkan dengan kebutuhan diri sendiri, pekerjaan, atau masalah hidup lainnya.

Mereka mengabaikan kebutuhan dasar anak-anak, gagal menetapkan harapan atau batasan, dan memberikan sedikit atau tidak ada sama sekali dukungan. Anak-anak yang memiliki orangtua dengan pola asuh ini sering mengalami kesulitan dengan hubungan interpersonal sepanjang hidup.

Gaya pengasuhan tersebut memiliki banyak dampak negatif pada perkembangan sosial, emosional, dan akademik anak, yang mengarah pada konsekuensi jangka panjang. Sifat rendah diri yang ada pada anak-anak ini kemungkinan akan membuatnya mencari panutan yang tidak tepat dan terkadang menampilkan perilaku anti sosial dan memberontak.

Ada banyak situasi di mana satu gaya pengasuhan bekerja lebih baik daripada yang lain. Tentu saja, setiap keluarga berbeda, sehingga ada banyak cara berbeda pula dalam mengasuh anak.

Tidak semua orangtua hanya cocok dengan satu gaya pengasuhan. Beberapa mungkin merupakan kombinasi dari dua atau bahkan tiga pendekatan di atas. Selama anak aman dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk berkembang, tidak ada cara yang benar atau salah untuk menjadi orangtua.

Baca Juga: Konsep Mindful Parenting, Gaya Asuh Anak yang Wajib Kamu Tahu!

Sharma Khan Photo Verified Writer Sharma Khan

Cukup baca tulisanku tanpa harus tahu siapa aku

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya